Selasa, 8 Rabiul Akhir 1446 H / 1 Januari 2013 11:28 wib
20.612 views
Mubazir Saja,Tahun Baru Habiskan Uang Milyaran Rupiah Demi Kembang Api
JAKARTA (VoA-Islam) - Setiap malam Tahun Baru, petasan dan kembang api seakan menjadi ritual tersendiri. Jenis kembang api dijual dengan harga bervariasi. Ada yang berukuran kecil dengan harga Rp 5.000 hingga yang jutaan rupiah.
"Yang paling laku yang gede, ada yang harga Rp1,5 juta dan yang paling murah harganya Rp 5.000. Caranya, dibakar, terus satu demi satu menyusul, ada yang 50 kali, ada yang 100 kali nembak," jelas Ardiansyah, slah seorang pedagang kembang api.
Dodi (27), seorang pembeli kembang api rela merogok kocek ratusan ribu untuk membeli kembang api menyambut malam pergantian tahun. Bahkan, dirinya mengaku pada tahun sebelumnya belanja kembang api hingga jutaan rupiah.
Dibalik kemeriahan tersebut, mungkin tak banyak yang tahu berapa biaya yang dihabiskan untuk pesta tersebut. Selain mendatangkan artis ibu kota, kemeriahan Tahun Baru di Jambi misalnya, diwarnai dengan pesta kembang api yang berlangsung sekitar 20 menit. Kabarnya biaya untuk kembang api itu saja mencapai sekitar Rp 75 juta. Sebuah sumber yang ikut berperan dalam pengadaan kembang api menyebutkan, kembang api seharga Rp 75 juta tersebut didatangkan khusus dari Jakarta.
“Hanya beberapa menit, terbang kembang api Rp 75 juta,” kata sumber ini berseloroh. Menurut dia, khusus biaya untuk pengadaan kembang api itu merupakan sumbangan dari salah seorang pengusaha di Kota Jambi.
Sedangkan Di Kota Batam, Kepulauan Riau, uang jutaan rupiah juga dibakar untuk membeli kembang api dalam perayaan malam Tahun Baru 2013."Saya beli yang enam tembakan, harganya Rp1 juta. Sengaja untuk perayaan tahun baru di rumah," kata Ridwan (bukan nama sebenarnya) warga Nagoya di Batam.
Ia mengatakan, sengaja membeli kembang api yang bisa menembak hingga bermeter-meter ke atas langit sebagai hadiah hasil rapor anaknya."Ini perayaan bersama, seluruh keluarga berkumpul," ujarnya. Menurutnya tidak rugi mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk kembang api yang sudah menjadi tradisi turun temurun dalam keluarga besarnya.
Pedagang kembang api di Pasar Puja Bahari Batam, Anto, mengatakan bahwa penjualan kembang api menjelang pergantian tahun 2013 meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ia menjual berbagai jenis kembang api mulai seharga Rp5.000 hingga Rp5.000.000. Tidak hanya untuk warga, Anto juga melayani penjualan untuk hotel dan restoran yang menyediakan acara menyambut malam Tahun Baru 2013.
Bayangkan, Pemerintah Kota Batam juga menyiapkan kembang api dengan 2.200 tembakan dalam pesta pergantian tahun di Dataran Engku Putri. Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam, Yusfa Hendri, mengatakan kembang api disajikan dengan musik yang ditembakan dari 500 titik. Yusfa menolak menjelaskan dana yang dihabiskan Pemkot Batam dalam pesta akhir tahun yang sekaligus menutup rangkaian kegiatan hari ulang tahun (HUT) Batam ke-183.
Mubazir Temannya Setan
Kabarnya, biaya untuk kembang api bisa menghabiskan 1.2 triuliun rupiah, bahkan untuk seluruh Indonesia, pembelian Kembang api selama setahun +/- 2 triliun dan umumnya impor dari China. Sebuah Koran lokal Surabaya Pos memberitakan, seorang distributor kembang api, bahwa tahun ini akan ada peningkatan harga kembang api sebesar 15-20% dari tahun sebelumnya.
Jadi, kalau dikalkulasi biaya untuk kembang api di Indonesia akan menghabiskan sekitar Rp 2.100.000.000.000 - Rp. 2.200.000.000.000. Triliunan rupiah pun dihabiskan untuk sesuatu keperluan kesenangan “mata” dan kesenangan “hati” semata. Ribuan bahkan jutaan rakyat bersama-sama “membakar” uang triliunan rupiah yang konon katanya untuk memeriahkan suasana penyambutan Tahun Baru . Fenomena yang aneh.
Seberapa pentingnya membakar kembang api senilai Rp. 2 triliun itu untuk “kesenangan mata dan hati sesaat”. Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, mengingatkan agar dalam menyambut dan merayakan pergantian tahun agar dilakukan secara sederhana.Jangan sampai berlebihan untuk menyambut dan merayakan datangnya pergantian tahun 2012 ke 2013 tersebut.
Menurutnya, apabila perayaan tahun baru itu dilakukan secara berlebihan, termasuk pekerjaan mubazir yang dilarang oleh ajaran Agama Islam. "Kita melihat, perayaan tahun baru itu dilakukan dengan pesta kembang api, dan diiringi acara lain. Sudah barang tentu menyedot banyak anggaran dan dinilai mubazir. Sehingga tak cocok dengan ajaran agama (Islam) kita," tegasnya. Desastian/dbs
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!