Masa Depan Balita Calon Ustazah ini Menanti Uluran Anda

JAKARTA (idc.voa-islam.com) - Ujian yang dialami Bang I’ing, bapak muda asal Majalengka ini datang silih berganti. Menyambut kelahiran anak pertamanya, pria berusia 31 tahun ini hijrah meninggalkan profesi lamanya yang bergelimang dengan transaksi ribawi sebagai tukang kredit.

Untuk mencari nafkah yang halal, ia hijrah ke Bekasi dan beralih profesi menjadi penjaga warung kebab dan pengantar sayur-sayuran. Sedang istrinya, Sri tinggal di kampung Bedulan kecamatan Suranenggala kabupaten Cirebon, untuk menunggu kelahiran anak pertamanya.

Meski dengan penghasilan yang minim, I’ing merasa bahagia dengan karunia Allah berupa rezeki halal hasil jerih payahnya itu. “Alhamdulillah, saya bisa memberi nafkah yang halal untuk istri dan anak saya. Mudah-mudahan cita-cita saya terkabul, kelak anak saya menjadi seorang ustadz atau ustadzah,” ujarnya kepada idc.voa-islam.com.

Baru sebulan magang kerja di voa-islam.com, kabar yang ditunggu-tunggu pun tiba. Anak pertamanya lahir selamat pada malam Jum’at dua pekan lalu, di Puskesmas setempat.

Bahagia bercampur haru dirasakan pasangan I’ing dan Sri menyambut kelahiran putri pertama yang mereka beri nama Dede Zahra.

Sekilas, Zahra nampak normal seperti bayi pada umumnya. Sehat, lucu, manis, imut dan menggemaskan. Tapi bila diperhatikan jari-jari tangan dan kakinya, ternyata Zahra yang digadang-gadang menjadi ustadzah ini mengalami kelainan “sindaktili,” yakni kelainan jari berupa pelekatan beberapa jari sehingga telapak tangan menjadi berbentuk seperti kaki bebek atau angsa (webbed fingers).

Jari tengah dan jari manis pada tangan kanan Zahra melekat (dempet) menjadi satu. Sementara pada kaki kirinya, jari tengah, jari manis dan jari kelingkingnya juga melekat (dempet).

Menurut dokter di rumah sakit, satu-satunya ara mengatasi kelainan jari Zahra adalah dengan melakukan operasi pemisahan pada jari-jari yang saling melekat atau menyatu. Karena ada beberapa jari yang mengalami kelainan sindaktili, maka operasi pemisahan itu pun harus dilakukan satu per satu untuk menghindari komplikasi pada luka dan sistem perdarahan jari yang dipisahkan.

Jika tidak dioperasi, lanjut dokter, kelainan ini dapat mengganggu proses tumbuh-kembang karena jari yang dempet menghambat pertumbuhan jari dari gerakan jari-jari lain di sampingnya. Bila tidak diatasi, dapat mengganggu perkembangan mental anak.

Sayangnya, biaya operasi pemisahan jari sindaktili itu tidak murah, sekitar 5 jutaan.

“Dari mana biaya itu kudapat? Gaji penjual sayur dan penjaga warung yang tak seberapa, mana mungkin bisa menutupi biaya operasi Zahra?” katanya kepada Abu Mumtaz di kantor redaksi idc.voa-islam.com.

Melalui tulisan ini, voa-islam.com ingin mengetuk hati kaum muslimin, untuk membantu biaya operasi pemisahan jari sindaktili Dede Zahra. Mudah-mudahan uluran tangan kaum muslimin bisa mengantarkan Zahra pada cinta-cita orangtuanya, menjadi ustazah pejuang Islam.

Bagi kaum Muslimin yang ingin menyalurkan bantuannya untuk operasi Dede Zahra bisa menyalurkan melalui voa-islam.com:

  1. Bank Mandiri No. rek. 0060006012623 a/n Budi Haryanto.
  2. Bank Syariah Mandiri No. rek. 0120043587 a/n. Budi Haryanto.
  3. Bank BCA No. rek. 6310230497 a/n. Budi Haryanto.

Informasi selengkapnya:

  1. voa-islam.com (021-26401004 / 08999.704050).
  2. Bu Sri (0878.2998.7046)

Berbahagialah orang yang bisa membantu kesulitan sesama Muslim, karena merekalah Muslim sejati yang bahagia di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesama muslim itu bersaudara karena itu janganlah menganiaya dan jangan mendiamkannya. Barangsiapa yang memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barangsiapa yang melapangkan satu kesulitan sesama muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitannya di hari kiamat kelak. Barangsiapa menutupi kejelekan seorang muslim Allah akan menutupi keburukannya di hari kiamat” (HR Muttafaqun Alaihi).

“Barangsiapa yang meringankan  beban seorang Mukmin di dunia, Allah pasti akan meringankan bebannya pada Hari Kiamat. Siapa saja yang memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, Allah pasti akan memberi dia kemudahan di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim di dunia, Allah pasti akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah SWT selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya” (HR Muslim dan Tirmidzi). [M Abdul Gani]