Kamis, 7 Rabiul Akhir 1446 H / 23 Mei 2013 09:33 wib
9.791 views
Adnin Armas: Buku Putih Syiah Masih Tetap Keliru dan Bermasalah
JAKARTA (voa-islam.com) – Tokoh Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Adnin Armas menilai buku putih “Buku Putih Mazhab Syiah” masih bermasalah dan terdapat kekeliruan, sehingga harus diluruskan.Meski dalam buku itu menyatakan tidak mencaci-maki sahabat, namun tetap saja tidak menganggap Khulafaurrasyidin sebagai referensinya.
“Khulafaurrasyidin seperti Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, dan Abu Bakar Shiddiq tidak diterima dan tidak dianggap oleh kaum Syiah. Buku itu tetap bermasalah,” kata Adnin yang juga peneliti INSISTS kepada voa-islam di Depok.
Seperti diberitakan sebelumnya, DPP Ahlul Bait Indonesia (ABI) meluncurkan“Buku Putih Mazhab Syiah Menurut Ulama Syiah yang Muktabar” di Gedung Graha Sucofindo, Jalan Pasar Minggu, Kav 34 Jakarta Selatan, Selasa kemarin (18/09/2012). Peluncuran buku itu dirangkai dengan seminar “Menuju Kesepahaman dan Kerukunan Umat Islam”.
Prof.Dr Quraisy Shihab yang menjadi keynote speaker ketika itu, mengatakan, buku itu sebagai upaya untuk meluruskan dan mengenalkan apa dan siapa Syiah sebenarnya. Direktur Pusat Studi Al-Qur’an ini menilai bahwa apa yang terjadi di Indonesia sekarang ini adalah karena kesalahpahaman.
Dikatakan Adnin Armas, banyak umat Islam yang belum tahu persoalan sebenarnya terkait sejarah. Di sisi lain, ada manipulasi sejarah. Itulah sebabnya, kita perlu mengkaji Islam lebih dalam.
Ditanya tentang Filsafat ulama Syiah, kata Adnin, jika ada hikmah didalamnya tidak bertentangan dengan akidah tidak masalah. “Kalau benar jangan dikatakan salah. Itulah nasihat dari Imam Ghazali. Karena itu Imam Ghazali tidak mengkritik semuanya, tapi filsafat yang bertentangan dengan akidah. Hikmah itu bisa diambil dari mana saja, di Amerika sekalipun, selama tidak bertentangan dengan akidah. Itu prinsipnya. Jadi, sekalipun hikmah itu di internal kita, jika bertentangan dengan akidah, tentu harus ditolak.”
Mengenai agenda MIUMI yang giat membendung ajaran Syiah yang dinilai menyesatkan, Adnin menjelaskan, kekeliruan Syiah tidak boleh dibiarkan terus berlangsung. Karena itu MIUMI ingin menjelaskan dan memperbaiki yang salah. “Jangan ada lagi, sahabat Nabi Saw yang dimuliakan umat Islam dihujat kaum Syiah,” tandasnya.
Adnin juga menyatakan setuju jika kelompok Syiah di Sampang, Madura, dipindahkan. Pertimbangannya, agar mencegah potensi konflik social yang terus menerus. “Ini bukan persoalan diskriminasi. Tapi lebih kepada menghindari konflik yang lebih luas,” kata Adnin. [desastian]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!