Ahad, 9 Rabiul Akhir 1446 H / 28 Januari 2018 19:45 wib
4.904 views
Trump Bersumpah Balas Dendam pada Taliban Setelah Bom Ambulans di Kabul
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Presiden AS Donald Trump telah bersumpah untuk membalas dendam setelah sebuah bom ambulans diledakkan di daerah padat di Kabul, menewaskan sedikitnya 95 orang dan melukai 158 lainnya.
Pemboman Sabtu adalah serangan gerilya yang paling mematikan di negara itu sejauh tahun ini dan telah menyebabkan Trump mennyerukan "tindakan tegas" terhadap para penyerang. "Kekejaman Taliban tidak akan menang," katanya dalam sebuah pernyataan, menyalahkan kelompok pejuang Afghanistan itu atas serangan tersebut.
"Serangan pembunuh ini memperbaharui keputusan kami dan mitra Afghanistan kami.
Kini, semua negara harus mengambil tindakan tegas terhadap Taliban dan infrastruktur teroris yang mendukung mereka."
Ledakan tersebut, yang diklaim Taliban, menghancurkan jendela di sebuah distrik pemerintahan dan diplomatik di Kabul, saat jihadis terus menargetkan ibukota Afghanistan tersebut dengan penembakan dan pemboman.
Seorang anggota parlemen Afghanistan mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah ambulans mendekati sebuah pos pemeriksaan keamanan saat bom tersebut diledakkan.
Wahid Majroh, juru bicara kementerian kesehatan, mengatakan bahwa jumlah korban masih bisa meningkat, karena laporan dari rumah sakit menunjukkan banyak korban luka tampak berada dalam kondisi kritis.
LSM Italia Emergency mengatakan pada tahap awal serangan tersebut bahwa lebih dari 50 orang dilarikan ke rumah sakit dengan apa yang telah digambarkan sebagai "pembantaian".
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan bahwa penggunaan ambulans Taliban sebagai senjata untuk menargetkan warga sipil "mewakili ketidakpedulian manusia terhadap Afghanistan".
Ledakan bom tersebut terjadi sepekan setelah serangan Taliban di Hotel Intercontinental di Kabul, yang menyebabkan lebih dari 40 orang tewas, termasuk banyak orang asing.
Telah terjadi peningkatan serangan terhadap ibukota Kabul selama setahun terakhir oleh Taliban dan sebuah afiliasi kelompok Islamic State (IS) yang disebut "Wilayat Khurasan". (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!