Pejabat Saudi Tolak Politisasi Ibadah Haji yang Dimotori Pemerintah Syi'ah Iran

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Duta Besar Arab Saudi untuk Liga Arab, Ahmed Qattan, mengulangi pada hari Selasa (13/2/2018) bahwa negaranya menolak upaya untuk "mempolitisir dan menginternasionalkan" ibadah Haji - yang merupakan rukun Islam. "Upaya untuk mempromosikan internasionalisasi Tempat Suci Makkah dan Madinah adalah konspirasi yang berbahaya," kata Qattan di Twitter.

Menurut sang duta besar, upaya semacam itu mengungkapkan bagaimana beberapa negara mengikuti Iran yang, menurutnya, telah berusaha mempromosikan proposal "berbahaya dan menyedihkan" ini. "Saya katakan kepada semua orang yang mencoba mengangkat masalah ini dari waktu ke waktu: kembali ke akal sehat Anda."

Pejabat Saudi itu memperingatkan bahwa politisasi dan internasionalisasi situs suci tersebut adalah garis merah, dan bermain dengan api. "Semua upaya untuk melakukannya adalah bunuh diri politik," kata Qattan. Dia menjelaskan bahwa seluruh dunia mengakui upaya besar Kerajaan untuk melayani jamaah Muslim.

Pihak berwenang Saudi mengadakan pertemuan pendahuluan pada bulan Januari untuk meninjau kembali rencana persiapan musim haji tahun ini. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Syi'ah Iran telah mengangkat isu "penyelesaian masalah administrasi" dari haji, yang ditolak oleh Arab Saudi. (st/MeMo)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Rezim Teroris Assad Lancarkan 211 Serangan Senjata Kimia ke Oposisi Suriah Sejak Awal Konflik
• Pengadilan Militer Israel Perpanjang Penahanan Ahed Al-Tamimi dan Ibunya Hingga 11 Maret
• Israel Tuduh Turki Bantu Kelompok Hamas Palestina
• Laporan: Pejabat Afghanistan Lakukan Pembicaraan Rahasia dengan Taliban
• Sekelompok Tentara Bayaran Rusia Tewas dalam Serangan Udara AS di Suriah Timur
• Pejabat AS Klaim Pemimpin Islamic State Abu Bakar Al-Baghdadi Menderita Luka Parah
• Zionis Israel Siksa 60 Persen Anak Palestina yang Mereka Tahan
• Hotel Ritz Carlton Riyadh Kembali Dibuka Setelah Sempat Jadi 'Penjara Mewah' Bangsawan Saudi