Koptik Mesir, komunitas Kristen terbesar di Timur Tengah, menyuarakan keprihatinan mereka tentang masa depan politik di Mesir setelah partai Islam memenangkan pemilu di negara itu.

"Semua kaum Koptik sangat khawatir. Kami tidak mengharapkan ini," kata Szaki Girgis, seorang insinyur 42 tahun dengan dua anak kepada AFP. "Kami ingin beberapa kaum liberal yang dipilih. Pada tahap lain, mungkin akan ada perubahan."

"Banyak orang Kristen sekarang mengatakan bahwa era Mubarak lebih baik daripada sekarang, tapi saya tidak setuju," kata Eman Seif, seorang dokter 53 tahun kepada AFP.

"Kami terkejut tapi kami masih optimis. Ini adalah demokrasi sekarang dan ini adalah pendapat nyata dari rakyat Mesir. Kubu sekuler masih terus berjuang. "

Dia menyatakan kecewa, bagaimanapun, bahwa hubungan antara Kristen dan Muslim yang tegang, yang dia salahkan kelompok Salafi sebagai pemicunya.

Seorang Koptik berprofesi sebagai yang minta tidak disebutkan namanya karena itu "berbahaya" berbicara terkait subjek ini, mengulangi adanya ketakutan yang meluas menyatakan bahwa kelompok Islam ingin mengubah Mesir menjadi seperti Afghanistan.

"Semua wanita akan dipaksa berjilbab. Mereka akan menghancurkan industri pariwisata kita," katanya menegaskan.

George Wiza, seorang insinyur Koptik, menyebut kemenangan kubu Islam sebagai "hari kelam."(fq/aby)