Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
2.651 views

Sukses Belum Identik Bahagia

 

Oleh:

Hafis Azhari

Penulis novel Pikiran Orang Indonesia dan Perasaan Orang Banten

“Berapa banyak orang yang sukses tapi hidupnya belum bahagia. Padahal sasaran utama yang ingin dicapai dari kesuksesan adalah kebahagiaan hidup."

Dalam ajaran Islam parameter kesuksesan itu mengacu dari doa Rasulullah agar manusia mencapai kebaikan hidup di dunia, yang mengantarkan kebaikan hidupnya di akhirat kelak. Karenanya kualitas ketakwaan seseorang lebih dipentingkan daripada sekadar kekayaan materi atau kedudukan politik semata. Orang-orang saleh, para sufi dan waliullah tidak bergembira dengan sekadar nikmat materi, kecuali bila nikmat materi itu bisa menjadi ladang persemaian untuk mencapai kebaikan akhirat. Bahkan sebaliknya, mereka justru akan bersedih bila materi yang melimpah itu membuat seseorang lupa-diri, serta menjadi penghalang jalannya kebaikan.

Di dalam nilai-nilai ketakwaan, derajat hidup seseorang terukur dari kemanfaatan dirinya di tengah kehidupan masyarakat. Kualitas kekayaan seseorang tak ada artinya selama kepribadian manusia tidak membawa maslahat bagi kepentingan banyak orang. Pada hakiketanya, setiap anugerah yang dilimpahkan Allah kepadanya hanyalah jembatan untuk mencapai kampung akhirat. Karenanya, nikmat hidup yang hakiki yang diperoleh seseorang adalah nikmat yang dapat menjadi ladang persemaian untuk kehidupan akhirat.

Dengan itu, hidup bergelimang materi tidak ada guananya bila tanpa disertai nilai-nilai ketakwaan. Seperti halnya ungkapan Rasulullah (yang diriwayatkan Imam Ahmad): “Sebaik-baik harta ialah harta yang bersih di tangan orang-orang yang saleh.”

Sedangkan kekayaan di tangan orang-orang yang tidak berkah, mereka mengira bahwa popularitas, jabatan, pangkat dan kedudukan adalah tujuan utama dalam kehidupan manusia. Mereka sedih dan frustasi bila tidak mendapatkan apa-apa yang dicita-citakannya. Mereka kecewa dan putus asa bila hasil yang dicapainya tidak sesuai dengan ambisi dan harapan yang direncanakannya semula. Coba kita bayangkan, bagaimana perasaan seorang kandidat dari calon bupati, walikota atau calon anggota dewan, bila ternyata hasil yang mereka capai tidak sesuai dengan target yang menjadi impian dan cita-citanya mereka?

Dalam surat Al-Fajr (ayat 15-16) secara eksplisit disampaikan mengenai tabiat manusia yang kurang beriman, bahwa bila keinginan dan harapannya itu tercapai seakan-akan Tuhan sedang memuliakannya, tetapi bila hasil yang dicapai itu tidak sesuai dengan keinginannya seakan-akan Tuhan sedang menghinakannya. Padahal sesungguhnya, baik kesuksesan maupun kegagalan adalah ujian hidup yang diberikan Tuhan, bagaimana manusia sanggup menyikapinya dengan penuh kesabaran.

Orang sukses yang sabar, dia akan bersyukur dengan menafkahkan hartanya di jalan Allah, demi untuk menolong orang-orang yang kekurangan. Sedangkan orang gagal yang sabar, dia pun akan bersikap tenang dan tawakkal, serta mencari ilmu yang dipelajari dari kekurangan dan kegagalannya, untuk mencapai derajat kesuksesan secara melejit dan gemilang di kemudian hari. Jadi, tidak ada masalah bagi orang beriman (demikian sabda Rasulullah): “Karena mereka akan bersabar bila ditimpa kesulitan, dan mereka akan bersyukur bila datang kemudahan.”

Memang beruntung orang yang pandai dan cerdas dalam mengelola ruang dan waktunya, karena ia tidak terikat oleh ketentuan umum bahwa dalam kesempitan hidup seolah-olah rentangan waktu begitu lama dan panjang. Dan dalam keadaan lapang ia pun tidak terpedaya tetapi sanggup memenej sang waktu untuk menikmatinya, mensyukurinya, dan memanfaatkan dirinya untuk kebaikan dan kemaslahatan banyak orang. Dan bukankah hidup bersyukur itu berarti hidup menikmati anugerah Allah, karenanya sayang sekali bila kita membiarkan sang waktu berjalan begitu cepat dan terbuang sia-sia.

Selain itu, tidak sedikit orang yang tekun beribadah mahdlah, tapi tolok-ukurnya adalah keuntungan dan kekayaan duniawi. Apabila memperoleh kebaikan dalam hal materi, mereka merasa ibadahnya telah membawa manfaat tetapi bila keuntungan itu belum diperoleh mereka menganggap ibadahnya itu hanya perbuatan yang melelahkan saja. Akibatnya, mereka rajin dan tekun beribadah bila hidupnya dalam kecukupan, tetapi akan bermalas-malasan bahkan meninggalkannya bila hidupnya dirundung kesulitan.

Sebagian dari mereka ada juga yang rajin menghitung dan mengkalkulasi jumlah infaq dan sedekahnya secara matematis. Berapa nilai materi yang telah dikeluarkan selama ini, hingga mereka lupa sekan-akan materi itu hanya didapatkan dari usaha dan jerih-payahnya, tanpa campur-tangan Allah. Padahal, kalau Allah menghendaki, mudah saja jumlah kekayaan yang diperoleh itu hilang dalam sekejap. Berapa banyak orang yang menginvestasikan hartanya tetapi dalam hitungan hari lenyap seketika karena ditipu orang. Berapa banyak orang menimbun-nimbun hartanya tetapi dalam tempo sekejap raib karena seorang anaknya divonis menderita penyakit berbahaya. Dan berapa banyak orang yang bertahun-tahun mengumpulkan uang haram untuk mendapatkan mobil mewah tetapi pas keluar dari dealer tiba-tiba tertabrak truk trailer hingga mobil pun hancur dan pemiliknya dilarikan ke rumah sakit.

Beberapa waktu lalu, kita pun menyaksikan bersama ketika dalam waktu satu malam saja, hujan deras datang dan banjir bandang meluluhlantakkan desa dan perkampungan. Mudah bagi Allah untuk memberikan kejutan kenikmatan pada hamba-hamba-Nya, sebagaimana ia mampu untuk memberikan kejutan untuk mengambil kembali apa-apa yang telah kita miliki. Sungguh tidak berdayanya manusia di mata Allah. Karenanya, alangkah bodoh dan idiot bagi mereka yang angkuh dan sombong dengan kesuksesan dan kekayaan yang dimilikinya, dan alangkah sia-sia orang yang gampang frustasi dan putus-asa ketika apa yang menjadi cita-citanya belum tercapai.

Ada dua pilihan di mana manusia diberi kemerdekaan untuk memutuskannya. Apakah akan mengikuti mereka yang mengutamakan nilai-nilai ketakwaan hingga tetap konsisten untuk mensyukuri setiap keadaan, ataukah akan mengikuti golongan mereka yang mengutamakan kebendaan hingga menjerumuskan manusia pada kekufuran dan kehinaan.

Bagi kita yang belum mencapai apa-apa yang diharapkan dalam hidup ini, marilah tekun bersabar dan mengambil hikmah dari segala kekurangan dan kekhilafan. Dan bagi kita yang sedang menikmati kesuksesan dan impian yang sudah terwujud, marilah tekun bersyukur agar keberhasilan itu membawa maslahat dan ladang amal yang membawa pada kebaikan kita di akhirat nanti. Insya Allah.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X