Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.797 views

Belajar dari Kasus Bu Saeni, Pentingnya Ruhiyah Ramadhan Tidak Hanya Sekedar Makan Dan Minum

Oleh: Ririn Umi Hanif (Pemerhati Ibu dan Anak)

Nilai Kemanusiaan adalah isu yang selalu hangat untuk dimunculkan dipermukaan. Setiap kasus yang dilatarbelakangi oleh isu ini, pasti akan segera mendapat respon luar biasa, terlebih di jaman digital seperti saat ini. 

Kondisi ini diperparah dengan budaya masyarakat kita yang cepat mengambil kesimpulan tanpa berusaha mendalami fakta terlebih dahulu. Situasi semacam ini merupakan keuntungan bagi pihak – pihak tertentu (khususnya pemilik media mainstream) untuk membuat opini tertentu sesuai keinginannya ataupun pesanan.

Di pembuka Ramadhan kemarin, emosi kita juga telah dikuras oleh media dengan dagangan isu kemanusiaan nya. Kasus ibu Saeni, pedagang warteg di Serang telah di razia satpol PP. Sebelum berbagai macam berita klarifikasi dibuat oleh beberapa elemen umat Islam, drama yang ditampilkan adalah gambaran kedholiman penguasa yang membawa nama islam untuk semena – mena terhadap rakyat kecil. Hati siapa yang tidak tersentuh oleh film berdurasi 5 menit 39 detik yang banyak dishare oleh pengguna media sosial ini? Film singkat ini telah sukses mengacak – acak rasa persaudaraan kita, kesakralan bulan ramadhan kita, dan tentu juga standar nilai kemanusiaan kita. Sehingga kembali lagi, di bulan mulia ini, dengan sedih kita melihat islam menjadi bulan – bulanan media arus utama sebagai pesakitan yang selalu membawa kesengsaraan.

Inilah gambaran nyata alam demokrasi. Standar ganda, tidak jelas dan kabur selalu membuat masyarakat sulit menentukan nilai terbaik untuk hidupnya. Dalam hal nilai kemanuaiaan saja, akan terlihat betapa nilainya sangat relatif. Tergantung media arus utama, penguasa atau pengusaha mau mengarahkan kemana. Betapa tidak, penggusuran seorang pedagang warung Tegal menjadi isu serius, padahal penggusuran ratusan rumah, warung, dan tempat usaha di dekat kampung tua islam di Jakarta juga di sekitar Pasar Tanah Abang belumlama ini, tidak dihiraukan bahkan dipuji habis-habisan.

Mencermati kasus ini, ada beberapa pelajaran yang bisa kita renungkan bersama. Bahwa, ketika kita berada dalam sistem demokrasi, terlalu sulit untuk menentukan baik dan buruk. Karena nilai kebaikan dan keburukan sangat tergantung dari arah opini yang dibangun. Standarnya bukan lagi dalil syara’, tetapi apa yang “kata orang banyak” sebagai kebaikan atau keburukan. Sehingga kita akan mendapati, ada pihak – pihak dirugikan dan ditindas atas kebohongan publik yang diopinikan sebagai kebenaran. Satu kondisi ini saja seharusnya bisa menjadi bahan renungan kita di bulan mulia ini, akankah kita bertahan di sistem demokrasi seperti ini? Keadilian dan kesejahteraan seperti apa yang bisa dijanjikannya untuk kita? Belum saatnyakah kita melirik islam, yang standar baik dan buruk telah jelas di dalam al qur’an dan hadist rosulullah?

Selain standar ganda akan nilai, kasus bu saeni juga mengajarkan kita, terlebih bagi aparatur negara, bahwa setiap individu warga negara harusnya mendapat kedudukan sama di mata hukum dan pemerintahan. Masyarakat dengan budaya gegabah menyimpulkan, tidak bisa disalahkan seratus persen dalam arus opini ini. Satpol PP dan atau satuan tugas yang lain, selama ini selalu menampakan kekerasan dan kekurang santunannya terhadap rakyat lemah. Namun, akan berbeda sikap terhadap para penguasa atau pengusaha yang melakukan tindak pelanggaran hukum yang sama. Kasus penertiban warung makan, menjadi berbeda dengan penertiban restoran berbintang. Ini menegaskan juga kepada kita bahwa demokrasi selalu tajam kebawah dan tumpul ke atas. Standar ganda kembali diberlakukan untuk menegakkan hukumnya.

Selanjutnya, yang tidak kalah pentingnya adalah sikap dan contoh pemerintah terhadap masyarakat akan makna puasa ramadhan. Puasa sebenarnya adalah puncak ibadah untuk mampu menahan segala hal yang dilarang Allah, pencipta kita. Dan kemudian mengiringinya dengan berbagai amal kebaikan yang Allah perintahakan.

Artinya, puasa sebenarnya bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi seluruh hal yang dilarang Allah. Ketika pemerintah hanya membuat aturan terkait dengan makan minum di siang hari saja, sebenarnya telah memberikan pengajaran yang kurang pas kepada masyarakat. Terlebih aturan itu hanya satu arah, yakni kepada penjual makanan. Karena sebenarnya, jika pembelinya tidak ada, pasti para penjual makannan akan berpikir berualang kali untuk berjualan di siang hari. Artinya, penjual dan pembeli seharusnya menjadi pihka yang sama – sama diatur.

Semestinya pemerintah tidak hanya merazia, tapi membangun suasana ruhiyah ramadhan di semua kalangan, tidak hanya kepada penjual makanan tetapi masyarakat secara umum. Puasa juga tidak hanya diidentikan dengan tidak makan dan minum saja. Semestinya menahan semua kemaksiyatan termasuk riba, tidak menutup aurat, dan lain sebagainya. I

nsya Allah, ketika suasana ruhiyah ramadhan mampu kita hadirkan kepada masyarakat, hasilnya adalah adalah masyarakat taqwa sebagaimana yang telah Allah jelaskan dalam kitabnya. wallhu a’lam bis ash showab. [syahid/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X