Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
27.372 views

Hukum Merayakan Kemerdekaan Suatu Negara dan Hormat Bendera

Oleh : Syaikh Dr. Labib Najib

Dua permasalahan ini lebih cocok disebut suatu adat bukan suatu ibadah, maka ketika masyarakat sudah terbiasa merayakan suatu hari dengan konotasi hari Kemerdekaan karena pada hari itu berhasil mengusir penjajah kafir dari negara mereka atau karena sebab lainnya, maka adat itu (hari Kemerdekaan) termasuk sesuatu yang mubah karena  suatu kaidah mengatakan hukum asal suatu adat itu boleh selama tidak menyelisih batasan-batasan syari’at.

Jika ada yang mengatakan bahwasannya hari Ied itu sebatas Idul Adha dan Idul Fitri dengan dalil:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ

"Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia telah menggantinya untuk kalian dengan nilai yang lebih baik yaitu hari Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Ahmad, Hakim, at-Thabrani dan Baihaqi).

Maka dijawab dengan dua sisi:

1. Yang dimaksud Ied di sini adalah Ied yg disyari'atkan agama karena dilakukan setelah melaksanakan suatu ibadah yang besar yaitu Haji dan puasa Ramadhan, bukan Ied yang dilakukan karena suatu adat atau kebiasaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan agama atau ibadah.

2. Ada beberapa hadits yang menyebutkan bahwasannya hari Jum’at dan Arafah itu dinamakan hari Ied dan dua hari di luar Idul Fitri dan Adha.

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

يوم عرفة ويوم النحر وأيام التشريق عيدنا أهل الإسلام ، وهي أيام أكل وشرب

Hari Arafah, hari Nahr dan Hari-hari Tasyriq adalah hari raya kami orang muslim. Ia adalah hari makan dan minum.” (HR. Tirmizi, (773) dinyatakan Shahih oleh Albani di Shahih Tirmizi).

Jika ada yang mengatakan bahwasannya merayakan hari kemerdekaan itu termasuk suatu bid’ah?

Jawabannya:

Merayakan hari kemerdekaan tidak bisa disebut bid’ah yang dilarang, karena merayakan hari itu dilaksankan bukan dalam rangka ibadah akan tetapi itu dilakukan karena suatu kebiasaan masyarakat.

Sedangkan larangan bid’ah yang dimaksud adalah sesuatu yang berkaitan tentang agama atau ritual ibadah.

Jika ada yang mengatakan apakah merayakan kemerdekaan itu bentuk tasyabuh dengan orang-orang kafir?

Jawabannya:

Merayakan kemerdekaan bukanlah bentuk tasyabbuh dengan orang-orang kafir karena tasyabbuh yang dilarang dalam agama adalah mengikuti atau menyerupai ciri-ciri atau kebiasaan yang itu menjadi ciri khas orang kafir.

Akan tetapi ketika kebiasaan itu dilakukan secara menyeluruh bukan menjadi ciri khas orang-orang kafir maka ini diperbolehkan.

Imam Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari bahwasannya dulu pakaian yang berwarna merah itu dilarang karena warna itu sudah menjadi ciri khas orang-orang kafir akan tetapi pada zaman sekarang warna merah sudah tidak menjadi ciri khas mereka lagi dan digunakan oleh semua kalangan, karena sebab inilah memakai sesuatu yang berwarna merah tidak dilarang lagi karena itu bukan bentuk tasyabbuh kepada orang2 kafir.

Dan ketahuilah bahwasanya merayakan kemerdekaan negara itu dilakukan oleh mayoritas negara dan perayaan itu bukanlah ciri khas orang-orang kafir.

Adapun masalah hormat kepada bendera itupun termasuk suatu yang mubah dan tidak dilarang, karena bentuk penghormatan kepada bendera tidak membatalkan atau mengurangi nilai ketauhidan seseorang.

Sebagaimana yang difatwakan oleh syaikh Utsaimin dalam kitabnya Syarh Aqidah Safaraniah.

Dan menghormati bendera yang menjadi lambang negara yang kita tinggal dan menegakkan syi'ar-syi'ar agama kita di dalamnya serta telah diusir darinya penjajah kafir; maka tidaklah haram.

Dan barangsiapa yang menganggap bahwasannya hormat atau memuliakan sesuatu selain Allah itu syirik secara mutlak maka presepsi itu keliru.

Allah berfirman :

وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ

"Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati."

Dan di antara mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah itu adalah berkurban.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ

"Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah".

Dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam menulis surat ke raja Rum yang mana surat itu diawali dengan tulisan “kepada yang mulia Heraklius (raja Romawi).” disitu Nabi memuliakan raja Rum, kalau saja bentuk kemuliaan itu syirik maka tidak dilakukan.

Dan dalam Shahih Bukhari mengatakan pada kaum Anshar ketika datang Sa’ad bin Muadz  radhiyallahu 'anhu “berdirilah kepada tuan kalian.” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pun pernah berdiri untuk anaknya yaitu sayyidah Fatimah, dan itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan.

Dan para fuqoha Syafi’iyyah menganjurkan untuk berdiri ketika dihadirkan mushaf dan bertemu dengan para ulama sebagai bentuk penghormatan kepada mereka.

Dan sebagian fuqoha pun menganjurkan untuk berdiri kepada mayyit jenazah yang melewati mereka dalam rangka penghormatan dan pemuliaan kepada para malaikat, dan ini pun yang dianjurkan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muhadzab.

Maka dari itu berdiri untuk menghormati bendera yang menjadi lambang negara yang kita menegakkan syi'ar-syi'ar agama kita di dalamnya; hukumnya boleh. Karena mencintai tanah air itu disyariatkan.

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ، وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ، وَلَوْلاَ أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ

Demi Allah, sesungguhnya engkau sebaik-baik bumi Allah, dan negeri Allah yang paling dicintai Allah, kalau bukan lantaran aku dikeluarkan darimu, niscaya aku tidak keluar.” (HR Tirmidzi dan Nasai)

Dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengatakan, "ini adalah (gunung) Uhud, Gunung yang mencintai kita dan kita mencintainya."

Dan diriwayatkan dari Imam Bukhori bahwasannya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam Ketika pulang dari safar beliau melihat tembok-tembok yang ada di kota Madinah, maka seketika itu beliau mempercepat untanya.

Ibnu Hajar menjelaskan hadits ini dalam Fathul Bari’, hadits ini menunjukan keutamaan kota Madinah, dan juga menunjukkan bahwasannya mencintai negara itu disyariatkan. [PurWD/voa-islam.com]

* Diterjemahkan oleh Tim Ilman Nafian dengan sedikit perubahan

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X