Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
195 views

Kemenangan Zahran Mamdani: Retakan di Cermin Kekaisaran

Oleh: Hammadurrahman

Tadi malam, dalam salah satu pemilu paling dramatis dalam sejarah modern Amerika Serikat, Zahran Mamdani, seorang kandidat Muslim keturunan India-Afrika, meraih kemenangan telak. Kemenangan ini terjadi meskipun ia menghadapi oposisi besar dari kekuatan Zionisme, kapitalisme, dan supremasi agama-rasial, yang mengerahkan sumber daya besar berupa uang, kekuasaan, dan pengaruh untuk menjatuhkannya.

Kemenangan Zahran Mamdani — putra dari intelektual ternama Mahmood Mamdani dan pembuat film Mira Nair — sebagai kandidat Partai Demokrat dalam pemilihan wali kota New York, lebih dari sekadar kemenangan lokal. Ia menandakan arus bawah yang lebih dalam: pemberontakan yang tumbuh melawan jalinan mesin kapitalisme global, keamanan berlandaskan ras, impunitas Zionis, dan pembungkaman Islamofobik.

Di jantung kota New York — salah satu wilayah paling aman dan kaya modal di dunia — kemunculan Mamdani menjadi kritik terhadap tatanan global. Ia adalah bentuk pemberontakan di dalam benteng liberalisme imperialis itu sendiri. Kampanyenya menyoroti politik anti-austerity (anti-pemangkasan anggaran sosial), solidaritas dengan Palestina, serta pembongkaran logika penjara dan korporasi yang telah membentuk kehidupan Amerika selama beberapa dekade. Secara esensial, ini merupakan pukulan terhadap apa yang oleh buku The Globalisation of World Politics disebut sebagai “kekuatan pendisiplin kapitalisme.”

Selama bertahun-tahun, hanya mengkritik Israel — bahkan atas pengepungan brutal di Gaza atau kebijakan apartheid-nya — sudah cukup untuk membuat seseorang dikucilkan secara politik. Istilah “antisemit” sering digunakan bukan untuk melawan kebencian sejati, melainkan untuk mengamankan dan membungkam perbedaan pendapat. Setiap kritik moral terhadap kolonialisme pemukim Zionis dianggap sebagai ancaman eksistensial, lalu dibungkam. Dalam kasus Mamdani pun, naskah lama itu diulang kembali: ia diberi label “Pro-Hamas,” “Antisemit,” dan “ekstremis.” Namun kali ini, strategi itu gagal.

Warga New York — yang beragam, muda, dan sadar politik — menolak untuk tunduk pada narasi keamanan semu tersebut. Senjata retorika lama tak lagi berfungsi. Kekebalan moral Zionisme, yang dibangun di atas beban tragis Holocaust, kini tergerus oleh horor nyata dari pengepungan genosida di Gaza. Perisai korban sejarah itu mulai retak — bukan karena Holocaust dilupakan, tetapi karena tragedi itu dimanipulasi secara moral untuk membenarkan kekerasan kolonial.

Bahkan para sarjana dan intelektual Yahudi ternama seperti Noam Chomsky, Norman Finkelstein, dan Ilan Pappé telah lama memperingatkan tentang dissonansi moral ini. Namun, pemerintah-pemerintah tetap berkompromi. Di seluruh jalanan Barat, masyarakat telah bergerak untuk mendukung Palestina, tetapi kebijakan tidak berubah. Kesenjangan antara sentimen publik dan tindakan elit berkuasa tampak begitu jelas.

Representasi politik dari simpati publik itu dimanipulasi melalui “persetujuan yang direkayasa” (manufactured consent) dan narasi korban palsu yang disebarkan oleh media besar yang dikendalikan konglomerat. Pencalonan Mamdani menandakan bahwa masyarakat akhirnya mulai menemukan cara untuk menyuarakan pandangan mereka melalui jalur elektoral, meski menghadapi konsensus Zionis dalam industri-media yang mengakar kuat.

Namun, di India, yang terdengar justru keheningan yang memekakkan telinga.

Meskipun Zahran memiliki ikatan budaya dan keluarga dengan India, kaum intelektual liberal dan kelompok kanan Hindutva secara langka bersatu dalam diam — dengan cara mengabaikannya. Mengapa? Karena ia tanpa ragu mengidentifikasi diri sebagai seorang Muslim. Karena ia menantang Hindutva dan Zionisme dengan ketegasan yang sama. Karena ia tidak memoles identitasnya demi kenyamanan kaum liberal.

India cepat-cepat merayakan Kamala Harris dan Rishi Sunak — simbol keberhasilan minoritas di dalam sistem dominan — tetapi menolak mengakui Mamdani, yang justru mewakili pembangkangan, bukan penyesuaian.

Ini bukan sekadar prasangka sayap kanan, melainkan menunjukkan Islamofobia yang tertanam dalam kalangan elite sekuler India — mereka yang bangga membela pluralisme sosial, namun berpaling ketika kemenangan seorang Muslim tidak sesuai dengan liberalisme kapitalis yang “bersih.” Mamdani adalah sosok yang mengganggu kenyamanan: terlalu politis, terlalu Muslim, terlalu kritis.

Namun ia juga perwujudan dari sebuah tradisi panjang. Sebagai putra Mahmood Mamdani, pemikir yang membongkar warisan kekerasan kolonial, rekayasa rasial negara, dan dikotomi “Muslim baik/Muslim jahat,” Zahran menjadi pewaris intelektual dan politik dari pemikiran dekolonial global. Sementara ibunya, Mira Nair, melalui film-filmnya yang menyoroti migrasi, ketegangan rasial, dan identitas, menambahkan dimensi kultural dalam garis keturunan perlawanan ini.

Di tengah dunia yang kian suram, pencalonan Mamdani memberi secercah kejelasan langka: bahwa retakan mulai muncul di cermin kekaisaran. Hegemoni masih bisa membungkam, masih bisa mendominasi — tapi tidak tanpa perlawanan, dan tidak tanpa keretakan.
Bagi mereka yang bermimpi tentang keadilan, bukan sekadar kemenangan elektoral, pencalonan Zahran Mamdani mengingatkan: sejarah belum selesai. (MeMo?Ab)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Zone lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X