Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Kritis Mengidap Kanker Darah, Ayo Bantu!!

JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) –  Karirnya dalam dakwah Islamiyah begitu cemerlang. Dalam usianya yang masih relatif muda, Ustadz Andi sukses menghafal Al-Qur’an 30 juz, meraih gelar sarjana psikologi dan sarjana pendidikan. Namun Allah memberikan ujian lain dengan penyakit kanker darah (leukemia).

Ustadz Andi Wiyarto, S.Psi., S.Pd.I Al-Hafizh (24), adalah seorang dai muda yang hafal Al-Qur’an 30 juz dan berkhidmat di pesantren Ma’had ’Aly Baitul Hikmah Al-Islamy Sukoharjo, Jawa Tengah.

Meski dikenal pendiam, namun Alumnus Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo ini memiliki kecerdasan yang luar biasa. Hanya dalam tempo dua tahun ia sukses mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an 30 juz saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Penghafal Al-Qur’an Isy Karima, Karang Pandan, Jawa Tengah.

Tak puas dengan menghafal Al-Qur’an, ustadz Andi pun melanjutkan pendidikan di dua jurusan sekaligus: Fakultas Psikologi dan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah.

Jenjang pendidikan yang tinggi dan bervariasi itulah yang mengantarkan sosok ustadz Andi Wiyarto sebagai dai muda yang memiliki pengetahuan luas dan multitallent.

Tak lama setelah lulus kuliah dan menjadi pengasuh Pondok Pesantren Baitul Hikmah, dai kelahiran Karanganyar, 24 Juli 1989 itu pun menyempurnakan separuh agamanya. Ia mempersunting gadis Amalia Salsabila (23) pada 17 Agustus 2013 lalu.

Namun, baru beberapa bulan mengarungi bahtera pernikahan, pasangan pengantin baru itu harus menghadapi ujian berat. Saat sang istri hamil dua bulan, Ustadz Andi Wiyarto mendapat ujian berat dengan penyakit kanker darah yang lebih dikenal dengan istilah leukemia.

Saat Relawan IDC membusuk, Ustadz Andi tampak lemah dan memejamkan mata. Sesekali saat ustadz Andi membuka matanya, relawan IDC mengucapkan salam kepadanya dan dijawabnya dengan suara yang sangat lemah.

Awal gejalanya seperti orang sakit tipes. Saat dibawa ke rumah sakit Dr Moewardi Solo dan dites darah, dokter mendiagnosa Andi kena demam berdarah. Tapi setelah dirawat dan tidak ada perubahan, pihak rumah sakit mendalami lebih lanjut dengan melakukan cek BMP sumsum tulang belakang, hasilnya positif Andi menderita leukemia.

Setelah beberapa hari dirawat di RSUD dr. Moewardi, Solo kondisi ustadz Andi sempat membaik dan dibawa pulang ke rumah. Tetapi, baru tiga hari berada di rumah kondisinya memburuk dan muntah-muntah. Setelah dilarikan ke RS dr. Moewardi, ia pun dirujuk ke Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.

Saat ini kondisi ustadz Andi Wiyarto masih tergolek lemah di bangsal perawatan RS Dharmais. Sudah lebih dari dua minggu ia dirawat, tetapi kondisinya malah semakin memburuk.

“Sudah sejak tanggal 27 November 2013 dirawat di Dharmais, tapi saat ini kondisinya menurun; susah makan dan minum. Malah sudah dua hari ini dia tidak BAB (buang air besar, red.),” kata Aji Aksan, kakak ipar ustadz Andi kepada relawan IDC saat menemani perawatan di rumah sakit kanker Dharmais, Jakarta Barat, pada Ahad malam. (15/12/2013).

Senada itu, Bu Siti Qoriah, ibunda dari ustadz Andi sangat mengkhawatirkan kondisi putra sulungnya itu. Sebagai seorang ibu, ia tak tega melihat kondisi anaknya saat ini yang tergolek lemah dengan selang infus di dada sebelah kanan dan terkadang mengeluarkan darah.

Di mata sang ibu, Ustadz Andi adalah sosok anak yang shalih, mandiri, dan begitu sayang kepada orang tua dan adik-adiknya.

“Orangnya luar biasa. Dia itu pendiam, cerdas dan anak yang shalih. Sama adik-adik dan orang tuanya dia sayang. Dia bahkan ngga pernah meminta apa pun yang menyusahkan orang tua,” tutur Siti Qoriah yang duduk menemani ustadz Andi sambil memegang erat tangan putranya itu. “Setiap dipanggil ibu dia langsung sempatkan datang meski di pesantren itu dia sibuk,” tambahnya.

Saat ini ibu Siti Qoriah hanya bisa pasrah melihat anaknya yang terbaring melawan penyakit kanker darah yang dideritanya.

Kondisi terakhir ustadz Andi terus memburuk dan saat ini sudah dipindahkan ke ruang ICU.

“Mohon doanya, mulai semalam ustadz Andi masuk ke ruang ICU. Kata dokter kemungkinan leukemia yang dideritanya sudah sampai ke otak. Saat ini ustadz Andi ngga bisa ngomong, pandangannya mulai kabur dan gerak motorikanya sering mengalami kesalahan,” ujar Amalia, istri ustadz Andi.

Ustadz Andi adalah asset umat yang sangat berharga dengan ilmunya yang luas dan hidupnya sebagai penjaga Al-Qur’an. Dengan absennya di dunia dakwah, umat sangat kehilangan, karena Ustadz Andi adalah pemuda yang giat berdakwah dan membimbing kader-kader penjaga wahyu di pondok pesantren yang diasuhnya.

Saat ini ustadz Andi membutuhkan biaya yang relatif besar untuk berobat. Biaya untuk sekali kemoterapi saja sekitar 50 juta dan menurut dokter tahap awal beliau harus menjalani 5 kali kemoterapi. Selain itu, biaya untuk transfusi darah yang rutin dibutuhkan, setiap kali transfusi diperkirakan menelan biaya 3,8 juta rupiah.

Selain membutuhkan biaya, ustadz Andi juga membutuhkan relawan yang bersedia mendonorkan darahnya dengan kriteria: Golongan darah B+; Berat badan minimal 56 Kg; Tidak pernah menderita penyakit hepatitis, HIV/AIDS, sifilis dan lainnya; Tidak pernah sakit hingga dirawat inap di Rumah Sakit; Tidak sedang mengkonsumsi obat, minimal satu minggu terakhir; dan Tidak sedang sakit seperti flu atau batuk.

 

DONASI PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM

Musibah yang dialami Ustadz Andi adalah penderitaan kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).

Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).

Bagi kaum Muslimin yang terpanggil untuk membantu meringankan biaya pengobatan kanker Ustadz Andi Al-Hafizh bisa mengirimkan donasi ke program Dana Infaq Darurat (DINAR) IDC:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605  a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422  a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302  a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  6. Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC)

 

CATATAN:

  • Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
  • Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqdakwahcenter.com.
  • Bila biaya pengobatan ustadz Andi sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
  • Info: 08567.700020 – 08999.704050 PIN BB: 2AF8061E.

BERITA TERKAIT:

  1. Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Kritis Mengidap Kanker Darah, Ayo Bantu!!
  2. Donasi Tahap Pertama Diserahkan, Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Masih Butuh Bantuan
  3. Donasi Rp 32 Juta Telah Diserahkan, Ustadz Penghafal Al-Qur'an & Pengasuh Pesantren Masih Butuh Bantuan.
  4. Kabar Duka: Ustadz Andi Al-Hafizh Tutup Usia dengan Kematian yang Indah dan Mengharukan