Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.489 views

Ngawurisasi Survei dan Koruf yang Tak Dikehendaki

Oleh: Edy Mulyadi

Jika saya yang sudah tua dan punya wajah biasa-biasa saja, di media sosial menulis, “Saya masih muda dan ganteng” artinya saya telah bohong. Berdosa. Untuk memperkuat kalimat tadi di akun facebook saya memasang foto cowok muda, atletis, dan ganteng (kaya raya pula) yang saya akui sebagai saya, maka perbuatan ini disebut menipu. Dosa juga.

Berbohong itu dosa. Menipu juga dosa. Tapi, kalau melihat effort yang dilakukan untuk kedua perilaku tersebut, rasanya dosa menipu lebih besar ketimbang berbohong.

Tapi, ada dosa lain yang lebih besar. Statistik. Berbohong dengan menggunakan atau mengutak-atik angka-angka statistik adalah dosa besar. Bayangkan, bagaimana keblingernya sebuah kebijakan impor beras, misalnya, jika didasarkan pada angka-angka statistik yang dimanipulasi. Dampaknya, petani yang jumlahnya jutaan bahkan mungkin belasan atau puluhan juta akan dirugikan.

Tahukah anda, ada dosa lain yang tidak kalah gawatnya. Hari-hari ini tengah banjir rilis beragam survei seputar Pilpres. Ada belasan lembaga yang mencari uang dengan cara ini. Dan, mohon maaf, sebagian besar tidak kredibel. Penyebabnya, mereka penyelenggara survei pesanan Paslon dan atau bala-kurawanya yang berkontestasi pada ajang Pilpres.

Bagaimana mereka bisa disebut kredibel, kalau rilis hasil surveinya melenceng jauh? Padahal, mestinya, survei adalah proses intelektual didasarkan pada teori ilmiah statistik. Hasilnya terukur dan bisa dipertanggungjawabkan. Tentu saja, sebagai manusia yang tak luput dari salah dan keliru, mereka cantumkan margin of error, biasanya berkisar 2-3%.

Sayangnya, ya itu tadi, angka-angka statistik mereka kutak-katik seenak udelnya sendiri. Mau lihat contohnya? Di Pilkada Jateng perolehan suara Sudirman Said-Ida adalah 41,22%. Tapi di tangan para intelektual yang melacurkan diri demi sesuap nasi, segenggam berlian, beberapa unit ruko dan apartemen, dan seterusnya dan lainnya itu, angka-angkanya dipasang sebagai berikut:

LSI Denny JA = 13% (error 217%), Charta Politica = 13,6 (error 203%), dan Litbang Kompas = 15% (error 174%). Berikutnya, lembaga survei Indikator = 21% (error 76%) serta Indo Barometer dan SMRC masing-masing  21 (error 75 %) dan 22,6% (error 82%).

Dengan error yang ratusan persen, masih layakkah disebut margin of error? Jelas itu adalah kengawuran yang luar biasa. Kalau sudah begini, tujuan (mulia) survei yang sejatinya untuk memetakan kondisi (mendekati) sebenarnya di lapangan jadi terbang entah ke mana.

 

Ngawur luar biasa 

Ngawurisasi lembaga survei sebelumnya juga terjadi pada Pilkada DKI 2017. Dua hari sebelum kampanye berakhir, rilis hasil survei SMRC menyebutkan elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 46,9%. Untuk pasangan Anies Baswedan-Sandiaga, Saiful cs memberi angka 47,9%. Hanya selisih 1% dengan margin of error 4,7%.

Lewat angka-angka ini SMRC ingin mengatakan kemungkinan besar Ahok-Djarot bakal memenangi Pilkada. Apalagi, kita tahu waktu itu  tren keduanya terus menanjak. Sebaliknya Anies-Sandi justru cenderung turun. Biasanya, menjelang hari H pencoblosan, pasangan yang tren elektabilitasnya melorot bakal kian terjun, begitu pun sebaliknya.

Charta Politica yang dikomandani Yunarto Wijaya malah lebih seru lagi. Saat hari terakhir kampanye Charta menyebut Ahok-Djarot akan unggul dengan angka 49%. Sedangkan Anies-Sandi 47,1%. Suara Anies-Sandi stagnan. Ahok-Djarot merangkak naik.

Akrobatik angka-angka survei tadi ternyata ngawur luar biasa. Hasilnya jungkir-balik. Anies-Sandi menang mutlak dengan 57,96%. Sedangkan juragan yang mereka gadang-gadang nyungsep di  42,04%. Selisih suaranya tidak tanggung-tanggung, 15,92%. Bahkan jika semua suara tidak menjawab 7,9%, dan margin of error yang 3,5% dihadiahkan ke Ahok-Djarot pun, hasilnya tetap jauh dari angka yang rilis.

Pada titik ini, fungsi lembaga survei dan hasil survei mereka sudah berubah. Sedikitnya bisa disebut ada empat tujuan rilis survei yang  mereka lakukan. Pertama, menggiring opini publik bahwa pihak yang membayari mereka memang dikehendaki rakyat. Kedua, menyenangkan dan memberi keyakinan kepada si pembayar. Dengan demikian, fulus tetap dan terus mengalir ke pundi-pundi mereka dengan mulus. Ketiga, menjatuhkan mental kubu lawan. Keempat, menjustifikasi kecurangan yang (pasti?) bakal terjadi.

Kalau benar (dan memang begitu?) para lembaga itu merisilis hasil survei mereka dengan  empat motivasi tersebut, tidak bisa tidak, sejatinya mereka adalah para pelacur. Bedanya, jika pelacur perempuan konsumennya adalah para lelaki hidung belang. Korbannya, keluarga (anak, istri) si lelaki nakal. Tapi yang jadi korban para pelacur intelektual ini adalah rakyat Indonesia yang berjumlah 260an juta jiwa. Jahat sekali! Dan, itu artinya, mereka adalah para penjahat!

Hari ini, Rabu (20/03), harian Kompas merilis hasil surveinya. Koran ini menyebut elektabilitas pasangan Joko-Ma’ruf (Koruf) sebesar 49,2%, Prabowo-Sandi 37,4 dan 13,4% menyatakan masih rahasia. Dibandingkan enam bulan silam (Oktober 2018), posisi Koruf masih di angka 52,6%, Prabowo-Sandi  32,7%, dan rahasia 14,7%.

Pertanyaannya, apakah hasil survei Kompas masuk dalam jajaran para pelacur jahat tadi? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan ini. Maklum, harian ini kadung dianggap punya reputasi dan kredibilitas. Maksud saya, sebelum Kompas menjadi bagian dari gerombolan media yang tidak menurunkan berita peristiwa superbesar, Reuni Mujahid 212 Desember silam. Pasca peristiwa Reuni Mujahid 212, saya menganggap reputasi dan kredibilitas harian yang sering diplesetkan sebagai Komando Pastur ini sudah masuk ke comberan.

Tapi, yang pasti, Kompas pun jadi bagian dari ngawurisasi pada Pilkada di Jateng. Ditambah gosip yang beredar, rilis resmi survei Kompas itu bukanlah hasil yang sesungguhnya. Konon, angka-angka yang keluar sudah hasil kutak-katik yang penuh kompromistis. Wallahu a’lam.

Terlepas dari yang angka sebenarnya, hasil survei Kompas mengkonfirmasi adanya kegawatan di kubu Koruf. Kalau petahana dapat di bawah 50%, ini artinya ada lebih dari setengah pemilih sudah tidak menghendaki si penguasa. Rakyat tahu, paham, dan merasakan secara langsung sebagai korban kegagalan Widodo sebagai presiden. Artinya, lebih dari setengah rakyat Indonesia tidak menghendaki Widodo yang oleh pendukungnya di Jatim diigelari dengan Cak Jancuk jadi Presiden lagi.

Untuk bisa disebut aman elektabilitas calon petahana harus mengantongi sekurangnya 60%. Tapi, survei Kompas menyebut di bawah 50%. Sudah barang tentu ini membuat kubu penguasa dilanda panik luar biasa. Bayangkan, Jancuk bisa dikatakan sudah berkampanye sejak hari pertama diangkat sebagai Presiden. Dia menguasai dan memilliki akses segala sumber daya; baik personel, sumber daya keuangan, juga kekuasaan. Dengan privilege superdahsyat seperti itu, kok ya elektabilitas tetap saja di bawah 50%?

Sampai di sini, semestinya Koruf menyadari, bahwa rakyat memang ingin Presiden baru. Rakyat sudah lelah dengan segala kebohongan dan pencitraan yang hampir selama empat tahun full terus dipompakan ke seantero negeri publik. Satu kalimat pendek, Cak Jancuk gagal!

Di sisi lain, fakta selalu berlimpah-ruah dan betapa sangat antusiasnya rakyat pada setiap kedatangan Prabowo dan atau Sandi, jelas mengkonfirmasi rakyat emoh terhadap Widodo. Sebaliknya, selalu sepi bahkan sering bubarnya warga yang hadir di acara-acara Koruf, makin menguatkan kian dekatnya bayang-bayang kekalahan mereka.

Buat para balakurawa penguasa, terutama para aparat dan birokrat, berhentilah berpihak. Laksanakan tugas kalian sebagaimana seharusnya. Lagi pula, kapal Koruf yang kalian bela mati-matian dengan melabrak seabrek ketentuan dan perundangan, sebentar lagi bakal tenggelam. Artinya, sebagai aparat dan birokrat, kalian bakal punya komandan baru.

Terbayangkah oleh kalian, apa yang bakal terjadi setelah ini semua? Katakanlah, Prabowo-Sandi akan memaafkan semua perilaku culas dan curang kalian saat membela Petahana. Tapi, masih bisakah nurani kalian mengabaikan semua ini? Maksud saya, itu pun kalau kalian masih punya nurani. [syahid/voa-isam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News
Berikan Pelatihan Pengurusan Jenazah, Ibu-ibu: 'Ternyata, Selama Ini Kita Salah'

Berikan Pelatihan Pengurusan Jenazah, Ibu-ibu: 'Ternyata, Selama Ini Kita Salah'

Jum'at, 29 Mar 2024 13:12

Pejuang Palestina Terlibat Pertempuran Jarak Dekat Dengan Pasukan Israel Di Sekitar RS Al-Shifa Gaza

Pejuang Palestina Terlibat Pertempuran Jarak Dekat Dengan Pasukan Israel Di Sekitar RS Al-Shifa Gaza

Kamis, 28 Mar 2024 22:02

Malaysia Dakwa Pemilik Toserba Dan Pemasok Kaus Kaki Bertuliskan ‘Allah’

Malaysia Dakwa Pemilik Toserba Dan Pemasok Kaus Kaki Bertuliskan ‘Allah’

Kamis, 28 Mar 2024 21:17

Euro-Med: Militer Zionis Israel 'Eksekusi' 13 Anak Di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Euro-Med: Militer Zionis Israel 'Eksekusi' 13 Anak Di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Kamis, 28 Mar 2024 20:28

Meta Diperintahkan Hapus Larangan Kata 'Syahid' Di Postingan Medsos

Meta Diperintahkan Hapus Larangan Kata 'Syahid' Di Postingan Medsos

Kamis, 28 Mar 2024 15:37

IHATEC dan GHCC Korea Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Ekosistem Produk Halal

IHATEC dan GHCC Korea Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Ekosistem Produk Halal

Kamis, 28 Mar 2024 08:36

Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi

Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi

Rabu, 27 Mar 2024 21:01

Ini Pesan KH Bachtiar Nasir kepada Calon Hakim Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI

Ini Pesan KH Bachtiar Nasir kepada Calon Hakim Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI

Rabu, 27 Mar 2024 18:00

12 Warga Gaza Tewas Tenggelam Saat Ambil Bantuan Kemanusiaan Di Pantai

12 Warga Gaza Tewas Tenggelam Saat Ambil Bantuan Kemanusiaan Di Pantai

Rabu, 27 Mar 2024 17:15

6.000 Kali Khatam Al-Qur'an, Begini Metode Yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

6.000 Kali Khatam Al-Qur'an, Begini Metode Yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

Rabu, 27 Mar 2024 16:29

Palestina Aman, Publik Dibohongi?

Palestina Aman, Publik Dibohongi?

Rabu, 27 Mar 2024 07:22

Puasa Jangan Lemas!

Puasa Jangan Lemas!

Rabu, 27 Mar 2024 07:09

Polemik Film ‘Kiblat’, MUI: Sutradara Film Horor Perlu Menempatkan Simbol Islam Secara Adil

Polemik Film ‘Kiblat’, MUI: Sutradara Film Horor Perlu Menempatkan Simbol Islam Secara Adil

Selasa, 26 Mar 2024 22:15

Tgk Yusran Hadi Ajak Umat Islam Untuk Bantu Saudara-Saudara Seiman Di Gaza Palestina

Tgk Yusran Hadi Ajak Umat Islam Untuk Bantu Saudara-Saudara Seiman Di Gaza Palestina

Selasa, 26 Mar 2024 21:20

Militer Zionis Israel Gunakan Amunisi Era 1950-an Di Tengah Kekurangan Pasokan Dalam Perang Di Gaza

Militer Zionis Israel Gunakan Amunisi Era 1950-an Di Tengah Kekurangan Pasokan Dalam Perang Di Gaza

Selasa, 26 Mar 2024 17:12


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X