Jum'at, 8 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Juli 2022 12:57 wib
10.024 views
Yang Mulia Tukang Baso
Oleh: Abdurrahman Anton Minardi
(Assoc. Professor at International Relations Department, Pasundan University and Advocate at PERADI and ANSHORULLAH)
Baso kembali "dipopulerkan" ke publik setelah sebelumnya presiden Amerika Serikat menyebutkan makanan kesukaannya saat tinggal di Jakarta Indonesia.
Tukang Baso bukan hanya sekedar menyajikan satu jenis makanan populer di tanah air kita, dia juga perlu keahlian khusus untuk membuat dan menyajikannya agar dapat disantap dengan ni'mat oleh kita.
Tidak semua sajian Tukang Baso selalu cocok dengan peni'matnya.
Tukang Baso selalu ramah menyapa pelanggannya dengan cara stand by di posnya bahkan dengan baiknya mereka membawa Produk olahannya kepada konsumennya.
Mereka selalu ditunggu konsumennya. Selain karena mereka akan menawarkan rasa kenyang dan ni'mat untuk konsumennya tapi juga karena Tukang Baso menawarkan produk yang Halal dan Thoyyib (menyehatkan).
Baso kembali "dipopulerkan" oleh seorang pimpinan partai di Indonesia yang mengaku sebagai partai nya wong cilik. Kita tidak terlalu faham dengan maksudnya mengungkapkan di forum umum dan mungkin ditujukan kepada anak beliau "jangan cari suami seperti Tukang Baso". Ungkapan ini sepertinya tidak dikhususkan kepada Tukang Baso yang mana dan Tukang Baso yang seperti apa.
Sepertinya beliau Mengeneralisir agar putrinya tidak memilih suami seperti Tukang Baso.
Apakah Tukang Baso dianggap negatif?
Apakah Tukang Baso dianggap tidak sepadan dengan Putri beliau?
Apakah beliau tidak berkenan dengan perilaku Tukang Baso?
Perilaku yang seperti apa yang beliau tidak berkenan?
Apakah karena pekerjaan nya tidak keren atau tidak hebat atau tidak mulia?
Derajat kemakmuran Tukang Baso memang berbeda antara Juragan Baso dengan Tukang Baso yang langsung menjajakan produknya.
Jelas mereka tidak pernah menyusahkan negara bahkan mereka membantu negara dengan tidak membebani negara untuk menyediakan lapangan pekerjaan untuk mereka. Walaupun sebenarnya negara yang punya kewajiban untuk mensejahterakan mereka.
Pekerjaan mereka Halal bahkan mulialah orang yang memperoleh nafkah dari hasil keringatnya bukan dengan meminta-minta. Baik meminta-minta pada "level kecil" atau pada "level besar" dengan proposalnya. Bahkan terkadang ada pihak yang memaksa negara agar "proposal"nya disetujui dengan berbagai cara termasuk dengan kekuasaan.
Abang Tukang Baso Marilah kemari
Aku Mau Beli
Tukang BASO sudah buat
Bahagia,
Asyik dan
Senang
Orang
Mulialah mereka yang bekerja dengan Halal dan Thoyyib dengan keringatnya jauh dari menipu dan merugikan RAKYAT !
Rosulullah Shollallahu Alahi wa Sallam bersabda:
عَنِ الْمِقْدَامِ رَضِي اللَّهم عَنْه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ)) رواه البخاري.
Dari al-Miqdam Radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya (sendiri)” (HR. Bukhori No. 1966).
Para Nabi Alaihim Salam adalah para pekerja biasa Dalam memenuhi nafkah keluarganya. Para Nabi ada yang bekerja sebagai Para penggembala, Nabi Dawud Alaihi Salam adalah seorang Pandai Besi, bahkan Nabi Zakariya juga adalah seorang Pencari Kayu.
Yang jelas pekerjaan nya adalah untuk bekal Pengabdiannya sebagai hamba ALLOH Subhanahu wa Ta'ala. Karena kemuliaan tidak diukur dengan harta, pangkat dan jabatan tetapi dengan Taqwa.
Nabi kita tercinta Nabi Muhammad Shollallahu Alahi wa Sallam juga seorang Yang miskin secara harta dunia, tapi beliau telah dinobatkan sebagai manusia paling Mulia di Dunia dan Akhirat.
Allah Ta’ala berfirman memuji hamba-hamba-Nya yang shalih:
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari (pembalasan) yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” (QS an-Nuur:37).
Semoga kita semua menjadi seperti Tukang Baso yang Mulia. Karena Tukang Baso juga bisa menjadi orang yang paling dekat dengan Rosulullah Shollallahu Alahi wa Sallam, para Siddiqin dan Syuhada yaitu Tukang Baso yang JUJUR.
التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء
“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dibangkitkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan para syuhada” (HR. Tirmidzi no.1209).
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!