Sabtu, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Maret 2011 09:57 wib
18.590 views
Cara memberikan Hukuman Dan Penghargaan Kepada Anak
Jangan cuma memberikan hukuman pada anak, karena anak juga butuh penghargaan. Memberikan hukuman dan penghargaan kepada anak dipercaya akan membentuk jati diri mereka di masa depan.
Jika dilakukan dengan tepat, akan mengurangi frekuensi perilaku yang tidak diinginkan. Reward and Punishment atau penghargaan dan hukuman harus diberikan secara berimbang.
Penghargaan berupa pujian harus diberikan dengan tepat. Namun anak juga harus mengerti konsep: kalau benar dia mendapat penghargaan, sedang kalau salah dia harus mendapat teguran atau hukuman.
Penghargaan
Psikolog Laura Ramirez, dalam buku Walk In Peace, mengatakan anak berhak mendapatkan penghargaan atas perbuatan baik atau yang diharapkan baik.
Penghargaan ada yang bersifat materil (berupa benda atau makanan), sosial (dipuji, dipeluk, atau dicium) dan kesempatan lebih (nonton tv lebih lama, tidur dengan orang tua, atau rekreasi ke tempat yang diinginkannya). Dari semua itu, hadiah yang bersifat sosial yang paling praktis.
Namun, orang tua jangan asal memberi penghargaan. Penghargaan harus dibarengi pemberian tanggung jawab yang lebih kompleks.
Anak yang terlalu sering mendapat hadiah berisiko kehilangan motivasi untuk mencoba melakukan hal lain. Dalam jangka panjang ia akan tumbuh menjadi pribadi manja, kurang tangguh, kurang kreatif, kurang memiliki rasa bersalah, dan kurang berprestasi.
Sebaliknya anak yang jarang menerima penghargaan tidak pernah tahu bahwa dirinya telah melakukan hal-hal yang positif. Dalam jangka panjang ia akan tumbuh dengan kurang percaya diri, depresif, sering kecewa, sulit berinteraksi, mudah sedih, dan sensitif.
Hukuman
Selain memberikan penghargaan, orangtua juga jangan lupa untuk menerapkan pemberian hukuman jika anak berbuat salah, melanggar aturan, atau menyalahi kesepakatan dengan orangtua.
Namun, orangtua juga sebaiknya ingat bahwa undang-undang perlindungan anak memberikan batasan dalam pemberian hukuman kepada anak. Jika orang tua terlalu keras menghukum, mereka dapat dituntut melanggar hak asasi anak.
Menurut Justine Mol penulis Growing Up in Trust hukuman yang paling tepat dan mudah adalah teguran dengan lembut. Beri contoh apa yang seharusnya dilakukan anak. Jadi anak tidak hanya merasa disalahkan, tapi juga diberitahu bagaimana seharusnya yang benar. Bentuk hukuman lain yang tepat adalah berupa timeout dan konsekuensi.
Psikolog Ike R. Sugianto, Psi mengatakan ada beberapa prinsip yang harus dipahami orangtua dalam memberikan penghargaan dan hukuman pada anak.
Penghargaan
1. Berikan penghargaan jika aktivitas anak positif agar menjadi stimulusnya
2. Sesuaikan dengan perjuangan yang dilakukan anak, jangan berlebihan
3. Berikan hadiah atau penghargaan dengan penuh ketulusan dan bukan basa basi
4. Setiap memberi hadiah yang bersifat materiil barengi dengan hadiah sosial
Hukuman
1. Perhatikan kondisi psikologis anak agar anak tetap merasakan kasih sayang orangtuanya lewat hukuman
2. Pahamilah bahwa hukuman bagi anak yang satu bisa jadi berbeda bagi anak yang lain
3. Orangtua harus konsisten agar anak yakin dengan maksud hukuman
4. Beri hukuman serealistis mungkin agar anak paham kesalahannya dan tidak punya standar ganda
(sydh/dtc)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!