Jum'at, 1 Rabiul Akhir 1447 H / 19 September 2025 16:00 wib
4.062 views
RMI-NU DKI Temukan Unsur Lemak Babi pada Food Tray MBG Impor, Desak Sediakan Nampan Makanan Halal
JAKARTA (voa-islam.com) - Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) DKI Jakarta menyoroti dugaan adanya kandungan minyak babi pada food tray impor dari Cina yang digunakan untuk Program MBG. Temuan itu diumumkan setelah dilakukan uji laboratorium di dua tempat berbeda di Tiongkok.
Wakil Sekretaris RMI-NU DKI Jakarta, Wafa Riansah, mengungkapkan bahwa kedua hasil uji tersebut sama-sama menunjukkan adanya lemak babi pada pelumas food tray. Ia menyebut laporan resmi telah disampaikan ke Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Kami tes di Cina di dua tempat, itu semuanya menyatakan positif ada kandungan minyak babi atau lemak babi. Jadi makanya hari ini kita laporkan di Kementerian Perdagangan, hasil lab ada,” kata Wafa seperti dilaporkan Chanel News Asia, Kamis (18/9/2025).
Wafa menambahkan, pihaknya siap bertanggung jawab penuh atas temuan kandungan minyak babi pada food tray tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa RMI-NU DKI tetap mendukung Program MBG sebagai kebijakan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, tetapi menolak penggunaan food tray yang dinilai tidak halal.
Ketua RMI-NU DKI Jakarta, Rakhmad Zailani Kiki, menyampaikan keprihatinannya bahwa food tray tersebut tidak hanya bermasalah dari sisi kehalalan, tetapi juga dari sisi standar pangan (food grade). Menurutnya, setiap produk wadah makanan seharusnya mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI) sebelum digunakan secara massal.
“Kita paham ini program prioritas yang pengadaannya mendesak, sehingga impor dibuka. Tapi ke depan, perlu ada produsen dalam negeri yang mampu menyediakan food tray sesuai standar,” sarannya.
Versi Pemerintah
Kabar tentang food tray berminyak babi sebenarnya sudah muncul sejak akhir Agustus. Laporan media menyebut produk impor itu memiliki lapisan cairan berminyak, mengandung mangan tinggi, dan ada yang mencurigai label Made in Indonesia dipasang meski barang berasal dari Cina.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membantah keras. Ia menjelaskan bahwa dalam proses produksi food tray berbahan logam seperti nikel, minyak memang digunakan sebagai pelumas saat pencetakan, tetapi setelah dicetak, wadah dibersihkan dan disterilkan.
“Pelumas dipakai saat stamping atau pencetakan agar tidak panas dan mudah. Setelah itu, minyak dibersihkan dan direndam hingga steril,” jelas Dadan dikutip CNN Indonesia di Kantor BGN, Kamis (18/9/2025).
Ia menegaskan pabrik dalam negeri menggunakan minyak berbasis nabati, bukan babi. Namun karena kebutuhan food tray untuk MBG sangat besar, yakni sekitar 15 juta unit per bulan, impor masih dilakukan untuk menutupi kekurangan produksi dalam negeri yang baru mencapai 11,6 juta unit. (CNA/Ab)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!