Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.854 views

Mudik Lebaran Sebagai Momentum Kembali ke Fitrah

By: Andi Perdana Gumilang, S.Pi.

Musim mudik kembali datang, tradisi tahunan yang menjadi bagian bahkan budaya dari kehidupan masyarakat Indonesia selalu terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri (Lebaran). Tidak heran, mudik Lebaran memiliki kekhasan warna kultur di masyarakat Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.

Fenomena mudik menjelang berakhirnya bulan Ramadhan yang terjadi pada masyarakat khususnya umat Islam di negeri ini, diliputi kesibukan yang luar biasa bila dibandingkan hari sebelumnya. Pemandangan sibuk terjadi di terminal bis, stasiun kereta api, pelabuhan laut dan biro-biro perjalanan. Masyarakat yang ingin mudik membanjiri loket-loket tempat pemesanan dan penjualan tiket. Untuk memesan dan membeli tiket sebagian mereka berdesak-desakan, saling dorong bahkan ada yang pingsan. Demikian pula dalam menggunakan jasa transportasi mereka juga tak luput menghadapi perjuangan serupa, bahkan lebih keras.

Mudik: Saatnya Kokohkan Silaturahmi

Mudik (pulang kampung) tahunan ini sudah mendarah daging di tengah kita. Terlebih bagi sebagian besar umat Islam di kota-kota besar, merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar di kampung halaman menjadi sebuah keharusan.

“Silaturahmi” menjadi kata kunci untuk menggambarkan antusiasme masyarakat yang mudik. Karena, bersilaturahmi saat Idul Fitri punya kekuatan yang memaksa setiap orang untuk mempersiapkan biaya lebih dalam; menanggalkan sikap egoisnya; atau modal nekad pulang mudik meski biaya untuk mudik terbatas. Mereka rela berjubel-jubel di gerbong kereta api, bus atau berdesak-desakan di galangan kapal demi menjumpai sanak famili dan memupus kerinduan yang meradang.

…bersilaturahmi saat Idul Fitri punya kekuatan yang memaksa setiap orang untuk mempersiapkan biaya lebih dalam; menanggalkan sikap egoisnya; atau modal nekad pulang mudik meski biaya untuk mudik terbatas…

Bersilaturahmi kepada orangtua, kerabat, teman lama, atau guru ngaji saat mudik merupakan tradisi yang sangat baik. Bahkan, tradisi ini sejalan dengan anjuran Rasulullah SAW kepada kaum muslim untuk mengokohkan ikatan persaudaraan.

Melaksanakan silaturahmi, baik dilakukan pada bulan Ramadhan atau bulan-bulan lainnya dan akan bernilai ibadah bila dilakukan dengan niat yang benar dan cara yang benar. Oleh sebab itu, agar aktivitas silaturahmi itu bernilai ibadah, sebaiknya kita melakukannya dengan cara berbuat baik, seperti dengan membantu, menolong, membahagiakan, dan menyantuni kaum kerabat.

Berkaitan dengan anjuran silaturahmi pada bulan Ramadhan, Rasulullah SAW telah menegaskan dalam khutbahnya saat menyambut bulan suci Ramadhan, “…Barangsiapa menyambungkan silaturahmi pada bulan ini (Ramadhan), Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan pada bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya…”

Dalam khutbah Rasulullah SAW ini, terkandung sebuah pesan betapa pentingnya silaturahmi. Betapa tidak, karena rahmat dan kasih sayang Allah sangat dipengaruhi oleh sikap kita terhadap silaturahmi. Bila kita menyambungkan tali silaturahmi, itu sama artinya kita menyambungkan diri kita dengan rahmat Allah. Demikian pula, bila kita memutuskan tali silaturahmi, itu sama artinya dengan memutuskan diri kita dengan rahmat Allah. Sungguh dahsyat dampak silaturahmi. Tidak hanya berdampak bagi kita di dunia, tetapi juga saat di akhirat kelak.

Dalam hal ini silaturahmi dalam Islam tidak hanya menjaga hubungan baik dengan orang-orang dekat. Namun juga termasuk perbuatan wajib yang berlimpah pahala. Rasulullah SAW bersabda:

Siapa yang percaya pada Allah dan hari kemudian hendaknya menghormati tamu. Dan siapa yang percaya pada Allah dan hari kemudian harus menghubungi sanak saudara (menjaga hubungan persaudaraan). Dan siapa yang percaya pada Allah dan hari kemudian harus berkata baik atau diam” (HR Bukhari dan Muslim).

…Silaturahmi tidak hanya mendekatkan hati kita dengan saudara atau tetangga, tapi juga semakin mendekatkan kita dengan yang Mahakuasa atas rezeki, ajal, jodoh, dan kehidupan kita…

Silaturahmi tidak hanya mendekatkan hati kita dengan saudara atau tetangga, tapi juga semakin mendekatkan kita dengan yang Mahakuasa atas rezeki, ajal, jodoh, dan kehidupan kita. Anas RA berkata: Bersabda Rasulullah SAW. “Siapa ingin dilapangkan rezekinya, dan ditunda umurnya (ajalnya) hendaknya menghubungi famili.” (HR Bukhari dan Muslim) Ditunda ajal ialah diberi berkat dalam umurnya, sehingga berkahnya sangat besar dan luas sekali.

Bahkan silaturahmi juga memberikan kita peluang untuk meraih kesuksesan di akhirat kelak. Seseorang bertanya: “Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku amal yang dapat memasukkan ke dalam surga dan menjauhkan dari api neraka? Jawab Nabi: menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan dengan-Nya sesuatu apapun, dan mendirikan shalat, dan mengeluarkan zakat, dan menghubungi famili kerabat (silaturahmi).” (HR Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, bila tujuan mudik bukan untuk bersilaturahmi, maka kita perlu mengingat sabda Rasulullah SAW ini: “Tiada akan masuk surga orang yang memutus hubungan famili” (HR Bukhari dan Muslim).

Kembali Ke Fitrah: Kembali Ke Ketaatan kepada Allah SWT

Bersamaan dengan tradisi mudik untuk silaturahmi dan saling memaafkan, kita pun memasuki satu hari yang indah, Idul Fitri. Namun, kita pun sepatutnya banyak beristigfar, karena boleh jadi meski ini jelas tidak kita harapkan ibadah shaum pada hari-hari Ramadhan yang kita lewati itu tidak mengantarkan kita untuk meraih derajat takwa sebagai hikmah dari kewajiban puasa yang telah Allah perintahkan kepada kita.

Karena itu, di hari Idul Fitri, sejatinya kita banyak bertafakur dan melakukan muhasabah (instrospeksi diri). Layakkah kita bergembira merayakan Idul Fitri, yang sering dimaknai sebagai ‘kembali ke fitrah’ dan juga sebagai ‘hari kemenangan’? Pertanyaan ini penting kita jawab dengan jujur, agar kita meninggalkan bulan Ramadhan ini tanpa kesia-siaan serta merayakan Idul Fitri nanti tanpa kehampaan.

Idul Fitri sejatinya memberikan sesuai dengan fitrahnya, seorang Muslim sejatinya hanya menerima agama, ideologi dan aturan hidup yang memang sesuai dengannya. Sebaliknya, sesuai dengan fitrah pula seorang manusia sejatinya menolak semua agama, ideologi dan aturan hidup yang bertentangan dengan fitrahnya. Faktanya, di dunia ini hanya Islamlah agama dan ideologi yang sesuai dengan fitrah manusia. Selain Islam adalah agama dan ideologi yang batil. Karena itulah, Allah SWT berfirman:

Siapa saja yang mencari selain Islam sebagai agama, maka sekali-kali tidak akan pernah diterima, dan di akhirat kelak ia termasuk orang-orang yang merugi” (Qs Ali Imran 85).

Allah SWT juga berfirman: “Sesungguhnya agama yang diakui di sisi Allah hanyalah Islam.” (Qs Ali Imran 19).

Dengan demikian selain sesuai dengan fitrah, pilihan manusia atas Islam sebagai satu-satunya agama/ideologi yang benar, juga keterikatan muslim dengan aturan-aturan-Nya, merupakan bukti ketaatan muslim kepada Allah SWT. Inilah sesungguhnya makna hakiki dari 'kembali ke fitrah', yakni kembali ke ketaatan kepada Allah SWT.

…dalam momentum menyambut Idul Fitri ini, yang berarti kembali ke fitrah, sudah selayaknya kaum muslim segera kembali menerapkan semua aturan-aturan Islam (syariah) yang memang sesuai dengan fitrah manusia dalam semua aspek kehidupan...

Karena itu, dalam momentum menyambut Idul Fitri ini, yang berarti kembali ke fitrah, sudah selayaknya kaum muslim segera kembali menerapkan semua aturan-aturan Islam (syariah) yang memang sesuai dengan fitrah manusia dalam semua aspek kehidupan. Sebaliknya, sudah selayaknya kaum muslim segera meninggalkan berbagai aturan kufur yang berasal dari sekularisme, yang nyata-nyata bertentangan dengan fitrah manusia, dan terbukti banyak menyengsarakan umat manusia.

Karenanya, pada Hari Kemenangan, sudah sepatutnya pula kita berjuang mewujudkan kehidupan Islam dengan menegakkan khilafah dan syariah Islam sehingga kaum muslim dapat merasakan kegembiraan yang hakiki karena meraih kemenangan yang juga hakiki, sebagaimana digambarkan Allah SWT dalam firman-Nya:

Pada hari (kemenangan) itu bergembiralah kaum Mukmin karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang” (Qs Ar-Rum 4-5).

*) Penulis adalah alumni IPB dan Direktur Andi Pustaka 2010.

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X