Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.814 views

Perempuan 'Tertindas', Haruskah Melawan?

 

Oleh: Fatimah Azzahra, S. Pd.

"She is the queen!"

"Badass!"

Kata-kata itu dilontarkan saat melihat perempuan yang disudutkan dan disalahkan melakukan perlawanan dan balasan. Baik perlawanan dengan kata-kata atau juga tindakan. Seolah ada rasa terpuaskan ketika tahu ada perempuan berani melakukan perlawanan.

Perempuan dan orang-orang yang lemah baik secara fisik, mental, atau bahkan lemah finansial, biasanya suka mengalami perlakuan yang kurang atau bahkan tidak menyenangkan. Kenapa? Karena saat ini hukum rimba yang berkuasa. Yang kuatlah yang akan menang. Kuat fisiknya, kuat mentalnya, juga kuat finansialnya.

Lelah, bosan, jenuh, dan muak dengan penindasan, naluri mempertahankan diri pun terusik. Korban melawan, menampilkan ketidaksukaan. Menjelaskan ketidaknyamanannya saat diperlakukan tidak baik atau saat mendapat perlakuan yang membuatnya sakit hati.

Karakter 'strong' apalagi pada sosok perempuan pun semakin diidamkan bahkan oleh sesama kaum perempuan lagi. Strong dalam artian bisa membalas perbuatan yang tidak menyenangkan yang menimpa dirinya. Strong fisiknya, strong mentalnya, dan strong finansialnya.

Lantas sebagai makhluk yang beragama, sudah seharusnya kita bertanya pada agama kita. Bagaimana pandangannya terhadap hal ini?

Allah swt menciptakan manusia dengan fitrahnya. Termasuk di dalamnya naluri mempertahankan diri atau gharizatul baqa'. Naluri ini akan muncul diantaranya kala disudutkan, disalahkan, dan dituduh. Penampakan ini berupa perlawanan, membela diri pun muncul.

Kenapa Allah berikan naluri ini pada kita? Naluri ini adalah investasi dari kepemimpinan pada diri. Bukankah kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri? Bagi laki-laki inilah yang menjadi investasi mereka menjadi pemimpin. Kemampuan bertahan, melawan, membela diri dan keluarganya, juga membela umat.

Jadi, apakah setiap momen yang membuat perempuan merasa tak nyaman, tak enak, menjadi korban, harus dikeluarkan penampakan naluri mempertahankan diri ini? Haruskah melawan? Haruskah membalas setiap ucapan yang menyakitkan?

Betul, Allah Maha Adil menetapkan hukuman qisas. Mata dibalas mata, tangan dibalas tangan, kaki dibalas kaki. Semuanya ada balasan yang setimpal. Tapi, tidak semua perkataan harus dibalas. Tidak semua ucapan harus dijawab. Tidak harus selalu melawan.

Kapan kita boleh melawan? Saat kita betul-betul didzalimi secara fisik dan mental. Pertama-tama, ingatkanlah dengan ma'ruf. Kalau tidak mempan, ingatkan dengan tegas. Katakan bahwa kita terganggu, tak nyaman, tak suka dengan perbuatannya. Kalau tak mempan, panggil pihak ketiga tuk memediasi komunikasi. Kalau masih juga, panggillah pihak yang berwajib.

Kapan kita lebih baik diam? Saat kita justru terluka hati oleh orang-orang terdekat. Seperti ayah, ibu, suami, anak, adik, kakak, dll. Kalau bisa membalas tetap dalam keadaan tenang dan santun, silakan. Tapi, kalau tidak. Lebih baik diam. Tunggu dulu semuanya tenang. Baru sampaikan pendapat dengan kepala dingin.

Yang harus diingat, kala berkomunikasi dengan keluarga, walau mereka anggota keluarga kita, yang terdekat dengan kita, tetaplah perhatikan pilihan kata-kata yang digunakan. Kalau kita pernah terluka oleh kata-kata mereka, jangan sampai kita juga melukai mereka dengan kata-kata kita. Apa bedanya kita dan mereka?

Bahkan, psikolog pun takkan menyarankan anak yang sudah dewasa berterus terang bicara pada orangtuanya yang sudah sepuh bahwa orangtuanya sudah melukainya. Kenapa? Karena semakin sepuh usia orangtua kita, semakin sensitif perasaan mereka. Lebih mudah tersinggung.

Psikolog menyarankan untuk menuliskan semua keluh kesah, unek-unek kita di selembar kertas yang seolah dibaca oleh orangtua, kemudian dirobek atau dibakar. Ini sebagai simulasi diri berkomunikasi dengan orangtua. Harapannya tidak ada lagi hutang beban masa lalu. Sehingga diri bisa fokus mengerjakan amanah yang kini ada.

"Ada dua pintu (amalan) yang disegerakan balasannya di dunia yaitu kedzaliman dan durhaka (pada orangtua)." (HR. Hakim)

Sama halnya jika kasus ini terjadi antara suami dan istri. Suami istri adalah partner dalam kebaikan. Sebagaimana doa saat pernikahan dilantunkan. "Baarakallahu lakuma wa wabaroka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair" (semoga Allah memberkahi kalian dan memberkahi kalian berdua dan mengumpulkan dalam kebaikan).

Karena statusnya partner, istri paling tahu apa yang akan menyakiti suaminya. Suami pun begitu, ia paling tahu apa yang akan menyakiti istrinya. Yang harus direnungi adalah apakah kita akan meledak dan mengeluarkan semua kata-kata dari benak kita pada suami. Termasuk kata-kata yang menyakitinya?

Kita bisa memilih untuk diam atau bicara baik-baik dengan suami. Kita bisa memilih untuk menuruti ego dengan bersikap badas pada suami. Membalas semua pernyataannya. Merasa menjadi korban dalam hubungan rumah tangga. Istri selalu benar dan istri adalah korban yang paling menyedihkan bagi kehebohan suami. Atau kita bisa memilih untuk menjadi penyelamat rumah tangga. Berperan aktif dalam menyelamatkan biduk rumah tangga.

Sebagaimana Umar bin Khatab katakan, "Aku tidak pernah menyesal atas diamku, tapi aku berkali-kali menyesali bicaraku."

Demikianlah, tak semua ucapan harus dibalas, tak semua rasa sakit harus dibalas. Karena boleh jadi itu dilakukan tanpa sengaja oleh orang terdekat kita. Dan Allah lebih menyukai orang yang memaafkan.

Kata-kata badas, atau ikut puas dengan pembalasan dan perlawanan yang dilakukan perempuan oleh sesamanya, adalah bentuk terbiasanya perempuan ditindas dalam sistem ini. Lantas, masihkah kita betah tinggal dalam sistem yang menindas kita?

Semoga Allah kembalikan kemuliaan perempuan, kemuliaan umat Islam dengan penerapan diinNya. Wallahu'alam bish shawab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X