Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.176 views

Hari Pendidikan Nasional Bukan Sekedar Seremoni

Oleh: Tatang Hidayat*

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting untuk menunjang peradaban suatu bangsa. Pasalnya, dengan pendidikan yang baik, akan membuat bangsa tersebut memiliki peradaban yang gemilang.

Tetapi dalam realitanya, pendidikan yang ada di negeri ini sungguh sangat ironi. Permasalahan demi permasalahan terus kita alami. Salah satunya, bangsa ini, mengalami krisis sosial, budaya, dan moral.

Tentunya, kita tidak bisa menutup mata akan problematika yang terjadi dalam pendidikan saat ini. Kolonialisasi pendidikan, liberalisasi pendidikan, desakan arus informasi dan komunikasi, rendahnya angka partisipasi pendidikan, pengangguran intelektual, rendahnya anggaran pendidikan, integritas kepribadian yang dialami para pejabat negeri ini merupakan salah satu bagian problematika yang ada dalam dunia pendidikan. 

Problematika tersebut berimbas terhadap output pendidikan yang dalam hal ini diwakili oleh kalangan pelajar dan mahasiswa dengan meningkatnya konsumsi minuman keras, narkoba, pornografi, pergaulan bebas, penyakit HIV-AIDS, aborsi, dan tawuran pelajar merupakan problematika generasi muda bangsa ini yang tidak bisa dinafikan. 

Adanya problematika dalam dunia pendidikan, tentunya disebabkan beberapa hal. Di antaranya menurut Syahidin selaku Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia dalam karyanya menegaskan, bahwa sistem pendidikan modern saat ini semakin tampak arahnya menggiring masyarakat pada dehumanisasi. Misalnya, eksploitasi kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah, berpikir materialistis, individualistis, dan berperilaku mekanistik seolah-olah menjadi budak teknologi bahkan mempertuhan iptek. 

Bahkan, jika kita melihat pelaksanaan pendidikan di Indonesia ternyata sudah mengalami pergeseran paradigma dari yang seharusnya. Jika merujuk tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 20 tahun 2003 yakni: Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 

Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut, seharusnya setiap penyelenggaraan pendidikan tidak melupakan untuk menanamkan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia sebagai tujuan yang ingin diwujudkan. Di sisi lain, Toto Suryana selaku Dosen Senior Universitas Pendidikan Indonesia selama diskusi dengan penulis menegaskan, seharusnya penanaman nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia juga dilakukan oleh guru mata pelajaran yang lain, bukan hanya PAI. Sehingga, semua mata pelajaran seharusnya selaras dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan yakni ikut menanamkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.  

Namun dalam praktiknya, penanaman keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia di beberapa sekolah cenderung hanya dipahami kewajiban guru PAI. Padahal, seharusnya itu, dipahami sebagai kewajiban semua guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Bagaimana mungkin mata pelajaran PAI mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara sendiri sedangkan jam pelajarannya pun sangat terbatas. 

Hal yang sederhana saja dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan nasional. Mengapa mata pelajaran PAI tidak ada dalam Ujian Nasional (UN)? Lantas mata pelajaran apa yang dijadikan instrumen untuk mengukur keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia? Dalam pandangan Abas Asyafah selaku Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia saat perkuliahan dengan penulis menyampaikan bahwa ini merupakan suatu masalah, ketika mata pelajaran PAI sebagai instrumen untuk mengukur keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia tidak ada dalam UN. 

Problematika yang ada dalam dunia pendidikan nyatanya hanya salah satu porblematika yang ada di negeri ini, dan itu tidak terlepas dari krisis multidimensional baik di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik, dan hukum. Sistem kehidupan sekuler yang diterapkan di negeri ini berimbas terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yeng menyebabkan dikotomi ilmu pengetahuan.

Pendidikan dalam sistem pendidikan materialisme yang sekuler tentunya berbanding terbalik dengan konsep pendidikan Islam. Islam memandang bahwa penyelenggaraan pendidikan adalah kewajiban negara dan negara wajib memfasilitasi pendidikan secara gratis untuk rakyatnya. Tujuan dari pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian Islam yang terwujud dari pola fikir dan pola sikap yang Islami yang ditanamkan sejak dari kecil.

Proses pembentukan karakter menjadi perhatian khusus dalam sistem pendidikan Islam, dan itu berbanding terbalik dalam pendidikan sekuler saat ini yang lebih mengedepankan aspek intelektual tetapi kurang memperhatikan proses pembentukan karakter, sehingga banyak orang-orang yang cerdas tetapi tidak memiliki karakter yang mulia.

Maka, pentingnya bagi kita untuk merenungi kembali setiap tahun diperingatinya Hari Pendidikan Nasional (HPN), apakah pendidikan kita saat ini sudah maju atau bahkan masih tertinggal. Jangan sampai HPN hanya dijadikan sebagai acara seremoni saja setiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu bagi kita semua untuk merembuk dan memikirkan sebuah sistem pendidikan yang akan menyelamatkan dunia pendidikan di Indonesia yang saat ini yang cenderung kehilangan arah. 

Maka, di sinilah urgensi sistem pendidikan Islam yang akan mewujudkan manusia-manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi berikut keahlian yang memadai. Dengan menggunakan sistem pendidikan Islam, tentunya akan menyelamatkan pendidikan di Indonesia yang sedang dilanda problematika.

Untuk mewujudkan pendidikan Islam tentunya bukanlah hal yang mudah, karena banyak kendala yang akan dihadapi. Model pendidikan atau sekolah unggulan seperti itu jelas hanya dapat diterapkan oleh negara. Karena negaralah yang memiliki seluruh otoritas yang diperlukan bagi penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

Termasuk, penyediaan dana yang mencukupi, sarana, prasarana yang memadai dan sumberdaya manusia yang bermutu. Dalam  membangun model pendidikan sebagaimana yang dikehendaki Islam saat ini, tentu saja akan menghadapi kendala utama, yakni belum diterapkannya Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Oleh sebab itu, pentingnya bagi kita semua untuk terus mengedukasi masyarakat untuk segera menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk di bidang pendidikan diatur dengan Islam. Hanya dengan cara itu saja, pendidikan Islam dan generasi muda yang akan memimpin dunia akan terwujud. Wallahu A’alam bi ash-Shawab. [syahid/voa-islam.com]

*) Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X