Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.308 views

Darurat Perceraian, Waspadai Ide Gender!

Sahabat VOA-Islam...

“Sakinah, mawaddah wa rohmah”. Serangkaian doa yang terucap dari seluruh keluarga, rekan serta kerabat untuk pasangan suami istri yang baru saja mengguncangkan seisi langit dan bumi. Bukan karena kemeriahan pernikahan, atau keramaian tamu undangan. Melainkan karena sumpah yang usai diucapkan. Sumpah dari seorang lelaki kepada Allah penciptanya.

Dengan pernikahan tersebut juga telah mengubah status dua insan yang telah berikrar. Seorang laki-laki yang harus berperan sebagai suami, ayah, dan juga kepala keluarga, dan berkewajiban menafkahi istri beserta anaknya. Begitu pula seorang wanita, berubah status menjadi seorang istri, ibu, dan sekaligus pendidik generasi. Pernikahan suci yang tercipta kehidupan sakinah, mawaddah wa rohmah itulah dambaan setiap pasangan.

Menurut Anwar Saadi, selaku Kasubdit Kepenghuluan Direktorat Urais dan Binsyar Kementerian Agama membenarkan peningkatan tren perpisahan suami istri di negara ini. Berdasarkan data yang diperoleh sejak tahun 2009-2016, terlihat kenaikan angka perceraian mencapai 16 hingga 20 persen

Namun, saat ini realita berkata lain. Perceraian yang dibenci oleh Allah dan RasulNya, dan merupakan sebuah “peristiwa yang tabu” dalam kehidupan bermasyarakat dulunya, kini menjadi konsumsi yang biasa. Tidak saja dalam kehidupan para selebritis yang terpampang di TV, namun juga ramai di pengadilan masyarakat pada umumnya.

“Dari dua juta pasangan menikah tahun 2010 saja, 285.184 pasangan bercerai. Data tersebut, lanjutnya, juga memperlihatkan bahwa 70 persen perceraian itu karena gugat cerai dari pihak istri dengan alasan tertinggi ketidakharmonisan” (merdeka.com). BKKBN juga telah mengingatkan, bahwa tingginya angka perceraian di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Pasifik.

Menurut Anwar Saadi, selaku Kasubdit Kepenghuluan Direktorat Urais dan Binsyar Kementerian Agama membenarkan peningkatan tren perpisahan suami istri di negara ini. Berdasarkan data yang diperoleh sejak tahun 2009-2016, terlihat kenaikan angka perceraian mencapai 16 hingga 20 persen.

Tren perceraian yang terjadi menunjukkan bahwa, angka cerai gugat yang permohonan dilakukan oleh pihak istri lebih banyak dari angkai permohonan cerai talak / permohonan yang diajukan oleh pihak suami. Angka tersebut mencapai 70,5 persen dan angka cerai talak hanya 29,5 persen. Pemerintah telah mengatakan bahwa Indonesia sedang darurat cerai. Terjadi 40 perceraian / jam. Lantas bagiamana pemerintah mengantisipasi? Pemerintah mengantisipasi dengan mengadakan kursus pranikah. Namun, hal ini terlihat sangat kecil dampaknya untuk meghindari perceraian. Jika pemerintah mengetahui betul akar penyebab utama perceraian di negeri ini.

Disatu sisi, masyarakat dihadapkan pada kehidupan era global yang begitu canggih akses segala berita dan juga informasi. Mereka mendapati kehidupan yang mereka iniginkan dengan angan-angan yang tinggi. Ketika dihadapkan pada kehidupan rumah tangganya yang berbeda, hal ini membuat mereka kamu wanita berubah gaya hidupnya. Menunut lebih kepada pihak suami. Sedangkan, sistem ekonomi sekarang menekan pekerja bagi kaim laki-laki dan membuka kran seluas-luasnya bagi perempuan.

Hal ini mengakibatkan para perempuan harus terpaksa keluar rumah dan hidup dengan tekanan sekelilingnya. Dengan keharusan mereka keluar rumah, berdampak pada kondisi rumah tangga mereka. Anak-anak yang tidak terurus, pergaulan bebas merajalela, dengan tidak ada kontrol dari keluarga, masyarakat maupun negara. Justru negara menjadi “gerbang” utama membuka selebar-lebarnya budaya kebebasan dalam segala bidang.

Entah pendidikan, sosial masyarakat dan budaya. Bila kita cermati lebih lanjut, tingginya perceraian yang terjadi merupakan dampak dari ide kesetaraan gender yang terus digemakan oleh pengusungnya. Mereka hendak menjadikan wanita sebagai subyek utama untuk menjadi pelaku dan juga menjadikan mereka korban. Masyarakat terus dihadapkan pada permasalahan yang mengharuskan wanita keluar rumah.

Padahal, sebenarnya tingginya perceraian yang terjadi saat ini adalah karena wanita belum mampu menempatkan diri sebagai wanita yang harusnya menjadi istri, ibu, serta pendidik generasi. Memahamkan keluarga, masyarakat dan juga Negara untuk mengantisipasi bahwa masyarakat Global sedang dijerat pemahaman yang merusak sendi-sendi pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Hal ini dalam tataran dasar, belum lagi pemikiran gender juga secara cepat akan merusak tataran masyarakat dan Negara pada tataran yang lebih besar.

Kesemuanya itu hanya akan mampu jika, masyarakat memahami bagaimana Islam mengatur kehidupan rumah tangga, hingga mengatur kehidupan bernegara. Islam yang harus menjadi dasar utama membangun pondasinya, bukan yang lainnya. Allahu ‘Alam. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Rizka K. Rahmawati,Guru MA Nur Iman Mlangi Yogyakarta 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X