Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.578 views

RCEP, Akankah Menjadi Sebuah Ironi?

 

Investasi asing bukan berarti tanpa risiko. Saat negara lain berinvestasi, itu berarti ada laba yang dikejar selain baliknya modal investasi."

 

Oleh:

Ratna Mufidah, SE

 

AKHIRNYA, Indonesia beserta 9 Negara ASEAN serta 5 negara rekanan seperti China, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru resmi menandatangani kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RECP). Kelompok ini bertujuan untuk menurunkan tarif secara progresif di banyak area sekaligus juga membahas investasi. 

Vietnam menyebut RCEP akan menyumbang 30% dari perputaran ekonomi global, 30% dari populasi global dan mencapai 2,2 miliar konsumen.

"RCEP akan membantu mengurangi atau menghapus tarif pada produk industri dan pertanian dan menetapkan aturan untuk transmisi data,” kata Luong Hoang Thai, kepala Departemen Kebijakan Perdagangan Multilateral di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam (www.Internasional.kontan.co.id, 15/11/2020) .

Indonesia, negara yang menginisiasi perjanjian tersebut sekaligus memimpin terealisasinya sejak menjadi ketua ASEAN tahun 2011. RCEP menandai komitmen negara-negara yang tergabung terhadap prinsip perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan menguntungkan semua pihak. Lebih penting lagi, hal ini memberikan harapan dan optimisme baru bagi pemulihan ekonomi pascapandemi di kawasan (www.cnbcindonesia.com, 15/11/2020).

Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Mendag RI) Agus Suparmanto menandatangani RCEP, Agus berharap, RCEP dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi dunia dari resesi global terparah sejak perang dunia kedua ini.

Sejak pandemi melanda, perekonomian dunia lesu. Pada level kondisi mikro, banyak masyarakat susah mencari pekerjaan. Dunia usaha pun mengalami penurunan pendapatan. Disinilah pemerintah dan negara-negara lain merasa  perlu menggerakkan kembali roda perekonomian demi menghidupkan kembali perekonomian negaranya.

Akan tetapi, sudahkah terukur bagi pemerintah Indonesia untuk menghadapi segala konsekuensi dari kesepakatan RCEP ini sehingga mampu memacu kembali perekonomian kita? Disisi lain, India justru keluar dari RCEP demi melindungi produk domestiknya. Disisi lain pula, Indonesia menempati posisi ke 50 dari urutan persaingan produk dunia, dimana Singapura menempati urutan teratas.

Belum lagi, selama ini alih-alih pemerintah mendorong kemajuan produk dan produksi dalam negeri, pemerintah justru getol menggalakkan impor bahkan untuk berbagai komoditi yang mampu dihasilkan dalam negeri. Bisa saja kondisi seperti ini justru  Ibarat belum bertarung dengan musuh, sudah bonyok di kandang sendiri. Posisi saat ini, Negeri kita lebih banyak impor daripada ekspor. Kelima belas negara anggota RCEP tersebut telah menjadi pasar tujuan ekspor (57%) dan sumber impor (67 persen) utama bagi Indonesia pada tahun 2019.

Pergerakan ekonomi tetap dipacu dalam kondisi wabah masih mencapai kasus tertinggi dalam sebulan terakhir. Indonesia yang konon sudah diboikot akses keluar-masuk oleh 59 negara karena penanganan wabah yang amburadul,  mengharuskan adanya daya tarik demi mengundang investor masuk. Pengesahan Omnibus Law disusul kesepakatan RCEP tampaknya menjadi langkah yang klop dalam hal ini. Negara anggota RCEP merupakan sumber utama aliran investasi asing (FDI) ke Indonesia. Pada tahun 2019, 66% FDI yang masuk ke Indonesia berasal dari negara anggota RCEP dimana Singapura, Cina, Jepang, Malaysia dan Korea Selatan merupakan Investor utama di Indonesia.

Investasi asing juga bukan berarti tanpa risiko. Saat negara lain berinvestasi, itu berarti ada laba yang dikejar selain baliknya modal investasi. Akan berbahaya bila investasi dalam infrastruktur dan bidang-bidang pelayanan publik yang seharusnya bisa dinikmati rakyat tanpa harus membayar apalagi memberatkan mereka.

Dari pandangan diatas, kondisi yang lebih berat akan dihadapi oleh rakyat dengan makin membanjirnya produk impor dari negara-negara ASEAN yang secara kualitas di atas produk lokal. Pendapatan dari produksi dalam negeri mungkin akan meningkat, karena dengan "kemudahan" akibat Omnibus Law akan banyak dijumpai investor asing yang mendirikan badan-badan usaha  di Indonesia siap bersaing dengan badan usaha lokal.

Disinilah perlunya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan sejarusnya tidak hanya menggenjot produksi atau investasi demi menggerakkan roda-roda perekonomian tanpa melihat dampak bagi masyarakat sendiri. Seharusnya perlu dipikirkan juga nasib rakyat kedepannya bila produk dalam negeri kalah bersaing, sementara investasi bagi asing dipermudah, sementara untuk menikmati fasilitas-fasilitas vital harus membayar, bukan tidak mungkin rakyat akan menjadi "budak" di negeri sendiri.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News
Berikan Pelatihan Pengurusan Jenazah, Ibu-ibu: 'Ternyata, Selama Ini Kita Salah'

Berikan Pelatihan Pengurusan Jenazah, Ibu-ibu: 'Ternyata, Selama Ini Kita Salah'

Jum'at, 29 Mar 2024 13:12

Pejuang Palestina Terlibat Pertempuran Jarak Dekat Dengan Pasukan Israel Di Sekitar RS Al-Shifa Gaza

Pejuang Palestina Terlibat Pertempuran Jarak Dekat Dengan Pasukan Israel Di Sekitar RS Al-Shifa Gaza

Kamis, 28 Mar 2024 22:02

Malaysia Dakwa Pemilik Toserba Dan Pemasok Kaus Kaki Bertuliskan ‘Allah’

Malaysia Dakwa Pemilik Toserba Dan Pemasok Kaus Kaki Bertuliskan ‘Allah’

Kamis, 28 Mar 2024 21:17

Euro-Med: Militer Zionis Israel 'Eksekusi' 13 Anak Di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Euro-Med: Militer Zionis Israel 'Eksekusi' 13 Anak Di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Kamis, 28 Mar 2024 20:28

Meta Diperintahkan Hapus Larangan Kata 'Syahid' Di Postingan Medsos

Meta Diperintahkan Hapus Larangan Kata 'Syahid' Di Postingan Medsos

Kamis, 28 Mar 2024 15:37

IHATEC dan GHCC Korea Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Ekosistem Produk Halal

IHATEC dan GHCC Korea Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Ekosistem Produk Halal

Kamis, 28 Mar 2024 08:36

Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi

Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi

Rabu, 27 Mar 2024 21:01

Ini Pesan KH Bachtiar Nasir kepada Calon Hakim Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI

Ini Pesan KH Bachtiar Nasir kepada Calon Hakim Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI

Rabu, 27 Mar 2024 18:00

12 Warga Gaza Tewas Tenggelam Saat Ambil Bantuan Kemanusiaan Di Pantai

12 Warga Gaza Tewas Tenggelam Saat Ambil Bantuan Kemanusiaan Di Pantai

Rabu, 27 Mar 2024 17:15

6.000 Kali Khatam Al-Qur'an, Begini Metode Yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

6.000 Kali Khatam Al-Qur'an, Begini Metode Yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

Rabu, 27 Mar 2024 16:29

Palestina Aman, Publik Dibohongi?

Palestina Aman, Publik Dibohongi?

Rabu, 27 Mar 2024 07:22

Puasa Jangan Lemas!

Puasa Jangan Lemas!

Rabu, 27 Mar 2024 07:09

Polemik Film ‘Kiblat’, MUI: Sutradara Film Horor Perlu Menempatkan Simbol Islam Secara Adil

Polemik Film ‘Kiblat’, MUI: Sutradara Film Horor Perlu Menempatkan Simbol Islam Secara Adil

Selasa, 26 Mar 2024 22:15

Tgk Yusran Hadi Ajak Umat Islam Untuk Bantu Saudara-Saudara Seiman Di Gaza Palestina

Tgk Yusran Hadi Ajak Umat Islam Untuk Bantu Saudara-Saudara Seiman Di Gaza Palestina

Selasa, 26 Mar 2024 21:20

Militer Zionis Israel Gunakan Amunisi Era 1950-an Di Tengah Kekurangan Pasokan Dalam Perang Di Gaza

Militer Zionis Israel Gunakan Amunisi Era 1950-an Di Tengah Kekurangan Pasokan Dalam Perang Di Gaza

Selasa, 26 Mar 2024 17:12


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X