Jum'at, 13 Jumadil Awwal 1447 H / 30 Juli 2010 23:00 wib
  45.557 views
								
							
								
								ESQ Merusak Akidah Karena Jadikan Suara Hati Sebagai Sumber Kebenaran
								Oleh:  Muhammad Arifin Ismail, M.A, M.Phil.
Dalam   buku dan latihan kecerdasan emosi dan spiritual sebagaimana yang  dilakukan akhir-akhir ini dinyatakan bahwa suara hati (God  Spot/Conscience) merupakan sumber kebenaran sejati. Suara hati merupakan  inti materi dalam kecerdasan spiritual, sehingga terkesan bahwa  seseorang itu berbuat baik, seperti menolong orang, mencintai orang  lain, itu semua itu dilakukan bersumberkan kepada suara hati.
Malahan  dalam buku “Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ” dinyatakan  bahwa  suara hati manusia memiliki suara hati yang sama. Apakah anda  seorang orang itu seorang dokter, professor, direktur, manajer,  pengusaha, pedagang kecil, pejabat, orang kaya, orang miskin, suku apa  saja, agama apa saja, atau tukang cuci piring direktur sekalipun, semua  sama. Suara hati yang universal.
Pernyataan bahwa suara hati  merupakan sumber kebenaran dan bersifat universal ini adalah sesuatu  yang bertentangan dengan konsep ajaran Islam, sebab suara hati itu dapat  dipengaruhi oleh bisikan syaitan, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya  dalam kajian sejarah kita dapatkan bahwa nabi Muhammad tidak cukup  dengan penyucian hati saja, tetapi hati tersebut harus diisi dengan  iman, ilmu dan hikmah.  Dalam sirah kehidupan Nabi Muhammad SAW, sebelum  diutus sebagai Nabi beliau mengalami peristiwa pembedahan dada dan  penyucian hati selama dua kali.
…Pernyataan bahwa suara hati  merupakan sumber kebenaran yang bersifat universal sangat bertentangan  dengan ajaran Islam, sebab suara hati itu dapat dipengaruhi oleh bisikan  syaitan…
Pertama terjadi sewaktu beliau di  bawah asuhan Halimah dalam usia antara 2 sampai 4 tahun, sebagaimana  dinyatakan oleh Halimah:  “Suatu hari sewaktu dia (Muhammad) sedang  bermain-main dengan anak saya di belakang rumah dengan anak-anak  kambing, tiba-tiba anak saya datang berlari dan berkata,  Saudara saya  orang Quraisy tersebut (maksudnya nabi Muhammad SAW) telah ditangkap  oleh dua lelaki berbaju putih, setelah itu badannya dibaringkan dan  dadanya dibedah oleh kedua orang yang menangkapnya tersebut.” Mendengar  itu saya dan suami saya terus berlari untuk melihat kejadian tersebut,  dan kami temui dia (Muhammad) sedang berdiri dengan wajah yang pucat.  Saya dan suami saya terus memeluknya, sambil bertanya: ”Ada apa yang  terjadi denganmu wahai anakku?”. Dia menjawab: ”Telah datang dua orang  lelaki yang memakai pakaian putih menangkap, dan mmbaringkan badan saya,  kemudian mereka berdua membedah dada saya, mencari sesuatu di dalam  badan saya dan saya tidak mengetahui apa yang dicarinya tersebut.” (Sirah  Ibnu Hisyam, 133-134).
Dalam hadits riwayat Muslim yang  disampaikan oleh Anas bin Malik menyatakan bahwa Rasulullah didatangi  malaikat Jibril sewaktu beliau sedang bermain bersama anak-anak yang  lain, dan membelah dadanya, mengeluarkan hatinya dan membuang kotoran  yang terdapat di hati tersebut, sambil berkata, ”Ini syaitan yang  terdapat dalam diri engkau.” Kemudian malaikat mencuci hati tersebut  dengan air zamzam, dan mengembalikannya ke tempatnya semula”. Melihat  kejadian tersebut anak-anak yang lain segera berlari mendapatkan ibunya  sambil berkata:  Muhammad telah ditangkap dan dibunuh oleh seseorang”.  Datanglah Halimah dan suaminya  mendapatkan Muhammad yang sedang berdiri  dengan wajah yang pucat. Anas berkata: ”Saya melihat bekas jahitan di  dadanya”. Dalam riwayat Nasa’i ditambahkan bahwa setelah hati itu  dicuci, maka hati itu diisi dengan hikmah dan ilmu (Said Hawa, Kitab  Asas fis-Sunnah wa Fiqhuha, jilid 1/ hal. 164 -165) .
Kedua. Peristiwa pembedahan dan penyucian jiwa nabi Muhammad terjadi dalam  peristiwa Isra’ Mi’raj sebagaimana diceritakan dalam hadits riwayat  Bukhari yang disampaikan oleh Anas bin Malik:  “Sewaktu saya (nabi)  sedang berbaring di dekat  Ka’bah, tiba-tiba datanglah seseorang  mendekapku dan mengatakan kepada kawannya, “Bedahlah antara ini dan  ini,” kemudian aku (Anas) bertanya antara apa dengan apa? Nabi menjawab:  ”Antara cekuk leher sampai dada yang tumbuh rambut.” Kemudian malaikat  itu mengambil hatiku, dan tak lama kemudian datang seseorang yang  membawa bejana emas penuh berisi iman, kemudian dibasuhlah hatiku, dan  dikembalikan ke tempat asalnya, dan tak lama kemudian datanglah seekor  binatang (buraq) di hadapanku…” (Said Hawa,  Asas fis-Sunnah,  jilid 1, hal. 301).
Dalam riwayat Bukhari yang lain juga  dinyatakan: ”Sewaktu saya sedang berbaring di samping Ka’bah, antara  tidur dan sadar, perut saya dicuci dengan air zamzam, dan hati saya  diisi dengan hikmah dan iman” (Said Hawa, fis-Sunnah, jilid 1,  hal. 304).
Sementara dalam riwayat Muslim dinyatakan: ”Di depan  saya ada bejana dari emas yang penuh dengan hikmah dan iman, kemudian  dada saya dibedah dan dicucilah dada saya dengan air zamzam”(Said Hawa, fis-Sunnah,  jilid 1, hal. 304).
…hati manusia belum dapat menjadi pedoman  hidup sebelum hati tersebut diisi dengan iman dan ilmu serta hikmah…
Dari beberapa hadits yang tersebut di atas dapat diambil kesimpulan  bahwa Rasulullah telah melakukan penyucian hati dan pengisian hati  dengan iman, ilmu dan hikmah. Hal ini membuktikan bahwa hati manusia  belum dapat menjadi pedoman hidup sebelum hati tersebut diisi dengan  iman dan ilmu serta hikmah. Suara hati yang bersumberkan kepada iman,  ilmu dan hikmah baru dapat mencapai tingkat kebenaran.
Itulah  sebabnya dalam hadits disebutkan bahwa dalam diri manusia ada sesuatu  seperti segumpal daging. Jika sesuatu itu baik, maka akan baiklah diri  manusia itu, dan jika sesuatu itu rusak maka akan rusaklah seluruh  perbuatan manusia tersebut, dan ketahuilah bahwa itu adalah hati. Dalam  hadits tersebut terbukti bahwa hati dapat menjadi baik, dan hati dapat  menjadi rusak. Hati baik, adalah hati yang telah diisi dengan keimanan  dan petunjuk Allah SWT. Hati yang rusak adalah hati yang tidak beriman  dan mendapat petunjuk Allah.
Ibnu Qayim al Jauzi dalam kitabnya ”Ighatsatul  Lahafan” membagi hati dalam tiga macam, yaitu: hati yang sehat,  hati yang sakit dan hati yang mati. Hati yang sehat adalah hati orang  beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Hati yang sakit adalah hati orang  yang munafik, sedang hati yang mati adalah hati orang kafir (Ibnu Qayim,  Ighatsatul Lahafan, hal. 11).
Pendapat Ibnu Qayim tersebut  berlandaskan kepada ayat-ayat Al-Quran:
”Dan Kami tidak mengutus  sebelum kamu seorang Rasul pun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan  apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitan pun memasukkan  godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang  dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat- nya. dan  Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, Dia menjadikan apa yang  dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di  dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. dan Sesungguhnya  orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat,  sedangkan orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al  Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati  mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi  orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus” (Qs Al-Hajj   52-54).
Ayat ini menyatakan bahwa pada mulanya, syaitan akan  berusaha untuk membisikkan sesuatu ke dalam keinginan hati seorang  rasul, tetapi Allah telah menghilangkan bisikan syaitan tersebut dari  hati-hati mereka, dan memberikan kepada mereka ayat-ayat-Nya (wahyu).  Bisikan syaitan itu  masuk ke dalam hati, sebagai ujian bagi manusia.  Bisikan itu dapat membuat orang menjadi munafik atau menjadi kafir yang  mempunyai hati yang keras. Sedang orang beriman dan menerima kebenaran  dari Tuhan (wahyu) maka hati mereka akan tunduk dan patuh kepada-Nya.  Allah hanya memberikan petunjuk (hidayah) kepada hati orang yang beriman  kepada-Nya.
…Suara hati yang dapat menjadi petunjuk adalah  hati yang telah diisi dengan keimanan dan ilmu-ilmu yang bersumberkan  dari petunjuk Allah…
Dari ayat dan hadits di atas dapat  disimpulkan bahwa hati manusia itu tidak sama, sebagaimana klaim yang  dinyatakan dalam pelatihan dan buku-buku spiritual ESQ. Tidak sama hati  orang beriman dengan hati orang kafir. Hati nurani, suara hati juga  tidak dapat menjadi petunjuk kebenaran, sebab hati tersebut dapat  dipengaruhi oleh bisikan syaitan.
Suara hati yang dapat menjadi  petunjuk adalah hati yang telah diisi dengan keimanan dan ilmu-ilmu yang  bersumberkan dari petunjuk Allah (Wahyu). Oleh sebab itu, seorang yang  beriman jika dia berbuat baik, menolong orang, mencintai orang lain itu  semua dilakukan bukan karena suara hatinya, tetapi karena keimanan dan  ketundukan kepada Allah. Inilah bedanya orang kafir dan orang beriman,  sebab orang kafir melakukan kebaikan karena suara hatinya, sedangkan  orang beriman melakukan sesuatu kebaikan bukan karena suara hati, tetapi  karena perintah Allah, dan tunduk kepadaNya. Melakukan sesuatu karena  suara hati, bukan karena Allah merupakan syirik dan dapat merusak  akidah.
…Orang beriman jika dia berbuat baik bukan karena  suara hatinya, tetapi karena keimanan dan ketundukan kepada Allah…
Itulah sebabnya Allah berfirman: ”Tiada sekutu bagi-Nya; dan  demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang  pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)” (Qs. Al-An’am  163). 
Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa pernyataan bahwa suara  hati adalah sama, apapun agamanya merupakan konsep suara hati barat yang  sangat bertentangan dengan konsep suara hati dalam ajaran Islam. Dalam  agama Kristen, suara hati merupakan ajaran yang paling suci. Dalam “Oxford  Dictionary of World Religion” dinyatakan, ”In the main forms of  Christianity, conscience is the absolutely inviolable and sacrosanct  centre of the person as human as responsible for her or his decisions”.
Agama Yahudi juga menjadikan suara hati sebagai barometer kebaikan  dan keburukan sebagaimana dinyatakan oleh Rabbi Harold dalam bukunya ”Conscience:   The Duty to Obey , the Duty to Disobey.”
Tanpa disadari,  doktrin menjadikan suara hati sebagai sumber kebenaran adalah merupakan  pesan moral gerakan Freemasonry.
”Moral Freemason adalah  berasaskan kecintaan kepada manusia. Ia sama sekali menolak berbuat baik  untuk mengharapkan sesuatu di masa mendatang, bukan karena ganjaran,  pahala atau surga, juga tidak disebabkan karena takut kepada siapapun,  tidak karena agama, atau institusi politik, atau tidak karena kekuatan  ghaib yang tidak diketahui. Ia  hanya menyokong dan menyanjung untuk  berbuat baik karena cinta kepada keluarga, negara, manusia dan  kemanusiaan. Ini merupakan tujuan gerakan Freemason yang sangat jelas”.  (Harun Yahya, Gerakan Freemason Sedunia, 2005, hal. 72-73).
…konsep  ESQ yang menjadikan suara hati sebagai sumber kebenaran bertentangan  dengan ajaran Islam, bahkan merupakan jarum halus yang akan merusak  akidah umat Islam…
Dari keterangan di atas, dapat kita  simpulkan bahwa konsep ESQ yang menjadikan suara hati sebagai sumber  kebenaran bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan merupakan jarum halus  yang akan merusak akidah umat Islam. Semoga kita tidak terjebak oleh  ”syirik-syirik”  suara hati yang sekarang banyak terdapat dalam training  dan buku-buku spiritual modern. Wallahu A’lam. 
*) Penulis adalah Direktur ISTAID (Institute of Islamic Thought and  Information for Dakwah) Medan- Indonesia.
Baca      berita terkait:
- 27      Penyimpangan ESQ Ary Ginanjar Versi Nahimunkar.com.
 
- ESQ  Merusak Akidah Karena Jadikan Suara Hati Sebagai Sumber Kebenaran.
 
- Nasihat   Alumnus ESQ untuk Ary Ginanjar Agustian.
 
- Farid  Okbah: 'Mereka Bertanggung Jawab kepada Allah Atas Setiap Kesalahan  ESQ.'
 
- Amin    Djamaluddin: Ajaran ESQ Ary Ginanjar tentang Asma Allah Jelas    Menyimpang.
 
- ESQ      Ary Ginanjar Difatwa Sesat Karena Merusak Aqidah dan Menghina Nabi.
 
- Kutipan     Fatwa Mufti Malaysia tentang Kesesatan ESQ Ary Ginanjar.
 
- Dewan  Dakwah Bantah Dukung ESQ Ary Ginanjar.
 
- Akhirnya  Ary Ginanjar Akui Kekeliruan ESQ.
 
- Klarifikasi  ESQ Soal Masukan Berharga Ustadz Farid Okbah kepada Pak Ary Ginanjar.
 
- Paduan  Suara Lagu 'Asma' Para Pembela ESQ Ary Ginanjar.
 
		
								
								
								Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!