Jawara Mantan Napi Ingin Taubat dan Hijrah, Ayo Bantu Modal Usaha.!!

 

Bertahun-tahun hidup di tembok derita penjara, Achmad Syahid Mujahidin (35) ingin taubat dan hijrah. Namun setelah bebas ia kesulitan pekerjaan karena tak punya modal usaha. Saat ekonominya benar-benar terjepit, datang berbagai tawaran haram dari sesama mantan napi, mulai bisnis riba (rentenir) hingga narkoba. Semuanya ditolak karena ia sudah bertekad hijrah dari dunia  kriminalitas.
Ia butuh dana 7,5 juta rupiah untuk modal usaha jual nasi goreng keliling. Ayo bantu.!!

 

JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Sudah empat bulan Bang Syahid menghirup udara bebas, keluar dari penjara dengan program asimilasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Ia bebas dari Lapas kelas IIA Salemba Jakarta Pusat pada Selasa (7/4/2020) setelah menjalani hukuman dalam kasus pencurian dengan pemberatan (pidana pasal 363 KUHP).

Selama dua tahun hidup pahit getir di kerangkeng besi, jawara dari Tanah Merah Rawa Badak ini banyak melakukan ibadah dan perenungan yang mendalam. Masya Allah, di dalam tembok derita ia menebus dosa dan menjemput hidayah Ilahi. Ia bertaubat dan hijrah menjadi muslim kaffah bersama keluarga dan warga sekitar.

“Waktu di dalam penjara saya sangat sedih dengar musibah di keluarga saya. Anak saya kecelakaan motor, ibu saya kecelakaan patah kaki, lalu rumah saya terendam banjir bandang. Tiga kejadian itu kerasa banget sedihnya, karena saya dikerangkeng tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkapnya haru.

Bebas dari penjara dengan pribadi yang lahir baru sebagai sosok shalih, tentu membawa angin kebahagiaan bagi sang istri, Dewi Indah Sa’ad (41) dan anak-anaknya. Akhirnya impian berkumpul bersama sang imam keluarga dalam rumah tangga yang sakinah pun dikabulkan Allah SWT.

Namun di luar penjara pun jadi persoalan baru bagi Bang Syahid. Hingga kini ia kesulitan pekerjaan untuk menafkahi keluarga. Ia ingin berdagang nasi goreng tapi terbentur modal usaha dan gerobak. Karena gerobak miliknya sudah usang dan rusak. Kayunya rapuh dan rodanya berkarat susah didorong.

Saat ekonominya benar-benar terjepit, datang berbagai tawaran bisnis haram dari sesama mantan napi, mulai riba (rentenir) hingga narkoba.

...Tujuh turunan saya kapok. Hidup di bui menyiksa diri, badan hidup terasa mati. Hidup di bui bagaikan burung: badan terkurung pikiran bingung...

Alhamdulillah semua tawaran haram itu ditolak mentah-mentah. Apapun yang terjadi, Bang Syahid tak mau terjerumus lagi ke lembah kriminalitas. Tujuh turunan ia kapok hidup di penjara. Masih terngiang rasanya hidup di bui menyiksa diri, badan hidup terasa mati. Hidup di bui bagaikan burung, badan terkurung pikiran bingung.

Tekadnya sudah bulat untuk merajut masa depan yang berkah dan halal, hijrah totalitas dari dunia hitam kriminalitas. “Saya berharap bisa kerja lagi tanpa beresiko tinggi seperti kasus masa lalu. Saya ingin jual nasi goreng karena sudah ada lokasi yang pas,” ujarnya kepada Relawan IDC, Jum’at (31/7/2020).

Untuk sekedar mengisi waktu luang dan ikhtiar menjemput rezeki, bersama sang istri ia menjual lontong sambal dan aneka gorengan di emper rumah petaknya, di kawasan Rawa Badak Koja Jakarta Utara. Tapi karena kondisinya kurang ramai, penjualannya pun tak seberapa, jauh dari kecukupan untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anaknya di pesantren.

“Harapan saya kepada IDC, semoga setelah saya keluar ini mendapat bantuan modal usaha, untuk menopang ekonomi keluarga saya. Semoga lebih baik lagi dari sebelum sebelumnya,” ujarnya penuh harap.

...Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...

INFAQ PRODUKTIF PEDULI NAPI HIJRAH

Bang Syahid butuh gerobak dan modal usaha untuk menjual nasi goreng agar bisa hidup mulia dan mandiri dengan rezeki yang halal, sesuai sabda Rasulullah SAW

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

“Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya sendiri” (HR Bukhari 1966).

Mari bantu Bang Syahid melalui program Infaq Produktif agar hijrahnya sempurna, tertutup peluang kriminalitas, dan masa depan keluarganya istiqamah dalam perjuangan Islam. Infaq Produktif adalah program pemberdayaan umat agar berkemandirian dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan dakwah.

Dengan membantu meringankan kesulitan saudara sesama mukmin, Allah menjamin akan mendatangkan keberkahan, pertolongan dan kemudahan di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya...” (HR Muslim).

Bunga-bunga kasih kepedulian kaum Muslimin sangat dibutuhkan untuk membantu hijrah Bang Napi Mujahid menjadi Muslim kaffah yang mandiri. Donasi bisa disampaikan melalui program INFAQ PRODUKTIF IDC ke nomor rekening:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  6. Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  7. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  8. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  9. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  10. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).

CATATAN:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

aseer