Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
14.868 views

Tanda Meraih Kenikmatan Ibadah (2)

Kedua, memperpanjang bacaan shalat

Orang yang merasakan nikmatnya ibadah tidak akan merasakan banyaknya waktu yang dihabiskannya, bahkan waktu yang panjang terasa sebentar.

Setahun dihabiskan untuk kesenangan terasa sebentar

Sehari yang berisi keburukan terasa setahun

Dari sini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan qiyamullail dengan membaca surat al Baqarah, Ali Imran, dan al Nisa' dalam satu rakaat. Tidak terasa waktu yang lama itu karena terisi nikmatnya munajat.

Begitu juga yang dijalankan oleh para sahabat beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan para pengikut mereka. Diriwayatkan dari khalifah Utsman bin 'Affan, beliau menghatamkan Al Qur'an dalam satu rakaat. (Diriwayatkan Abu 'Ubaid dalam Fahlaa-il al Qur'an: hal. 90).

Beliau bisa begitu karena tidak merasa capek dengan lamanya berdiri dalam shalat karena merasakan nikmatnya membaca Al Qur'an. Beliau sendiri pernah berkata:

لَوْ طَهُرَتْ قُلُوبُكُمْ مَا شَبِعْتُمْ مِنْ كَلاَمِ رَبِّكُمْ

"Jika hati kalian bersih, pasti tidak akan pernah kenyang untuk membaca al Qur'an." (HR. Ahmad dalam Zawaid al Zuhd: 155)

Tamim ad Daari, Sa'id bin Jubair, dan Imam Abu Hanifah rahimahumullah menghatamkan Al Qur'an dalam satu raka'at bersama beberapa orang, sebagaimana yang dikomentari oleh Imam Nawawi rahimahullah, "boleh jadi ini pada malam musim dingin yang panjang, ditambah lagi berkahnya masa pada zaman itu." (At Tibyan fi Aadaab Hamalah Al Qur'an: 81)

"Jika hati kalian bersih, pasti tidak akan pernah kenyang untuk membaca al Qur'an."

Abu Ishaq al Sabi'ii rahimahullah ketika sudah tua tidak mampu berdiri shalat sehingga harus dibantu. Jika sudah berdiri shalat, beliau membaca seribu ayat. Beliau mengatakan, "aku sudah tua dan tulangku sudah lemah, sungguh hari ini, aku berdiri shalat dengan membaca surat al Baqarah dan Ali Imran."

Subhanallah, di kala sudah tua dan lemah, beliau berdiri shalat dan tidak ruku' kecuali setelah membaca surat al Baqarah dan Ali Imran. Untuk membaca kedua surat tadi, paling tidak dibutuhkan waktu satu seperempat jam.

Di bawah itu ada 'Atha bin Abi Rabbaah (w. 114 H.) pada saat sudah tua dan lemah, beliau melaksanakan shalat dan membaca dua ratusan ayat dari suarat al Baqarah dengan berdiri, selama itu beliau tidak bergeser dan tidak bergerak. (Dikeluarkan oleh al Baihaqi dalam Syu'ab al Imaan: 6/783)

Khalid bin Daarik berkata, "kami memiliki seorang imam di Bashrah. Dia menghatamkan Al Qur'an empat hari sekali selama bulan Ramadlan. Dan kami menilainya sudah meringankan bacaan." Artinya dia membaca seperempat Al Qur'an setiap harinya, dan masih dianggap telah meringankannya. Tidak ada penafsiran lain kecuali mereka itu jika sudah menghadap Rabb-nya Yang Mahasuci dan Maha tinggi, mereka lupa kepada selain-Nya.

Ada bentuk memanjangkan shalat yang lain, yaitu shalat Shubuh dengan wudlu isya'. Dan sudah banyak  ulama Salafus Shalih yang mengerjakannya. Maknanya mereka tidak tidur semalaman, waktunya diisi dengan ibadah dan berkhalwah (menyendiri) dengan Allah 'Azza wa Jalla.

Di antara mereka adalah Sa'id bin Musayyib rahimahullah. Disebutkan bahwa beliau melakukan shalat Shubuh dengan wudlu Isya' selama lima puluh tahun. Ini adalah imam at tabi'in dan pemimpin mereka. Dalam amalnya tidak ada yang diingkari. Hal itu tidak hanya dikerjakan satu atau dua tahun. Kalau seandainya jumlah yang disebutkan itu dibesar-besarkan, maka prakteknya tidak akan kurang dari setengahnya.

Ulama salaf lainnya adalah Sulaiman al Taimi al Bashri rahimahullah yang shalat shubuh dengan wudlu' isya' selama 40 tahun.

Di antara salafus Shalih ada yang bersungguh-sungguh ibadah sehingga kalau dikatakan kiamat terjadi besok hari, dia tidak bisa lagi menambah amal ibadahnya, karena sudah dikerjakan melebihi kemampuan. Di antara mereka ada Abu Muslim al Khaulani rahimahullah, beliau berkata, "kalau dikatakan padaku, Jahannam sudah dinyalakan, maka aku tak bisa lagi menambah amalku."

Kenikmatan ibadah yang dirasakan sebagian ulama menjadikan mereka berdoa kepada Allah agar menganugerahkan shalat di kuburnya. Harapannya supaya bisa merasakan nikmatnya shalat di alam kubur sebagaimana yang dirasakannya di dunia. Dan Allah mengabulkan permohonannya itu.

"Ya Allah, jika Engkau masih memberikan kesempatan untuk shalat dalam kuburnya, maka berikan aku kesempatan shalat dalam kuburku." (doa Tsabit al Bannaani)

Tsabit bin Aslam al Bannaani al Bashri rahimahullah berkata, "tidak ada sesuatu yang kurasakan dalam hatiku lebih nikmat daripada qiyamullail." Dan beliaupun berdo'a "Ya Allah, jika Engkau masih memberikan kesempatan untuk shalat dalam kuburnya, maka berikan aku kesempatan shalat dalam kuburku." (Dikeluarkan oleh al Baihaqi dalam Syu'ab al Imaan: 6/402)

Lalu Allah mengabulkan permintaannya, maka dilihat oleh Abu Sinan -orang yang menguburkannya-Tsabit shalat dalam kuburnya. Dan ada orang yang bersumpah telah bermimpi melihatnya shalat di kubur dengan memakai pakaian sutera hijau.

Mereka menghidupkan malamnya dengan ketaatan kepada Rabb-nya
Dengan tilawah, tadharru', dan berdoa

Air mata mereka mengalir dengan deras

Seperti mengalirnya lembah karena hujan

Di waktu malam laksana rahib, dan ketika berjihad

menghadapi musuhnya, mereka ksatria paling berani

Di wajahnya terdapat bekas sujud pada tuhan-nya

Dengannya kilauan pancaran cahaya-nya

Imam al Syatibi rahimahullah berkata, "yang disebutkan tentang orang shalih terdahulu berupa amal-amal mereka yang berat yang tidak bisa dikerjakan kecuali oleh pribadi-pribadi yang telah Allah persiapkan untuk melaksanakannya dan menyiapkannya untuk mereka. Allah telah menjadikan mereka suka kepada amal-amal itu. Hal itu tidaklah menyimpang dari sunnah, bahkan mereka tergolong dalam kelompok as Sabiqiin (bersegera melaksanakan ketaatan), semoga Allah menjadikan kita dalam barisan mereka. Hal itu dikarenakan alasan yang menjadikan dilarangnya beramal yang berat telah hilang dari diri mereka. Maka larangan itu tidak berlaku atas mereka." (Al Muwafaqaat: 2/140)

Sesungguhnya kenikmatan ibadah bukan ada pada zaman dahulu saja. Al Hamdulillah, zaman kita sekarang juga masih ada. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz rahimahullah selalu menjaga qiyamullail dalam kondisi muqim atau safar. Dikisahkan oleh salah seorang sahabat beliau, dalam sebuah perjalan darat dari Riyadl ke Makkah. Di pertengahan malam, pukul 24.00 waktu setempat, Syaikh berkata: "Bagaimana kalau kita tidur dulu di sini kemudian kita lanjutkan perjalanan esok pagi?" Orang-orang yang dalam rombongan beliau setuju. Lalu mereka tidur, sedangkan  Syaikh minta air untuk wudlu kemudian shalat sebanyak yang beliau mau, setelah itu beliau tidur. Ketika bangun shalat Shubuh, mereka dapati Syaikh telah lebih dulu bangun dan sudah shalat. (Sekilas biografi Syaikh Abdul 'Aziz bin Bazz oleh Andurrahman al Rahmah : 236-237)

Suatu kali beliau diundang ke Jeddah -waktu itu beliau berada di Makkah-, beliau sanggupi undangan itu. Beliau kembali ke rumahnya di Makkah pada pukul 02.00 dini hari. Orang-orang dalam rombongan beliau tidur. Ketika sudah masuk waktu untuk shalat tahajjud, sekitar pukul 03.00, beliau membangunkan mereka untuk shalat. Kamudian beliau shalat hingga masuk shubuh. Setelah shalat, beliau menyampaikan ceramah sebentar lalu melakukan aktifitas mu'amalah. 

Itulah beliau, di tengah-tengah agenda harian beliau yang padat, tidak pernah meninggalkan qiyamullail.

Wahai ikhwan fillah, contoh-contoh yang disebutkan di depan terasa jauh dari angan-angan kita. Jika antum sekalian mau, pasti bisa Insya Allah. Caranya, laksanakan secara bertahap, sedikti-demi sedikit. Mulailah shalat malam dengan beberapa surat pendek. Setelah berjalan beberapa hari, mulailah membaca surat-surat panjang. Lama-kelamaan, antum akan terbiasa melaksanakan shalat dengan lama. Jangan seperti orang yang langsung shalat dengan bacaan panjang lalu berhenti, tidak melaksanakannya lagi. Sesungguhnya amal yang disenangi Allah adalah yang kontinyu walau sedikit.

Sesungguhnya amal yang disenangi Allah adalah yang kontinyu walau sedikit.


(PurWD/voa-islam.com)

Tulisan Terkait :

* Tanda Meraih Kenikmatan Ibadah (1)

* Sudahkan Anda Merasakan Nikmatnya Ibadah?

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Ibadah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X