Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
8.115 views

Menikah Menjadi Cita-cita, Gadis 14 Tahun Ini Fokus Mewujudkannya di Usia 17

Salah satu teman menceritakan tentang putrinya yang sedang pulang untuk liburan dari mondok. Si putri bercerita bahwa ada temannya yang usia 14 tahun gemar membaca buku-buku parenting. Selain itu, dia juga rajin ikut seminar-seminar pra nikah sebagai bekal persiapan pernikahan kelak. Ternyata si teman ini memunyai cita-cita ingin menikah di usia 17 tahun. Nanti di usia 28 tahun, ia berharap sudah memunyai 8 anak di saat energi masih prima.

Masya Allah. Di usia sebelia itu, seorang remaja telah memunyai visi dan misi untuk hidup dia ke depannya. Satu cita-cita yang bisa dibilang tidak lazim di saat teman-teman sebayanya ingin menjadi dokter, guru, insinyur atau bahkan wanita karier. Tak ada yang salah dengan itu semua. Perempuan dalam Islam memunyai kebebasan untuk memilih cita-cita apapun selama itu tidak melanggar hukum syara.

Satu hal yang saya garisbawahi dan menjadi kekaguman adalah fokusnya dia pada cita-citanya. Dia sudah mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan sedari dini, 3 tahun sebelum waktu yang diinginkannya tiba. Betapa banyak dari kita, jangankan yang masih remaja-yang sudah dewasa pun- seringkali masih bingung dalam menetapkan skala prioritas dan langkah untuk meraih cita. Inginnya apa, yang dilakukan juga apa.

Misal, minat pada bahasa. Cita-cita pun seputar editor, ahli bahasa atau penerjemah. Tapi saat penjurusan malah memilih IPA dengan alasan karena bisa fleksibel ke banyak jurusan. Ini salah satu contoh ketidakfokusan yang jamak dilakukan sebagian dari kita. Iya kita, termasuk saya sendiri juga meskipun saya dulu memilih IPS saat SMA.

...tetapkan posisimu mau menjadi sosok yang penuh perencanaan ataukah spontanitas saja. Tentu dengan segala konsekuensi yang menyertai dan tak ada ganti rugi karena waktu toh juga tak akan pernah kembali...

Cita-cita jadi penulis tapi malah ‘kesasar’ atau menyasarkan diri kerja kantoran selama 5 tahun. Iya sih, selama periode ngantor itu, saya bergabung dengan beberapa grup kepenulisan via internet dan akhirnya bisa memunyai karya perdana dan karya-karya selanjutnya.

“Tapi itu gak maksimal. Coba kamu sedari awal fokus pada cita-citamu, saat ini prestasi menulismu bisa lebih cetar daripada sekarang,” salah satu senior di kampus berkomentar.

Sudah qadarullah prestasi menulis saya segini-segini saja hehe. Inti tulisan ini adalah mencoba menunjukkan ini loh beda yang fokus dan yang tidak fokus, contohnya adalah saya sendiri. Terlalu sering saya ingin melakukan apa, tapi ternyata menit kemudian yang dilakukan berbeda dengan apa yang direncanakan tadi. Jadi cukup kagum saat teman bercerita bahwa salah satu teman putrinya ada yang sudah matang merencanakan hal-hal penting dalam kehidupannya bahkan sejak usia semuda itu.

Ya...menikah memang bisa menjadi salah satu cita-cita meskipun saya pribadi memunyai pandangan yang berbeda. Tentang ini insya Allah kita bahas pada kesempatan lain. Tapi terhadap mereka yang menjadikan salah satu fase kehidupan ini (saya menyebutnya demikian) sebagai cita-cita, itu juga sah-sah saja. Kekonsistenan dan fokusnya itu yang lebih saya soroti untuk dijadikan contoh dan teladan. Karena pada kedua hal ini bisa dibilang saya masih sangat jauh untuk bisa disiplin.

Semoga saja tulisan sederhana ini bisa diambil segi positifnya untuk meniru jejak mereka yang fokus, konsisten dan disiplin dalam meraih cita-cita. Jangan tiru jejak mereka yang moody kusnaedy (halah, ini menunjuk hidung saya sendiri), karena itu imbasnya banyak hal penting dalam hidupmu terlewat begitu saja. Tapi ada segi positifnya sih, hidup jadi lebih semarak karena berisi hal-hal spontanitas (tetap tak mau kalah hehehe).

Jadi, tetapkan posisimu mau menjadi sosok yang penuh perencanaan ataukah spontanitas saja. Tentu dengan segala konsekuensi yang menyertai dan tak ada ganti rugi karena waktu toh juga tak akan pernah kembali. Apapun itu, pastikan bahwa segala pilihan tetaplah dalam koridor syar’i sebagai bukti identitas diri sebagai muslimah sejati. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X