Intelijen Turki Tangkap Detektif Bayaran Mossad di Istanbul

ISTANBUL, TURKI (voa-islam.com) - Otoritas Turki telah menangkap seorang penyelidik swasta di Istanbul dengan tuduhan berkolaborasi dengan Mossad Israel dan menyerahkan informasi rahasia, kata sumber keamanan.

Dinad Intelijen Nasional Turki (MIT) pada hari Jum'at (3/10/2025) mengumumkan bahwa tersangka, yang diidentifikasi sebagai Serkan Çiçek, ditahan dalam operasi gabungan dengan jaksa penuntut dan aparat penegak hukum, dengan sandi “Metron Activity.”

Pejabat keamanan mengatakan bahwa ia telah bekerja untuk Mossad dan menjalin kontak dengan Faysal Rasheed, seorang anggota Pusat Operasi Daring Israel, menurut kantor berita Anadolu.

Çiçek dilaporkan mengaku melakukan pengintaian di Istanbul atas permintaan Rasheed, dengan target seorang aktivis Palestina yang vokal mengkritik kebijakan Israel di kawasan Asia Barat.

Menurut laporan intelijen Turki, Çiçek yang nama aslinya adalah Muhammet Fatih Keleş, mengganti namanya setelah mengalami kesulitan keuangan serius dan keluar dari karier bisnisnya untuk mendirikan perusahaan swasta bernama Pandora Detective Agency pada tahun 2020.

Ia disebut pernah bekerja sama dengan Musa Kuş, yang dijatuhi hukuman penjara 19 tahun karena melakukan spionase untuk Israel, serta dengan seorang pengacara bernama Tuğrulhan Dip.

Kedua individu tersebut sebelumnya telah divonis bersalah karena menjual data pribadi yang diperoleh dari catatan publik kepada para detektif swasta untuk keuntungan finansial.

Pejabat menyatakan bahwa kegiatan detektif yang dilakukan Çiçek telah menarik perhatian Mossad.

Pada 31 Juli, Rasheed disebut menghubunginya melalui WhatsApp dengan menyamar sebagai perwakilan firma hukum asing.

Rasheed kemudian memerintahkan Çiçek untuk melakukan misi pengawasan selama empat hari terhadap seorang aktivis Palestina yang tinggal di Başakşehir, pinggiran Istanbul.

Laporan menyebutkan bahwa Çiçek dibayar $4.000 dalam bentuk mata uang kripto pada 1 Agustus untuk melaksanakan tugas tersebut.

Çiçek mengetahui bahwa targetnya adalah seorang aktivis Palestina setelah melakukan pencarian nama secara daring. Meskipun ia sadar bahwa rekannya, Kuş, telah dipenjara karena spionase untuk Israel, ia tetap menerima penugasan itu.

Otoritas melaporkan bahwa Çiçek pergi ke lokasi yang diberikan agen Mossad, tetapi tidak berhasil menemukan target.

Ia memasuki kompleks perumahan pada 1–2 Agustus dengan berpura-pura mencari apartemen sewaan dan melakukan pengintaian. Namun, ia gagal mengumpulkan informasi yang dibutuhkan Mossad.

Pejabat melaporkan bahwa Rasheed memutus komunikasi pada 3 Agustus.

Menurut sumber keamanan Turki, Mossad kerap menggunakan aplikasi komunikasi daring untuk merekrut agen dalam rangka memata-matai warga Palestina maupun warga negara asing lainnya yang tinggal di Turki.

Pada tahun 2024, pejabat Turki menangkap 33 orang yang diyakini menjual informasi kepada Mossad. (ptv/Ab)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Islamic World News lainnya:

• Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad Selamat dari Upaya Peracunan di Moskow
• Laporan: Hamas Tolak Rencana Gencatan Senjata Trump, Sebut Hanya Layani Kepentingan Israel
• Global Sumud Flotilla: Italia Lakukan Sabotase, Kapal ke Gaza Tetap Berlayar Pecahkan Blokade
• Kolaborasi atau Mati: Israel Paksa Warga Gaza Jadi Milisi, yang Menolak Dihabisi
• Terungkap! Israel Ingin Kuasai TikTok & X Demi Perang Opini Dunia
• NYT: Blok demi Blok, Israel Ratakan Kota Gaza Hingga ke Tanah
• PBB & Uni Eropa Peringatkan Deportasi Massal Bisa Jadi Ladang Rekrutmen IS-K
• Suriah Tolak Prasyarat AS untuk Cabut Sanksi Caesar