Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
21.239 views

Syafi'i Ma'arif: Kalau Beragama Secara Hitam Putih, Mungkin Lebih Baik Jadi Atheis

Gerakan Islam di Indonesia yang berupaya menegakkan syariat Islam terus dianggap sebagai ancaman oleh kelompok Sepilis (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme). Propaganda untuk menyudutkan umat Islam pun terus disuarakan. Salah satunya oleh Syafi’i Ma’arif, tokoh Muhammadiyah yang getol menolak formalisasi syariat Islam.

Ketakutan kelompok liberal akan bahaya menguatnya kekuatan Islam yang dianggap sebagai ancaman bagi masa depan pluralisme di Indonesia terus disuarakan. Salah satu kelompok yang getol menyuarakan pluralisme adalah Paramadina, lembaga yang didirikan oleh mendiang Nurcholis Madjid.Dalam sebuah acara “Nurcholis Madjid Memorial Lecture III” yang diselenggarakan di Universitas Paramadina, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (21/10), Paramadina mengundang Ahmad Syafi’i Ma’arif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, untuk menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Politik Identitas dan Masa Depan Plularisme di Indonesia.”

Dalam orasinya, Syafi’i Ma’arif yang dikenal dekat dengan kalangan liberal menyinggung soal gerakan-gerakan Islam seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbuttahrir Indonesia (HTI)

Dalam orasinya, Syafi’i Ma’arif yang dikenal dekat dengan kalangan liberal menyinggung soal gerakan-gerakan Islam seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbuttahrir Indonesia (HTI) yang kerap mengampanyekan penegakkan syariat Islam dan khilafah Islamiyah. Syafi’i menilai, sikap MMI yang menyatakan bahwa penolakan syariat Islam secara konsititusional termasuk kategori kafir, fasik, dan zalim, adalah pernyataan yang berbahaya bagi pluralisme.”Kalau beragama secara hitam putih, mungkin lebih baik jadi atheis,” tegasnya.

Terhadap FPI, Syafi’i dalam orasi tertulisnya mengatakan, jika benar ada oknum tentara yang memberikan bantuan dana dan latihan militer, maka menurutnya,”oknum militer sedang main api yang dapat membakar Indonesia untuk jangka panjang, sekiranya kelompok-kelompok radikal ini dibiarkan melakukan tindakan-tindakan kekerasan atas nama agama, seperti yang dilakukan atas gereja, Ahmadiyah, dan lain-lain.” Syafi’i adalah orang yang pernah menjuluki FPI sebagai preman berjubah.
 
Sementara HTI, meski diembeli dengan kata Indonesia di belakangnya, organisasi ini menurut Syafi’i jelas bercorak trans-nasional yang berkeyakinan bahwa bangunan negara-negara bangsa harus dilebur.”Bukankah angan-angan semacam ini tidak lain dari sebuah utopia mereka yang berusaha lari dari kenyataan,” tanyanya. Syafi’i menilai, kampanye soal khilafah yang disampaikan HTI menutup mata dari praktik busuk “kekhilafahan” yang dipaksakan dalam berbagai periode sejarah Islam. Syafi’i dengan tegas menyatakan, angan-angan soal khilafah yang disuarakan HTI akan menciptakan sebuah “imprealisme agama” pada skala global.

Dengan nada menyindir, organisasi-organisasi seperti MMI dan HTI yang menolak demokrasi dan tidak mau mengikuti pemilu, kata Syafi’i bukan semata-mata karena mereka menolak pemilu. “Sebab, kalau mereka ikut pemilu, siapa yang mau memilih mereka,” sindirinya, disambut tawa hadirin yang memenuhi gedung aula Nurcholis Madjid.

Selain gerakan Islam di atas, Syafi’i yang juga tercatat sebagai anggota dari “Trilateral Commission” sebuah lembaga yang berada di bawah kendali Zionis, menyinggung soal politik identitas Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bagi Syafi’i, meski dalam dokumen resminya PKS mengatakan tidak menolak demokrasi, pluralisme, dan nasionalisme Indonesia, namun hal itu harus dibuktikan. “Apakah penerimaan ini sebagai siasat politik sementara atau memang PKS telah menyesuaikan perjuangannya dengan realitas sosiologis masyarakat Indonesia? Jawabannya tidak mungkin diberikan sekarang, kita harus menunggu sampai suatu ketika sekiranya PKS pegang kekuasaan dan telah membesar,” kata Syafi’i.

Dalam konteks global, Syafi’i juga menyoroti diaspora Muslim secara besar-besaran di beberapa negara Eropa. Dalam pandangan Syafi’i mereka yang berdiaspora ke negara-negara Eropa adalah mereka yang tidak mendapat tempat yang layak di negaranya. Persoalannya, diaspora mereka juga diiringi dengan upaya islamisasi yang akhirnya akan menimbulkan benturan.”Orang-orang yang berdiaspora ke Eropa berupaya mengislamkan Eropa dengan dakwah, sehingga mengalami benturan dengan pluralisme, demokrasi, gender, dan lain-lain,”tukasnya. Syafi’i menyarankan, harusnya mereka bukan “mengislamkan Eropa” tetapi “mengeropakan Islam” sehingga Islam harus beradaptasi dengan pluralisme dan lain-lain.

Dalam beberapa tahun terakhir, Syafi’i Ma’arif memang dikenal sebagai orang yang berada di dalam gerbong para penolak formalisasi syariat Islam

Dalam beberapa tahun terakhir, Syafi’i Ma’arif memang dikenal sebagai orang yang berada di dalam gerbong para penolak formalisasi syariat Islam. Dalam diskusi yang banyak dihadiri para aktivis liberal itu, Syafi’i dengan kalimat nyinyir mengatakan, “Kalau kita ingin melaksanakan syariat Islam secara utuh itu akan sulit hidup dimana saja. Harusnya kita pakai saja ayat fattaqullah mastatha’tum, bertakwalah kepada Allah semampumu,”ucapnya.

Syafi’i menceritakan, dulu pada tahun 70-an sebelum dirinya berangkat ke Chicago, Amerika Serikat, dirinya adalah orang yang sangat anti-terhadap Pancasila. “Tetapi setelah dicuci otak oleh Fazlul Rahman (Profesor di Chicago, red) saya berubah,” ujarnya sambil terkekeh. Syafi’i mengaku dirinya sedih melihat kondisi bangsa ini, dimana pemerintah tidak serius dalam mengelola negara. Di tambah lagi, ia juga sedih melihat kelakuan umat Islam yanh anti terhadap pluralisme dan berupaya memaksakan kehendak terhadap minoritas.”Kalau tidak sedikit paham Al-Qur’an, mungkin saya malas jadi orang Islam,” kata Syafi’i, diiringi tawa riuh hadirin.

Beberapa waktu lalu, Syafi’i juga membuat heboh dengan memberi kata pengantar dalam buku “Ilusi Negara Islam Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia”. Buku tersebut cukup kontroversial, karena memberikan propaganda negatif terhadap kelompok Islam seperti HTI, MMI, dan PKS.  Selain itu, buku ini juga lebih kental beraroma adu domba ketimbang sebuah penelitian ilmiah.

Dalam prolog buku itu, Syafi’i Ma’arif menyebut golongan fundamentalis yang ingin menegakkan syariat Islam sebagai kelompok “miskin peta sosiologis Indonesia” sehingga mengambil jalan pintas untuk memperoleh keadilan dengan memaksa berlakunya syariat Islam. “Jika secara nasional belum mungkin, maka diupayakan melalui Perda-Perda (Peraturan Daerah). Dibayangkan dengan pelaksanaan syariah ini, Tuhan akan meridhai Indonesia,” sindirnya.

Orasi ilmiah Syafi’i di Paramadina pada Rabu malam lalu juga bertambah semarak dengan kehadirian pentolan Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla. Ulil yang saat ini getol mengampanyekan dirinya untuk menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada muktamar NU mendatang, mengatakan,”ketika umat Islam menjadi mayoritas, maka politik identitas menjadi bahaya. Jika mereka (Islam, red) minoritas, maka politik identitas akan lebih defensif  agar tidak melebur dengan mayoritas,” terang Ulil yang rela mengambil cuti kuliah di Harvard University, AS, demi mencalonkan diri sebagai ketua umum PBNU.

Dalam kesempatan itu, dengan gaya santai Ulil menepis tudingan bahwa dirinya anti-syariat Islam.”Saya tidak anti syariat Islam, tetapi saya anti syariat Islam yang dipaksakan kepada pemeluk-pemeluknya, seperti yang dilakukan MMI di Indonesia dan Taliban di Afghanistan,”tegasnya. Bagi orang yang cerdas, pernyataan Ulil ini terkesan aneh dan mendua. Sebab, apa bedanya anti-syariat Islam dengan menolak syariat Islam yang dipaksakan?

Jika para pengasong paham Sepilis (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme) selalu berkampanye menyudutkan gerakan Islam dengan tudingan akan mengancam keberadaan NKRI dan menghancurkan pluralisme, maka di saat yang sama umat Islam juga harus melakukan kampanye serupa bahwa sekularisme, pluralisme, dan liberalisme, adalah racun yang bisa menenggelamkan bangsa ini dalam kubangan azab dan kehancuran.  (Arta/voa-Islam)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Ghazwul Fikri lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News
Mushola di Bekasi Roboh Akibat Gempa, Warga Diimbau Waspada dan Banyak Doa

Mushola di Bekasi Roboh Akibat Gempa, Warga Diimbau Waspada dan Banyak Doa

Kamis, 21 Aug 2025 09:40

Cara Menghadapi Tantangan Dakwah Modern dengan Pendekatan Analisis SWOT

Cara Menghadapi Tantangan Dakwah Modern dengan Pendekatan Analisis SWOT

Rabu, 20 Aug 2025 20:26

Pelatih Sepak Bola Italia Tuntut Israel Diskors dari Kompetisi FIFA dan UEFA

Pelatih Sepak Bola Italia Tuntut Israel Diskors dari Kompetisi FIFA dan UEFA

Rabu, 20 Aug 2025 19:21

Selembut Kasih Sastra

Selembut Kasih Sastra

Rabu, 20 Aug 2025 19:03

Pandangan Syaikh Bin Baz Tentang Posisi Kaki Saat Sujud

Pandangan Syaikh Bin Baz Tentang Posisi Kaki Saat Sujud

Rabu, 20 Aug 2025 12:48

Turki Telah Kirim Lebih dari 101 Ribu Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Turki Telah Kirim Lebih dari 101 Ribu Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Rabu, 20 Aug 2025 05:42

Rahasia Qana’ah: Melihat ke Bawah, Bukan ke Atas

Rahasia Qana’ah: Melihat ke Bawah, Bukan ke Atas

Selasa, 19 Aug 2025 17:23

KH Cholil Nafis: AI Tidak Bisa Dijadikan Mufti dalam Hukum Islam

KH Cholil Nafis: AI Tidak Bisa Dijadikan Mufti dalam Hukum Islam

Selasa, 19 Aug 2025 14:29

Anak Mogok ke Pondok, Lakukan 5 Langkah ini!

Anak Mogok ke Pondok, Lakukan 5 Langkah ini!

Selasa, 19 Aug 2025 13:41

Derita Haji Maksum, Tanah Sah Disita, Pemilik Ditahan

Derita Haji Maksum, Tanah Sah Disita, Pemilik Ditahan

Selasa, 19 Aug 2025 13:02

Sejarah Panjang Israel Menolak Perdamaian Palestina

Sejarah Panjang Israel Menolak Perdamaian Palestina

Selasa, 19 Aug 2025 12:40

Presiden Suriah Al-Shara: Israel Dalang Krisis Druze untuk Pecah Belah Negara

Presiden Suriah Al-Shara: Israel Dalang Krisis Druze untuk Pecah Belah Negara

Selasa, 19 Aug 2025 00:31

Akhir Era Password: Teknologi Biometrik Siap Ambil Alih Keamanan Digital

Akhir Era Password: Teknologi Biometrik Siap Ambil Alih Keamanan Digital

Senin, 18 Aug 2025 18:53

Louisiana Gugat Roblox: Platform Game Anak Dituduh Jadi Sarang Predator Online

Louisiana Gugat Roblox: Platform Game Anak Dituduh Jadi Sarang Predator Online

Senin, 18 Aug 2025 17:15

Misi Bersejarah: Indonesia Rayakan HUT RI dengan Airdrop Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Misi Bersejarah: Indonesia Rayakan HUT RI dengan Airdrop Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Senin, 18 Aug 2025 13:58

Genosida Israel di Gaza: Lebih dari Satu Anak Juta Alami Trauma, 40 Ribu Tewas atau Terluka

Genosida Israel di Gaza: Lebih dari Satu Anak Juta Alami Trauma, 40 Ribu Tewas atau Terluka

Senin, 18 Aug 2025 12:29

Posisi Telapak Kaki Saat Sujud: Menempel atau Merenggang?

Posisi Telapak Kaki Saat Sujud: Menempel atau Merenggang?

Senin, 18 Aug 2025 10:01

Demo Raksasa di Tel Aviv: Ratusan Ribu Warga Israel Tuntut Akhiri Perang Gaza

Demo Raksasa di Tel Aviv: Ratusan Ribu Warga Israel Tuntut Akhiri Perang Gaza

Senin, 18 Aug 2025 09:36


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X