Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.469 views

Selangkah Menuju Pembubaran Ahmadiyah

Oleh: Kholili Hasib
Mahasiswa Magister Pemikiran Islam Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor.

KASUS Ahmadiyah kini mampu mengalahkan isu-isu politik dan kasus korupsi yang menghangat sebelumnya. Insiden Ahmadiyah menjadi isu yang  paling hangat dua pekan ini. Dipicu oleh kelambanan aparat pemerintah yang tidak segera menuntaskan persoalan Ahmadiyah, beberapa kelompok terlibat bentrok.

Suara mayoritas umat Islam tetap menginginkan Ahmadiyah dibubarkan. “Di negeri asalnya sudah dibubarkan sejak lama, dan Liga Dunia Islam juga tidak mengakui keberadaan Ahmadiyah. Maka sudah semestinya pemerintah kita membubarkan dan sekaligus membina jamaah mereka ini”, ujar Prof. Dr. H. Mohammad Baharun, MA, ketua pengurus besar Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan salah satu ketua MUI Pusat.

Menurut dia, persoalan Ahmadiyah tidak akan selesai jika hanya menggunakan pendekatan anarki, tapi harus dengan peraturan pemerintah yang dijalankan secara jelas dan tegas.

Ribut soal Ahmadiyah sudah beberapa kali terjadi.  Secara legal formal, Ahmadiyah jelas melanggar. Akan tetapi Ahmadiyah tetap membandel, SKB tiga menteri tidak dianggap oleh jemaat yang berpusat di Inggris ini. Jika tidak ada ketegasan soal status jemaat ini, selamanya Ahmadiyah tetap akan ‘ngeles’.

Dalam suatu dengan pendapat dengan Bakorpakem Jama’ah Ahmadiyah Indonesia (JAI) mengatakan kitab Tadzkirah bukan kita suci agama Ahmadiyah. Pernyataan ini pun diulang dalam pertemuan dengan komisi VIII DPR-RI hari Rabu malam beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, tim pemantau menemukan sebaliknya.  Menurut ketua Tim Pemantau Bakorpakem waktu itu, Atho’ Mudzhar, yang telah melakukan investigasi langsung ke lapangan selama tiga bulan, bahwa penganut JAI tetap meyakini Tadzkirah sebagai kitab suci dan Mirza Ghulam sebagai Nabi. Berdasarkan temuan itu, pada bulan April 2008, Bakorpakem mengeluarkan rekomendasi final bahwa Ahmadiyah harus menghentikan kegiatannnya.

Tapi, rekomendasi yang juga ditujukan kepada Jaksa Agung dan Mendagri itu tidak digubris. Pihak pemerintah pun juga berdiam diri tidak segera menuntaskan hingga tahun 201i ini. Maka, kasus bentrok di Cikeusik beberapa hari yang lalu setidaknya mesti menjadi pelajaran bagi yang berwajib, bahwa rekomendasi Bakorpakem harus ada follow up yang jelas.

Memang selamanya, konsep teologis Ahmadiyah tidak berubah. Doktrin kenabian Mirza Ghulam adalah doktrin elementer yang menjadi penopang semua keyakinan Ahmadiyah. Dalam kitab Tadzkirah halaman 621 dengan gamblang menyebut Ghulam Ahmad adalah utusan Tuhan yang membawa petunjuk dan agama yang benar.

Konsep teologis yang beginilah yang dipersoalkan umat Islam. Jika dibiarkan, doktrin ini mencemari akidah Islam. Bahkan dalam laporan Tim Pencari Fakta MUI Banten, beberapa orang telah di-Ahmadiyah-kan oleh JAI di Banten. Ini artinya, JAI tidak saja melanggar aturan tapi memicu keresahan masyarakat.

Masyarakat muslim selalu berusaha menjaga kemurnian agamanya. Sebab, tidak ingin agama Islam bernasib seperti Yahudi dan Nasrani. Dua ajaran agama ini sudah bukan lagi ajaran tanzil  karena telah bercampur dengan kepercayaan Romawi dan Yunani.

Menjalankan agama dan menjaganya dari polutan akidah adalah hak orang beragama. Maka tak heran, masyarakat muslim ngotot membela hak beragamanya dari polutan-polutan akidah.

Jadi pembubaran Ahmadiyah bukanlah pelanggaran HAM. Justru Ahmadiyah yang melakukan pelanggaran. Sebab, memakai nama dan simbol-simbol Islam untuk meng-Ahmadiyah-kan kaum muslim, Ahmadiyah telah melakukan kekerasan akidah berupa penodaan, penistaan dan pengikisan akidah terhadap agama Islam.

Setiap orang boleh saja menjalankan keyakinannya dengan bebas. Tapi kebebasan itu bukan berarti ‘keblabasan’. Artinya menjalankan dan menyebarkan keyakinan secara bebas akan tetapi meresahkan dan mengganggu kenyamanan orang lain dalam beragama.

Maka pembubaran atau menjadikan Ahmadiyah menjaga agama sendiri dapat menjadi menuntaskan kasus-kasus kekerasan dan penistaan. Ini merupakan solusi yang palign mudah. Jika ingin mengidentitaskan sebagai Islam, maka konsekuensinya Ahmadiyah harus mengikuti akidah dan syari’at Islam yang sudah baku itu.

Jika masih tetap melanggar aturan syariat, maka Ahmadiyah tidak boleh menggunakan simbol-simbol Islam, tempat ibadahnya pun tidak lagi boleh bernama masjid.

Solusi ini sebenarnya bisa meredam bentrok anarkis. Sebagaimana yang pernah dialami negara Pakistan, puluhan tahun lamanya umat Islam dan Ahmadiyah terlibat konflik. Akhirnya, pemerintah Pakistan mengeluarkan undang-undang yang menegaskan Ahmadiyah bukan bagian dari Islam. Jamaah Ahmadiyah kemudian dideklarasikan sebagai kaum beragama non-muslim.

Amat bijak bila kasus Ahmadiyah ini disikapi dengan jalan ini dan tidak terprovokasi oleh oknum yang sengaja memberi stigma negatif terhadap Islam. Selama ini, memang ada pihak yang bekerja intensif merusak tatanan dan konsep yang telah mapan. Kerja ini memiliki dua arah, satu memprovokasi dan yang lainnya mengelirukan makna kebebasan.

Kampanye makna kebebasan ala Liberal dalam situasi ini cukup rawan. Sebab, masyarakat awam akan mudah menelan logika-logika yang sengaja ditampilkan seakan ‘indah’. Kebebasan ala Barat tidak ada hubungannya lagi dengan konsep-konsep teologi. Sehingga antara kebebasan, penistaan dan toleransi menjadi rancu.

Kultur dan etika Islam jelas berbeda. Kebebasan tidak identik dengan penistaan agama. Apa yang terjadi dengan bentrok Ahmadiyah, adalah persoalan penistaan. Kebebasan dalam Islam itu bukanlah identik dengan istilah Liberal atau freedom. Dalam Islam, menurut Syekh Naquib Al-Attas, kebebasan lebih tepat diterjemahkan dengan ikhtiyar. Sebab, hakikatnya kebebasan dalam Islam itu adalah memilih (ikhtara) sesuatu yang benar.

Berkaitan dengan solusi mengakhiri bentrok, maka pemerintah mestinya mendengarkan suara mayoritas umat Islam dan melaksanakan rekomendasi peraturan, yakni pembekuan Ahmadiyah atau dibubarkan. Jika tidak, peraturan yang telah dibuat tidak ada fungsinya yang itu akan memicu kembali terjadinya konflik. [voa-islam.com]

Baca artikel terkait:
Alasan Ahmadiyah Dinyatakan Sebagai Non Islam.

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News
Berikan Pelatihan Pengurusan Jenazah, Ibu-ibu: 'Ternyata, Selama Ini Kita Salah'

Berikan Pelatihan Pengurusan Jenazah, Ibu-ibu: 'Ternyata, Selama Ini Kita Salah'

Jum'at, 29 Mar 2024 13:12

Pejuang Palestina Terlibat Pertempuran Jarak Dekat Dengan Pasukan Israel Di Sekitar RS Al-Shifa Gaza

Pejuang Palestina Terlibat Pertempuran Jarak Dekat Dengan Pasukan Israel Di Sekitar RS Al-Shifa Gaza

Kamis, 28 Mar 2024 22:02

Malaysia Dakwa Pemilik Toserba Dan Pemasok Kaus Kaki Bertuliskan ‘Allah’

Malaysia Dakwa Pemilik Toserba Dan Pemasok Kaus Kaki Bertuliskan ‘Allah’

Kamis, 28 Mar 2024 21:17

Euro-Med: Militer Zionis Israel 'Eksekusi' 13 Anak Di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Euro-Med: Militer Zionis Israel 'Eksekusi' 13 Anak Di Sekitar Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Kamis, 28 Mar 2024 20:28

Meta Diperintahkan Hapus Larangan Kata 'Syahid' Di Postingan Medsos

Meta Diperintahkan Hapus Larangan Kata 'Syahid' Di Postingan Medsos

Kamis, 28 Mar 2024 15:37

IHATEC dan GHCC Korea Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Ekosistem Produk Halal

IHATEC dan GHCC Korea Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Ekosistem Produk Halal

Kamis, 28 Mar 2024 08:36

Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi

Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi

Rabu, 27 Mar 2024 21:01

Ini Pesan KH Bachtiar Nasir kepada Calon Hakim Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI

Ini Pesan KH Bachtiar Nasir kepada Calon Hakim Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI

Rabu, 27 Mar 2024 18:00

12 Warga Gaza Tewas Tenggelam Saat Ambil Bantuan Kemanusiaan Di Pantai

12 Warga Gaza Tewas Tenggelam Saat Ambil Bantuan Kemanusiaan Di Pantai

Rabu, 27 Mar 2024 17:15

6.000 Kali Khatam Al-Qur'an, Begini Metode Yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

6.000 Kali Khatam Al-Qur'an, Begini Metode Yang Dilakukan Pesantren Nuu Waar AFKN

Rabu, 27 Mar 2024 16:29

Palestina Aman, Publik Dibohongi?

Palestina Aman, Publik Dibohongi?

Rabu, 27 Mar 2024 07:22

Puasa Jangan Lemas!

Puasa Jangan Lemas!

Rabu, 27 Mar 2024 07:09

Polemik Film ‘Kiblat’, MUI: Sutradara Film Horor Perlu Menempatkan Simbol Islam Secara Adil

Polemik Film ‘Kiblat’, MUI: Sutradara Film Horor Perlu Menempatkan Simbol Islam Secara Adil

Selasa, 26 Mar 2024 22:15

Tgk Yusran Hadi Ajak Umat Islam Untuk Bantu Saudara-Saudara Seiman Di Gaza Palestina

Tgk Yusran Hadi Ajak Umat Islam Untuk Bantu Saudara-Saudara Seiman Di Gaza Palestina

Selasa, 26 Mar 2024 21:20

Militer Zionis Israel Gunakan Amunisi Era 1950-an Di Tengah Kekurangan Pasokan Dalam Perang Di Gaza

Militer Zionis Israel Gunakan Amunisi Era 1950-an Di Tengah Kekurangan Pasokan Dalam Perang Di Gaza

Selasa, 26 Mar 2024 17:12


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X