Selasa, 5 Rabiul Akhir 1446 H / 31 Mei 2016 10:12 wib
17.769 views
Inilah Bekal-bekal Berharga Memasuki Ramadhan
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Dalam Fatawa Syaikh bin Bazz disebutkan, bahwa para ulama salaf terdahulu menyambut Ramadhan dengan perasaan senang dan bahagia, serta saling berpesan untuk mengisinya dengan amal shalih. Karena bulan Ramadhan adalah bulan agung. Karunia besar dari Allah bagi siapa yang mendapatkannya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberi kabar gembira kepada para sahabatnya. Beliau bersabda, “Ramadhan telah datang kepada kalian. Bulan penuh berkah. Bulan yang Allah jadikan puasa di dalamnya fardhu (kewajiban). Shalat di malamnya sebagai amalan sunnah.” Karenanya, seorang mukmin pantas bergembira dengan datangnya bulan (Ramadhan) ini. Ia bersungguh-sungguh dalam mengerjakan amal shalih di dalamnya. Ia bergembira dengan kedatangannya sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyampaikan kegembiraan kepada sahabatnya dengan kedatangan bulan mulia ini.
Bukti kesenangan akan menemui Ramadhan, banyak berdoa kepada Allah agar disampaikan kepada bulan penuh berkah ini dalam kondisi sehat wal ‘afiat. Sehingga bisa mengisi Ramadhan dengan puasa, qiyam, zikir, tilawah, dan amal-amal shaleh lainnya dengan maksimal.
Sebagian ulama salafush shalih berdoa kepada Allah agar disampaikan kepada Ramadhan. Lalu mereka berdoa agar Allah berkenan menerima amal ibadah mereka. Ma’la bin al-Fadhl berkata: Mereka (para ulama salaf) berdoa kepada Allah enam bulan sebelumnya agar disampaikan kepada Ramadhan, lalu mereka berdoa selama enam bulan sesudahnya agar diterima ibadah dari mereka.”
Dari Abu 'Amr Al-Auza’i, ia berkata: Adalah Yahya bin Abi Katsir berdoa memohon kehadiran bulan Ramadhan:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ ، وَتُسلمهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً
“'Ya Allah, selamatkanlah aku agar bisa berjumpa dengan Ramadhan, selamatkanlah aku agar berhasil menjalani Ramadhan, dan terimalah amalku.” (Hilyatul Auliya', juz 1, hlm. 420)
Bekali diri dengan ilmu sebelum masuk Ramadhan. Karena ilmu laksana cahaya yang menerangi jalan. Siapa memiliki cahaya maka ia tahu jalan yang harus ditempuhnya.
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan di Al-Mulakhas Al-Fiqhi memberi nasihat setelah menerangkan masalah sahur dan berbuka,
وهكذا ينبغي للمسلم أن يتعلم أحكام الصيام والإفطار وقتا وصفة حتى يؤدي صيامه على الوجه المشروع الموافق لسنة الرسول صلى الله عليه وسلم ، وحتى يكون صيامه صحيحا وعمله مقبولا عند الله فإن ذلك من أهم الأمور
“Demikianlah, sudah seharusnya bagi muslim mempelajari hukum-hukum puasa dan ifthar (berbuka) tentang waktu dan sifatnya sehingga melaksanakan puasanya sesuai yang disyariatkan, tepat dengan sunnah Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Juga agar puasanya benar dan amalannya diterima di sisi Allah. Sesungguhnya hal itu termasuk perkara terpenting.” (Al-Mulakhas Al-Fiqhi: I/381)
[Baca: Hukum 'Nyekar' Jelang Ramadhan]
Ditemukan juga petunjuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk memperbanyak puasa dan membiasakan ibadah di bulan Sya’ban. Di samping karena bulan Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia dan amal anak Adam diangkat kepada Allah Ta’ala, memperbanyak puasa di bulan Sya’ban juga sebagai persiapan dan pembiasaan diri dengan amal-amal Ramadhan. Hal ini akan menjadikan seorang muslim terbiasa berpuasa sehingga saat menjalani shiyam Ramadhan akan terasa lebih ringan sehingga ia bisa mengisi Ramadhan –baik siang atau malamnya- dengan ibadah dan aktifitas yang baik.
Al-Qur'an al-Karim tidak boleh dilupakan dalam menyambut Ramadhan; membaca dan mengkajinya. Lebih utama jika mampu menghatamkan di bulan Sya’ban sehingga ia memulai tilawatul Qur’an dari awal surat. Jika ini dilakukan, insya Allah akan membuatnya ringan menghatamkan qira’atul Qur’an di bulan Ramadhan.
Peran Al-Qur'an sebagai cahaya yang menerangi hati seorang muslim, melapangkan dadanya dan menyucikan qalbunya akan memberi dampak hebat terhadap ibadah selainnya di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Karenanya, seorang muslim tidak boleh meninggalkannya dan pelit membacanya.
Shalat malam juga menjadi bekal yang tak boleh diremehkan. Karena hadits nabawi menyebutkan keutamaan malam bulan Ramadhan dengan qiyamullail atau shalat tarawih. Jika kita sudah terbiasa dengan shalat malam ini, maka akan lebih ringan menjalankan shalat Tarawih berjamaah dan menghidupkan malamnya dengan memperbanyak shalat. Kita bisa mermunajat kepada Rabb-nya di malam Ramadhan tanpa merasa berat dan payah.
Bekal lain yang tidak kalah urgensinya adalah dzikrullah 'Azza Wa Jalla. Dengan dzikrullah ini seorang muslim akan dimudahkan dalam menjalankan berbagai aktifitas ibadahnya. Karenanya hendaknya seorang muslim meningkatkan kembali aktifitas dzikir harian yang bersifat khusus dan umum; sepeti zikir ba’da shalah, zikir pagi dan petang hari, zikir menjelang tidur, memperbanyak istighfar di waktu sahur, dan selainnya. Ia membiasakan zikir dengan lisannya di mana saja berada kecuali di tempat-tempat yang dilarang seperti di kamar kecil dan saat jima’.
Keutamaan zikir kita temukan cukup banyak dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabawiyah. Di antaranya firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيراً وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً
“laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Ah-Ahzab: 35)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيراً لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal: 45)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda dalam nasihat umumnya, “Lisanmu senantiasa basah karena sebab Zikrullah.” (HR. Ahmad, Al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
. . . Dengan dzikrullah ini seorang muslim akan dimudahkan dalam menjalankan berbagai aktifitas ibadahnya. . .
Inilah beberapa bekal yang harus disiapkan untuk menyambut tamu mulia tahunan, Bulan Ramadhan yang penuh berkah. Menyiapkan persiapan bukti nyata adanya rasa senang dan bahagia atas kehadiran Ramadhan. Karena siapa yang ingin memperoleh sesuatu maka ia harus menyiapkan bekal dengan baik. Siapa yang ingin mendapatkan hasil baik di bulan Ramadhan maka ia harus menyiapkan dengan baik bekal-bekalnya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!