Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.855 views

Paranormal Dalam Pandangan Islam

Oleh: Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA*

Dewasa ini, fenomena mendatangi parnormal atau dukun sudah sering kita jumpai di dalam masyarakat. Kepercayaan sebahagian besar masyarakat terhadap ramalan ghaib  telah mengakar dan menjamur. Tak terbatas pada orang awam dan primitif saja, namun juga artis, pengusaha, pejabat, bahkan orang akademiki dan terdidik pun ikut-ikutan.

Parahnya lagi, ada sebahagian orang yang dianggap "paham agama" dan dianggap "ustaz", "ulama", "teungku", atau "kyai" percaya kepada ramalan ghaib,  bahkan justru menjadi aktor utama dalam masalah ini sebagai peranormal  dan dukun. Tentu saja perilaku oknum-oknum ini telah menyimpang dari syariat dan meresahkan umat Islam.

Motifnya pun beragam; karena sakit parah, ingin mendapatkan pangkat dan jabatan, ingin cepat kaya, mendapatkan jodoh, mencelakakan orang atau menghindari dari gangguan orang lain dan sebagainya.

Sebahagian besar masyarakat kita yang tidak berpegang teguh kepada aqidah Islam yang benar, selalu menjadikan paranormal dan dukun sebagai tempat bertanya, mengadu, mencurahkan keluh kesah, bersandar dan meminta pertolongan. Untuk itu, mereka rela mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit, bahkan ada yang rela menggadaikan kehormatannya.

Maka tidak mengherankan bila iklan praktek ramalan yang dilakukan oleh paranormal dan dukun menghiasi surat kabar dan televisi selama ini. Praktek ini dianggap sebagai bisnis yang sangat menggiurkan dan menguntungkan.  Bahkan praktek ramalan nasib berdasarkan tanggal lahir dan rasi bintangnya seperti aquarius, pisces dan sebagainya yang menghiasi kolom khusus di majalah dan surat kabar sangat diminati oleh masyarakat.

Ironisnya, fenomena seperti ini dibiarkan, tanpa tindakan tegas dari pemerintah untuk mempidanakan pelakunya. Padahal, berbagai kasus penipuan dan pemerkosaan akibat ulah paranormal dan dukun banyak terjadi. Bahkan, praktek ini jelas merusak aqidah dan menyesatkan ummat Islam. Maraknya kepercayaan masyarakat kepada paranormal dan dukun ini menunjukkan bahwa kondisi iman dan aqidah sebagian ummat Islam di Indonesia pada saat ini berada pada “titik nadir” yang sangat kritis dan mengkhawatirkan. 

Maka, penulis perlu menjelaskan hukum orang yang melakukan ramalan terhadap persoalan ghaib (paranormal dan dukun) dan hukum mendatangi dan mempercayai ramalan mereka dalam pandangan Islam. 

 

Definisi Paranormal 

Paranormal adalah orang yang mengaku mengetahui perkara ghaib. Hukum perbuatannya itu murtad atau kafir, karena telah mensyirikkan Allah Swt. Selain itu juga telah mendustakan dan mengingkari Al-Quran dan As-Sunnah. Nama lain dari paranormal adalah dukun, peramal, “orang pintar”, ahli sihir, dan ahli nujum. 

Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Al-‘Arraf  (peramal) adalah nama untuk kahin (dukun), ahli nujum, dan yang semisal mereka, yang mengaku mengetahui hal ghaib atau mengaku kasysyaf”. (Fathul majid, hal 696).

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Al-Kahi (dukun)  adalah seseorang yang memberitahukan perkara ghaib yang akan terjadi di kemudian hari, seperti ia berkata, “Akan terjadi begini dan begitu pada hari ini dan itu.” Atau ia berkata pada seseorang, “Kamu akan bahagia pada hari ini dan itu atau kamu akan ditimpa musibah begini pada hari ini dan itu,” atau yang semisalnya. (Syarh Riyadhus Shalihin).

Menurut Imam An-Nawawi, Al-'arraf (peramal) itu sama dengan al-kahin (dukun). Beliau berkata: "Adapun Al-Arraf (peramal), sungguh telah lewat penjelasannya.” (syarah Shahih Muslim, 14/227).

Syaikh Yusuf al-Qaradhawi menegaskan bahwa tukang ramal, tukang sihir, dukun, ahli nujum, semuanya tergolong satu rumpun, yaitu orang-orang yang mengaku dirinya mengetahui perkara ghaib dan kemudharatan-kemudharatan melalui jin, ramalan bintang, dan lain-lainnya. (Fatwa-fatwa kontemporer)

 

Hukum Percaya Kepada Ramalan Ghaib

Mendatangi maupun mempercayai tukang ramal, tukang sihir, dukun dan ahli nujum adalah termasuk dosa besar. Oleh karena itu, seorang muslim dilarang keras mendatangi mereka.  Jika seseorang mendatangi mereka, lalu bertanya sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari, sebagaimana sabda Rasulullah,“Barangsiapa mendatangi ‘arraf (peramal) lalu dia bertanya kepadanya tentang sesuatu lalu dia mempercayai apa yang dikatakannya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari”. (HR. Muslim)

Rasulullah saw juga bersabda, “Barang mendatangi ‘arraf (tukang ramal) atau kahin (dukun), lalu dia membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad” (HR. Hakim dan Baihaqi). Maksudnya, ia telah mengingkari ayat yang diturunkan kepada Muhammad saw berikut ini, “Katakanlah (hai Muhammad) tidak ada seorang pun yang ada di langit dan di bumi mengetahui perkara ghaib kecuali Allah saja.” (An-Naml: 65). (Al-Qaul al- Mufid, hal 33) Hadits-hadits tersebut merupakan dalil haramnya seseorang mendatangi dan mempercayai ramalan “orang pintar”, paranormal, dukun, dan semisal mereka. Oleh karena itu, imam Adz-Dzahabi ketika menyebutkan dosa-dosa besar dalam kitabnya “Al-Kabaair”, beliau memasukkan salah satu dosa besar adalah membenarkan dukun dan ahli nujum.

Imam al-Munawy  berkata, “Hadits ini dengan hadits sebelumnya tak ada kontradiksi, karena maksudnya, orang yang membenarkan dukun jika ia meyakini bahwa si dukun mengetahui perkara ghaib, maka ia kafir; jika ia meyakini bahwa jin membisikkan kepada si dukun sesuatu yang ia curi dengar dari malaikat, dan bahwa hal itu melalui wangsit (dari jin), lalu ia (orang yang datang ke dukun) membenarkan dukun dengan cara seperti ini, maka ia tidak kafir.” (Faidhul Qadhir, 6/23)

Syaikh Abdurrahman bin hasan Alu as-Syaikh berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa dukun dan tukang sihir adalah kafir, karena keduanya mengklaim mengetahui ilmu ghaib, dan hal itu merupakan kekufuran. Orang yang mempercayai hal itu dan menerimanya juga kafir”. (Fathul Majid, hal 693).

Pentahqiq kitab Fathul Majid (syaikh Hamid al-Faqi) mengatakan, “penyebab kekufuran tersebut yaitu karena al-Quran telah menyebutkan, “Sesungguhnya Allah hanya ada pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakan besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha mengenal.” (Lukman: 34). Allah juga berfirman, “Dan di sisi-Nya kunci-kunci perkara yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya selain Dia.” (al-An’am: 59). Dia juga berfirman, “(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak  memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya” (Al-Jin: 26-27). Maka, barangsiapa yang membenarkan tukang ramal atau dukun, maka dia telah mendustakan ayat-ayat ini, dan barangsiapa yang mendustakannya, maka ia kafir.” (Fathul Majid, hal 694).

Imam Ibnul Jauzi berkata, “Yang mengetahui perkara ghaib hanya Allah Swt saja, tiada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya. Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun hal ghaib itu, dan tidak mengajarkannya kepada seorang manusiapun, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Sebab tanda kebenaran seorang Rasul adalah pemberitahuannya tentang hal-hal ghaib. Maknanya, Allah akan memperlihatkan hal-hal ghaib yang dikehendaki-Nya kepada orang yang diridhai-Nya untuk mengemban risalah-Nya. Ayat ini juga menunjukkan orang yang menyangka bintang-bintang itu menunjukkan perkara ghaib maka ia telah kafir.” (Zaadul Masir, 8/385)

 

Sikap Seorang Muslim Terhadap Ramalan Ghaib

Kita harus bersikap kepada dukun atau peramal dengan menolak dan tidak mempercayai semua berita yang mereka katakan. Karena itu semua adalah kebohongan belaka. Para dukun dan paranormal tidaklah mengabarkan perkara ghaib, kecuali ia akan berdusta. Jika ia benar  - tapi ini jarang-, maka mungkin itu hanya kebetulan atau mendapat wangsit dari jin yang mencuri kabar dari para malaikat di langit, lalu membisikkannya kepada para mereka (dukun dan peramal) sebagai wali dan sahabat mereka. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah saw tentang para dukun. Beliau menjawab, “Mereka itu tidak ada apa-apanya!” Para shahabat bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, adakalanya mereka meramalkan sesuatu dan kemudian ternyata benar.” Rasulullah saw menjawab,”Itu adalah sesuatu yang hak yang didengar oleh jin, kemudian dibisikkannya kepada para walinya dan mereka mencampurnya dengan seratus kedustaan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bagaimana mungkin kita mempercayai orang-orang seperti ini; mereka mengaku mengetahui perkara ghaib dan mampu menolak bala, padahal orang yang paling shalih dan bertakwa di muka bumi ini, sekaligus rasul yang paling mulia tidak mengetahui perkara tersebut. Apakah mereka (para dukun) lebih baik dari pada Rasulullah saw? Allah swt memerintahkan Rasul-Nya untuk mengatakan kepada ummat-Nya, “Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, niscaya akan membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al-A’raf: 188).

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu katsir berkata, “Allah swt memerintahkan Nabi saw untuk mengembalikan segala urusan kepada-Nya, dan mengabarkan tentang dirinya bahwa ia (Nabi saw) tidaklah mengetahui perkara ghaib di masa akan datang. Nabi saw tidaklah mengetahui sedikitpun di antara hal ghaib itu, selain perkara yang Allah singkapkan baginya.” (tafsir Ibnu Katsir, 2/363)

Dalam bukunya “As-Sihr wa Al-Hasad” Syaikh Mutawalli asy-Sya’rawi mengatakan, “Banyak orang yang mengira, tukang sihir itu mengetahui ilmu ghaib. Ini hanyalah pekerjaan para peramal, yang berusaha hendak mengelabui orang. Mereka mengaku bisa membaca dan memperlihatkan hal-hal yang ghaib, padahal itu tidak benar”. Beliau juga berkata, “Para peramal berusaha keras menipu orang, seolah-olah mereka mengetahui ilmu ghaib, hanya untuk menguras isi kantongnya, sekaligus menyesatkan. Ini semua tidak lebih dari taktik mencari uang. Kalau manusia sudah mempercayainya, ia akan digiring lebih jauh lagi, yakni akan dikafirkan”. 

Syaikh Mahmud Syaltut (Syaikhul Azhar di era tahun 50an), mengingatkan.

“Kita sering mendengar ramalanterjadinya Kiamat, terjadinya bencana dan kelaparan yang akan melanda, serta prediksi akan adanya peristiwa yang menggemparkan. Itu semua hanyalah sebahagian dari trik-trik kebohongan yang oleh para pencetusnya dimaksudkan untuk meresahkan masyarakat yang memang sudah lemah secara psikologis, agar mereka meninggalkan produktifitas kerja yang akan memberi ketenangan hidup bagi mereka. Kecocokan sebagian ramalan menjadi legitimasi orang yang lemah jiwanya untuk terus bergantung pada cara mistik ini dalam kehidupannya. Akan tetapi ada alasan lain baginya, yaitu adanya orang-orang yang notabene ahli agama ikut berpraktek menggunakan cara-cara mistik dan tahayul ini, mereka menunjukkan kebenaran prakteknya dan mengiklankannya kepada publik. Ini merupakan kepalsuan dan perbuatan zhalim atas nama agama. Salah satunya, apa yang sering kita baca di banyak media massa yang dikemas secara khusus untuk melayani ramalan tentang nasib pembaca, tentang bintangnya, juga ramalan kesuksesan dan kegagalannya yang dikaitkan kepada hari kelahiran dan rasi bintangnya. Semestinya, media massa merupakan sumber pengetahuan dan arahan, dan harusnya para redaktur media itu dipegang oleh orang-orang yang berpengetahuan luas yang memiliki rasa tanggungjawab membawa misi pendidikan publik menuju kebaikan dan kebahagiaan hidupnya”. (Al-Fataawa, hal  26)

Syaikh Mahmud Syaltut juga berkata, “Sudah menjadi kewajiban kaum muslimin untuk senantiasa waspada terhadap permainan paranormal yang menyebarkan persepsi sial dan cara-cara mistik untuk “melihat” yang ghaib. Persepsi ini bisa menjadikan seseorang terbelenggu oleh perasaan takut sial ketika mendengar sebuah kata-kata, atau melewati sebuah hari atau melihat suatu pemandangan. Kaum muslimin harus membersihkan jiwa-jiwa mereka dari khurafat-khurafat ini.” (Al-Fataawa, hal 32)

Akhirnya, mari memohon perlidungan dari Allah swt agar kita dijauhi dari perbuatan syirik dan kekufuran lainnya yang dapat membatalkan iman kita. Kita belajar dan perkuat tauhid dan aqidah kita seara benar sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah yang dijarkan oleh para ulama salafush shalih (para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in termasuk imam-imam mazhab), agat kita dapat mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan tauhid dan iman sehingga kita tidak melakukannya dan agar kita tidak terjerusmus kepada perbuatan syirik. Semoga Allah Swy memberi petunjuk kepada kita dan menjauhkan kita dari perbuatan syirik. Aamin!

 

*) Penulis adalah Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia )MIUMI) Aceh, Anggota Ikatan da’i dan Ulama Asia Tenggara, Dosen UIN Ar-Raniry, dan Doktor bidang Fiqh & Ushul Fiqh pada International Islamic University Malaysia (IIUM).

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X