Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
2.991 views

Nirempati Ibu Pejabat terhadap Kesusahan Rakyat

 
Oleh: Hana Annisa Afriliani, S.S
(Aktivis Muslimah dan Penulis Buku) 
 
Beberapa minggu terakhir ini minyak goreng menjadi primadona. Kehadirannya dirindu, terutama oleh kaum ibu. Apalagi beberapa waktu lalu, minyak goreng sempat hilang dari peredaran pasca pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp14.000/liter. Walhasil, pemandangan kaum ibu yang berdesakan antre untuk mendapatkan setidaknya 2 liter minyak goreng pun jamak terekam lensa kamera. Wajah-wajah mereka menampilkan cemas sekaligus harap. Betapa tidak, minyak goreng adalah kebutuhan dapur yang hampir tak bisa dilepaskan dari setiap rumah tangga.
 
Namun, pada 15 Maret 2022 akhirnya pemerintah mencabut HET minyak goreng dan menyerahkannya kepada mekanisme pasar. Hal itu tertuang dalam surat Edaran No 9/2022 tentang Relaksasi Penerapan Harga Minyak Goreng Sawit Minyak Goreng Kemasan Sederhana dan Kemasan Premium.  Alasannya, agar kelangkaan minta goreng bisa teratasi. Dan, bumm! Sehari setelahnya minyak goreng kembali tampil ke muka publik.
 
Tak perlu lagi antre sebab hadirnya telah memenuhi rak-rak supermarket. Namun, harganya melambung tak terbendung. Tak tanggung-tanggung, harganya tembus Rp20.000,- per liter, bahkan di beberapa daerah mencapai Rp30.000,- per liter. Sungguh, menjadi mimpi buruk jelang bulan suci Ramadan. Betapa tidak, suguhan bakwan goreng dan teman-temannya terancam hilang saat buka puasa, berganti singkong rebus atau pisang kukus jika harga minyak terus merangkak naik. 
 
Namun demikian, di tengah jeritan akibat ledakan harga minyak goreng, masih ada sebagian kalangan yang menyikapi santai fenomena demikian. Berbagai narasi pun dilontarkan yang sekilas tampak benar. Intinya, kubu santai ini merasa tak terlalu butuh "sang primadona", toh masakan bisa tetap terhidang meski tanpa hadirnya. Kubu ini sepertinya terlupa akan hadirnya sebuah empati. Bahkan mirisnya pejabat negeri ini pun ada yang turut menempel ke kubu ini, "Memang kerjaannya ibu-ibu menggoreng terus? Kan bisa masak direbus." Sungguh nirempati bukan? 
 
Padahal jika kita mau melirik sedikit saja sekitar kita, nasib para pedagang makanan, khususnya yang membutuhkan minyak goreng untuk memproduksi makanannya, kenaikan harga minyak goreng tentu menjadi guncangan. Betapa tidak, kenaikan harga minyak goreng yang melejit, tentu akan memengaruhi harga jual dagangan mereka. Mau tak mau, harga jual harus sedikit dikerek naik. Jika tidak, tentu saja pedangan tersebut akan merugi.
 
Resikonya, naiknya harga jual tentu menyebabkan berkurangnya jumlah pembeli. Bukankah pandemi sudah berdampak pada melemahnya daya beli? Jika ditambah dengan kebaikan harga-harga, terutama pangan, tentu sangat memukul nadi kehidupan rakyat. Ironis! 
 
Jadi, semestinya kubu ini perlu kembali melihat lebih jeli dengan hati. Persoalan minyak goreng bukan sekadar persoalan individual, melainkan persoalan kolektif. Butuh rasa empati yang pada akhirnya menghadirkan kepedulian untuk mengkritisi. Bagaimanapun negeri ini merupakan produsen sawit terbesar di dunia dengan total produksi sebanyak 43,5 juta ton per tahun. Maka, menjadi ironi tatkala rakyatnya harus antre sepanjang hari bahkan berdesakan berjam-jam. 
 
Mungkin inilah konsekuensi logis dari negeri yang bergantung pada impor, meski sebetulnya di dalam negeri mampu memproduksinya. Jika kita tarik kembali ke awal mula drama minyak goreng ini dimulai, tentu kita akan mengendus jeratan impor yang memengaruhi stabilitas harga di dalam negeri. Ya, harga minyak goreng di dalam negeri melonjak pasca naiknya CPO (Crude Palm Oil) alias minyak sawit mentah di pasar internasional pada pertengahan Januari lalu. Sejak itulah drama minyak goreng pun di mulai.
 
Sungguh, pada akhirnya kita tak boleh menjadi apatis, melainkan perlu mengasah empati demi mengurai fenomena yang semestinya tak perlu ada di negeri produsen sawit terbesar ini. Setidaknya dengan tumbuhnya empati, kita akan memahami persoalan mendasar dari fenomena sang primadona. Lantas, sikap apatis berubah menjadi kritis. Tak sekadar berpikir tentang "saya", namun berpikir tentang "kita" sebagai anak bangsa dari negeri yang kaya raya gemah ripah loh jinawi. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
 
Ilustrasi: Google

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Jamaah masjid, siswa sekolah dan warga pelosok Garut ini kesulitan air untuk ibadah, bersuci, wudhu, memasak, minum, mandi, dan mencuci. Ayo Wakaf Sumur, Pahala Mengalir Tak Terbatas Umur.!!!...

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Syafani Azzahra, bocah yatim sejak usia tujuh tahun ini bercita-cita ingin menjadi dokter penghafal Al-Qur'an. Setamat SD ia ingin melanjutkan sekolah ke pesantren, tapi terkendala biaya. Ayo...

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Di tengah pandemi Covid-19, permintaan layanan ambulans untuk pasien dan jenazah terus meningkat. Mobil baru IDC akan disulap jadi ambulans, butuh dana 39 juta rupiah untuk biaya modifikasi....

Berburu Keutamaan Jum’at dan Yatim, Mari Berbagi Hidangan dan Santunan kepada Santri Yatim Penghafal Al-Qur'an

Berburu Keutamaan Jum’at dan Yatim, Mari Berbagi Hidangan dan Santunan kepada Santri Yatim Penghafal Al-Qur'an

Menggabung keutamaan Jum’at dan Cinta Yatim, IDC akan berbagi ke Pesantren Tahfizhul Qur’an Darul Hijrah Cikarang. ...

Keluarganya Jadi Korban Pemurtadan, Ustadz Difabel Gigih Berdakwah di Pelosok, Ayo Bantu.!!

Keluarganya Jadi Korban Pemurtadan, Ustadz Difabel Gigih Berdakwah di Pelosok, Ayo Bantu.!!

Terlahir dengan fisik tak sempurna, Ustadz Rohmat diuji istri dan kedua orang tuanya murtad jadi korban kristenisasi. Kini ia gigih berdakwah di pelosok Lembah Ciranca Garut....

Latest News
Uganda Akan Terapkan Hukuman Penjara Yang Lama Untuk Aktivitas Homoseksual

Uganda Akan Terapkan Hukuman Penjara Yang Lama Untuk Aktivitas Homoseksual

Rabu, 29 Mar 2023 20:21

Maksimalkan Ramadhan Anda Dengan Beramal, Yuuk Berdonasi Di Berbagai Program Ulurtangan!

Maksimalkan Ramadhan Anda Dengan Beramal, Yuuk Berdonasi Di Berbagai Program Ulurtangan!

Rabu, 29 Mar 2023 16:30

Saudi Akan Izinkan Orang Asing Non-Muslim Beli Properti Di Mekkah Dan Madinah

Saudi Akan Izinkan Orang Asing Non-Muslim Beli Properti Di Mekkah Dan Madinah

Rabu, 29 Mar 2023 14:16

Kekerasan Senjata Di AS Tewaskan 'Lebih Dari 10.000' Sejauh Ini Tahun 2023

Kekerasan Senjata Di AS Tewaskan 'Lebih Dari 10.000' Sejauh Ini Tahun 2023

Rabu, 29 Mar 2023 13:14

Taliban Akan Buka Kembali Sekolah Untuk Anak Perempuan Di Tingkat Dasar Dalam Waktu Dekat

Taliban Akan Buka Kembali Sekolah Untuk Anak Perempuan Di Tingkat Dasar Dalam Waktu Dekat

Rabu, 29 Mar 2023 12:15

Wanita Iran Terancam Denda $ 6.000 Jika Melanggar Undang-undang Jilbab Baru

Wanita Iran Terancam Denda $ 6.000 Jika Melanggar Undang-undang Jilbab Baru

Rabu, 29 Mar 2023 10:40

Pembakaran Al-Qur'an Terbaru Di Denmark Tunjukkan Politisasi Kebencian Anti-Muslim

Pembakaran Al-Qur'an Terbaru Di Denmark Tunjukkan Politisasi Kebencian Anti-Muslim

Selasa, 28 Mar 2023 21:33

Sedikitnya 20 Jamaah Umrah Meninggal Dunia, 29 Terluka Dalam Kecelakaan Bus Saat Menuju Mekkah

Sedikitnya 20 Jamaah Umrah Meninggal Dunia, 29 Terluka Dalam Kecelakaan Bus Saat Menuju Mekkah

Selasa, 28 Mar 2023 17:38

Pemuda Eksis Non-Ekstremis

Pemuda Eksis Non-Ekstremis

Senin, 27 Mar 2023 23:02

“Food Estate” IKN, Proyek Demi Pencitraan?

“Food Estate” IKN, Proyek Demi Pencitraan?

Senin, 27 Mar 2023 22:54

Saat Ramadhan Dimulai, Muslim di Cina Hadapi Larangan Puasa, Pemantauan dan Penangkapan

Saat Ramadhan Dimulai, Muslim di Cina Hadapi Larangan Puasa, Pemantauan dan Penangkapan

Senin, 27 Mar 2023 17:00

Kerabat Benyamin Netanyahu Sebut Pemerintah Israel 'Promosikan Fasisme'

Kerabat Benyamin Netanyahu Sebut Pemerintah Israel 'Promosikan Fasisme'

Senin, 27 Mar 2023 16:00

Presiden UEA Ampuni Wanita Pengedar Narkoba Asal Israel

Presiden UEA Ampuni Wanita Pengedar Narkoba Asal Israel

Senin, 27 Mar 2023 15:00

Prancis Larang Penggunaan Medsos Di Telepon Staf Pemerintah Karena Masalah 'Keamanan Dunia Maya'

Prancis Larang Penggunaan Medsos Di Telepon Staf Pemerintah Karena Masalah 'Keamanan Dunia Maya'

Senin, 27 Mar 2023 14:00

Wanita Haid Baca Al-Qur’an dengan Pegang Mushaf, Bolehkah?

Wanita Haid Baca Al-Qur’an dengan Pegang Mushaf, Bolehkah?

Senin, 27 Mar 2023 13:46

Hoaks! Oralit Bantu Cegah Haus Saat Puasa

Hoaks! Oralit Bantu Cegah Haus Saat Puasa

Senin, 27 Mar 2023 12:30

Viral Video 'Jadilah Hamba yang Membunuh', Ini Fakta di Baliknya

Viral Video 'Jadilah Hamba yang Membunuh', Ini Fakta di Baliknya

Senin, 27 Mar 2023 11:26


MUI

Must Read!
X