Rabu, 15 Syawwal 1445 H / 26 Desember 2012 09:45 wib
9.140 views
Seruan Palsu Paus Benediktus XVI Tentang Perdamaian
Vatikan (voa-islam.com) Seperti biasa setiap perayaan Natal, tak ada ucapan lainnya, kecuali Paus Benediktus XVI, menyerukan perdamaian. Seperti lagu kaset yang diulang-ulang, tetapi tanpa makna.
Tetap saja Barat yang dibawah kendali para pemimpin Salibis itu terus melakukan agresi militer, dan mengirim senjata ke negeri-negeri Muslim, dan menciptakan konflik, yang tujuannya menghancurkan Dunia Islam. Tanpa henti.
Penjajahan secara militer itu, bukan hanya zamannya Presiden George Bush dan Obama, tetapi sudah sejak lahirnya pemerintahan Barat, kemudian melakukan penjajahan dan perbudakan di negeri-negeri Muslim, sambil merampas kekayaan dan harta yang dimiliki rakyat di negeri-negeri Muslim. Negeri-negeri Muslim mereka jadikan sebagai koloni (negeri jajahan), secara permanen.
Setiap perayaan Natal, Paus Benediktus XVI, yang bertahta di Vatikan itu, selalu menyerukan harapan perdamaian kepada para pengikutnya, menyerukan dihentikan perang di negeri-negeri yang menjdi pusat konflik di dunia. Seperti sekarang di Suriah. Paus Benediktus menyerukan dilangsungkan dialog, mulai dari Suriah sampai Nigeria Utara.
Tetapi, seruan Paus itu terasa kosong, tak ada gaungnya, yang dapat mengakhiri konflik sekarang ini. Karena, gereja selalu berpura-pura menginginkan dihentikan perang, kasih-sayang, perdamaian, tetapi para penguasa Barat, yang notabene pengikut Kristus itu, secara sadar terus menciptakan perang dan konflik serta kekerasan.
"Semoga damai bersemi bagi rakyat Suriah yang sangat terluka, dan diakhirinya konflik yang sudah mengakibatkan banyak korban orang yang tidak bersalah", ucap Paus Benediktus. "Sekali lagi, saya menghimbau untuk mengakhiri pertumpahan darah", tambahnya.
Selanjutnya, Paus Benediktus menyerukan, "Semoga damai lahir di tanah kelahiran Yesus, menyerukan diakhiri konflik antara Israel dan Palestina yang sudah berlangsung bertahun-tahun", ungkapnya.
Bagaimana akan muncul perdamaian seperti seruannya Paus Benediktus, jika para pemimpin negeri-negeri Salibis di Barat, yang tidak pernah menginginkan perdamaian, dan terus memproduksi senjata, dan senjata itu dijadikan komoditas, yang menghantarkan umat manusia, kemudian saling membunuh.
Barat terus melakukan invasi militer ke negeri-negeri Muslim, dan menciptakan konlfik dan perang di negeri-negeri Muslim. Semua seruan Paus Benediktus itu, seperti tidak memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata. Di mana para penguasa Salibis di Barat, terus melebarkan pengaruhnya ke negeri-negeri Muslim, dan menggunakan kekuatan militer.
Realitas politik yang ada tidak menunjukkan kearah perdamaian. Kalangan Barat, yang merupakan imperium Salibis itu, tak pernah memberikan ruang bagi bangkitnya negeri-negeri Muslim, dan akan terus berusaha dengan berbagai cara melemahkan dengan menciptakan konflik dan adu-domba, seperti yang terlihat secara kasat mata sekarang ini.
Di Mesir, kalangan sekuler dan liberal, yang unsur utamanya adalah Koptik, terus-menerus menciptakan kekcauan politik, dan ingin menghancurkan pemerintahan yang sah yang didukung oleh rakyat, termasuk konstitusi yang baru, yang mendapatkan legitimasi dari rakyat, tetapi kalangan Koptik tidak mau menerima dan menolak hasil pilihan rakyat Mesir. Dengan segala kekuatan yang mereka miliki sekarang ini merongrong pemerintahan Presiden Mursi.
Rezim Washington di bawah Barack Obama yang baru saja memenangkan pemilihan presiden beberapa waktu yang lalu, menunjuk seorang tokoh, Senator John Kerry, tokoh yang sangat dekat dengan Zionis-Israel.
Karena itu, ketika Gedung Putih mengumumkan John Kerry yang akan menggantikan Hallary Clinton, maka Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, sangat antusias dan menyambut dengan gembira penunjukkan John Kerry sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat.
Penunjukkan John Kerry akan menyebabkan semakin jauhnya perdamaian di Timur Tengah, khususnya di Palestina, yang notabene memerlukan sikap dan pandangan yang objektif, bukan seorang tokoh yang akan menjadi pembela dan pendukung Zionis-Israel, seperti John Kerry.
Paus Benediktus, tak lupa mengutuk terjadinya kekerasan yang ada di Mali dan Negeria, yang mengakibatkan jatuhnya korban warga Kristen. Tetapi, Paus Benediktus, seperti lupa, berapa lama rakyat Mali dan Negeria dijajah dan diperbudak oleh rezim-rezim Salibis-Barat, yang sudah mengakibatkan kemelaratan dan penderitaan yang sangat panjang bagi kedua negeri itu?
Paus Benediktus di dalam pesan Natal itu, mengkawatirkan tentang situasi di Mesir saat ini, di mana kalangan Islamis, berhasil mengubah sistem yang korup dan tidak memberikan keadilan bagi rakyatnya selama berpuluh tahun.
Hanya karena kemenangan kalangan Islamis itu, Paus Benediktus mengatakan akan hilangnya keadilan dan kebebesan bagi orang-orang Koptik, ujarnya. Tetapi, tidak mengakui perubahan sekarang ini telah mengubah seluruh kehidupan rakyat Mesir yang sudah dijajah oleh agen-agen Barat, yang sangat menindas. Wallahu'alam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!