Parade Tauhid Bekasi, Bagian Wujud Pemersatu Umat Islam

JAKARTA (voa-islam.com)- Ketua Parade Tauhid (PT) Bekasi, ustadz Bernard Abdul Jabbar menyatakan umat Islam di manapun berada harus menyuarakan ketauhidannya, laa ilaaha illallah. Dengan kalimat tauhid, ia yakin umat Islam di manapun dapat bersatu, dan dengan latar belakang apapun.

"Hanya kalimat yang dapat persatukan umat Islam. Umat Islam adalah satu di manapun berada," sampainya pagi ini dengan bersamaan acara Parade Tauhid Wilayah Bekasi dan sekitarnya, Minggu (09/08/215).

Bernard, yang juga seorang muallaf ini pun menyampaikan bahwa Parade Tauhid (PT) yang diadakan pagi ini adalah bagian bentuk atau wujud syukur atas kemerdekaan Indonesia beberapa puluh tahun silam. Semoga, ia berharap, kemerdekaan yang diraih atas darah dan suara takbir (baca: Allahuakbar) ini dapat menyatukan umat Islam di dalam ruang apapun.

"Ini untuk peringati hari kemerdekaan Indonesia Minggu esok di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Semoga ini menjadi harapan umat Islam untuk bersatu," harapnya

Acara Parade Tauhid Bekasi diselenggarakan hari ini, Minggu (09/082015). Para peserta aksi direncanakan akan longmarch dari GOR hingga Islamic Center Bekasi, Jawa Barat.

Ia hadir bersama dengan dukungan ratusan umat Islam. Hadir pula beberapa perwakilan Ormas. Di antaranya yang terlihat ialah dari Muhammadiyah. Hadir pula komunitas Indonesia Tanpa JIL (ITJ) dan (One Day One Juz) ODOJ. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Indonesia News lainnya:

• Selain Siapkan Bensin, 3000-an Massa Dikerahkan Serang Umat Islam Tolikara
• Bahaya Nongkrongi 'Teman' yang Minum Miras
• Tolikara Berdarah, Pengamat: Oknum Pemimpin Kristen Mendukung
• BARKIN: Indonesia Merdeka di bawah Genangan Darah Ulama dan Santri
• CIIA: Rakyat Butuh Keadilan Bukan RUU Penghinaan Presiden
• Presiden GIDI Tidak Setuju Surat Edarannya Ditarik, BIN Diam dan Patuh
• Umat Islam Tolikara Diserang karena Intelijen Pada Saat Itu Sedang Nganggur
• Mampu Ciptakan Empat Kali Tinggi Monas, Mafia Gerilya di Kemenperin & Kemendag