Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.677 views

Jadi Ganti Presiden?

Tony Rosyid

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Kapan Umat bergerak? Begitulah "kira-kira" pertanyaan yang ada di benak Abdullah Hehamahuwa, mantan penasehat KPK.  Pertanyaan yang menghentak. mengagetkan! Kalau sedikit dipanjangkan pertanyaannya begini: bagaimana anda mau ganti presiden jika hanya ramai di medsos? Sementara di sepanjang jalan yang ada hanya baliho dan spanduk incumben. Nyaris tak ada baliho Prabowo-Sandi.

Yang penting bukan baliho dan spanduk. Yang dibutuhkan itu ketemu pemilih, dan yakinkan mereka betapa pentingnya ganti presiden. Oh ya? Anda sudah lakukan itu? Berapa banyak orang yang anda sudah temui? Kapan anda temui mereka? Bukankah waktu anda sudah habis di medsos?

Betul juga! Pertarungan pilpres tidak hanya di medsos. Para pemilih tidak semuanya punya Facebook dan ikut gabung di group WA. Para petani padi, jagung, cabai, kedelai, yang sengsara akibat liberalisme impor yang gila-gilaan, mereka tak punya HP. Kalau toh ada, HP-nya juga jadul. Tak ada aplikasi medsosnya. Jadi, teriakan anda tidak akan sampai ke telinga mereka.

Yang sampai ke telinga mereka adalah bagi-bagi sertifikat dan sepeda. Uang seratus ribu rupiah untuk nyanyikan yel-yel dan kampanye. Bingkisan dan amplop yang dilempar dari atas mobil. Mereka juga mendengar 73 triliunan yang akan dibagi-bagikan sebagai dana desa. Lalu dibilang: ini dari si anu! Bukannya itu uang negara? Inilah yang terus menerus diberitakan oleh TV.

Kalau TV, mereka punya. Menonton televisi adalah satu-satunya hiburan setelah lelah mengambil karet di hutan dan memanen sawit milik pabrik-pabrik kapitalis. Para pemilik pabrik bukan tetangga mereka. Bukan warga setempat. Hampir semua kapitalis itu warga keturunan. Dari TV inilah mereka dapat informasi. Satu-satunya referensi mereka. Suara medsos anda gak terdengar di telinga mereka.

Pesan penasehat KPK itu, kalau anda ingin ganti presiden, turun ke masyarakat. Temui mereka di mushalla, masjid, di ladang-ladang, di persawahan, di perkebunan, di pasar-pasar, masuk kampung ke kampung, kasih tahu mereka atas apa yang terjadi di negeri ini. Jujurlah kepada mereka apa yang menimpa bangsa ini. Suarakan kebenaran kepada mereka. Pastikan apa yang anda bilang sampai ke telinga dan bisa diterima oleh otak mereka  yang polos dan lugu. Beritahu mereka bahwa berita TV itu timpang, tak adil, dikendalikan, dan hanya untuk kampanye pihak tertentu.

Gak punya uang! Gak ada logistik! Anda mau berjuang atau cari pekerjaan? Mau ganti presiden kok itung-itungan! Kalau mau ganti, gimana kek caranya. Jangan mengeluh soal logistik dan uang. Lakukan apa yang bisa dilakukan. Kalau yakin benar apa yang anda lakukan, niatkan sedekah untuk perjuangan. Perjuangan untuk siapa? Prabowo? Bukan! Sandi? Bukan! Bodoh kalau anda berjuang untuk seseorang. Pertama, berjuanglah untuk keyakinanmu. Kedua, berjuanglah untuk bangsa dan negeri ini. Jangan mikir Prabowonya. Jangan mikir Sandinya. Mikir bangsa yang kau yakini akan hancur jika tidak ganti presiden. Begitulah kira-kira tafsir dari tulisan cukup panjang yang dibuat mantan penasehat KPK itu.

Memang benar, pertarungan politik riil ada di lapangan. Tempat dimana para pemilih itu tinggal. Di pelosok-pelosok kampung. Bukan hanya di medsos. Tapi juga di TV. Di media mainstream.

Untuk memenangkan pilpres 2019 ini, Prabowo-Sandi mengandalkan mesin politik umat. Sebagaimana di Pilgub DKI, tanpa mesin Umat, berat untuk mengalahkan Ahok yang full back up penguasa dengan logistik berlimpah dan akses kekuasaan.

Di pilpres 2019, umat berhadapan dengan mesin-mesin kekuasaan yang bekerja luar biasa. Mulai dari aturan, aparatur negara, kucuran dana desa yang timingnya disesuaikan dengan masa kampanye, pressure hukum dan seterusnya. Kasat mata, terang-terangan, mudah dibaca dengan logika publik. Belum lagi peran KPU dan Bawaslu yang banyak menuai kritik karena dianggap berat sebelah. Ini tak cukup imbang jika "hanya" dilawan dengan teriakan medsos. Para pendukung Prabowo-Sandi, terutama Umat yang berada di gerbong "2019GantiPresiden" mesti membuktikan kinerjanya yang terukur di lapangan. Tidak cukup dengan berkumpul di alun-alun atau di Monas. Tak cukup juga dengan massa yang datang di masjid dan aula pengajian.

Kalau saja kelompok ini bisa mengkonsolidasikan umat di setiap kelurahan sebagai relawan yang militan dan terukur kinerja politiknya, tentu akan lebih bisa memberikan harapan bagi kemenangan Prabowo-Sandi dari pada sekedar gaduh di medsos.

Berarti medsos tidak perlu? Sangat perlu! Tapi, jauh dari cukup. Sebab, medsos tak menjangkau para pemilih yang ada di pelosok desa yang masih menganggap HP itu barang mewah dan mahal.

Problem yang hingga ini dihadapi oleh para pendukung Prabowo-Sandi adalah keterbatasan logistik. Dan ini hanya bisa diatasi dengan "semangat" ganti presiden. Militansi inilah satu-satunya motivasi bagi mereka yang menginginkan terjadinya suksesi di negeri ini.

Ketika Soekarno bilang: di kamar ini nasib bangsa akan ditentukan, maka Umat saat ini akan bilang: di tangan umat, nasib masa depan bangsa ini akan dipertaruhkan. Bagi umat, jalan dharurat yang harus ditempuh saat ini adalah "ganti presiden". Cara pandang ini seolah sudah menjadi semacam "ideologi temporer" bagi mereka.

Konsolidasi dan kerja mesin politik umat jelang pilpres akan diuji kesungguhannya untuk menjawab satu pertanyaan: 2019 jadi ganti presiden?

 

Jakarta, 13/2/2019

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Redaksi lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Jamaah masjid, siswa sekolah dan warga pelosok Garut ini kesulitan air untuk ibadah, bersuci, wudhu, memasak, minum, mandi, dan mencuci. Ayo Wakaf Sumur, Pahala Mengalir Tak Terbatas Umur.!!!...

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Syafani Azzahra, bocah yatim sejak usia tujuh tahun ini bercita-cita ingin menjadi dokter penghafal Al-Qur'an. Setamat SD ia ingin melanjutkan sekolah ke pesantren, tapi terkendala biaya. Ayo...

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Di tengah pandemi Covid-19, permintaan layanan ambulans untuk pasien dan jenazah terus meningkat. Mobil baru IDC akan disulap jadi ambulans, butuh dana 39 juta rupiah untuk biaya modifikasi....

Berburu Keutamaan Jum’at dan Yatim, Mari Berbagi Hidangan dan Santunan kepada Santri Yatim Penghafal Al-Qur'an

Berburu Keutamaan Jum’at dan Yatim, Mari Berbagi Hidangan dan Santunan kepada Santri Yatim Penghafal Al-Qur'an

Menggabung keutamaan Jum’at dan Cinta Yatim, IDC akan berbagi ke Pesantren Tahfizhul Qur’an Darul Hijrah Cikarang. ...

Keluarganya Jadi Korban Pemurtadan, Ustadz Difabel Gigih Berdakwah di Pelosok, Ayo Bantu.!!

Keluarganya Jadi Korban Pemurtadan, Ustadz Difabel Gigih Berdakwah di Pelosok, Ayo Bantu.!!

Terlahir dengan fisik tak sempurna, Ustadz Rohmat diuji istri dan kedua orang tuanya murtad jadi korban kristenisasi. Kini ia gigih berdakwah di pelosok Lembah Ciranca Garut....

Latest News
Negara-negara Arab Peringatkan Meningkatnya Islamofobia Setelah Pembakaran Al-Qur'an Di Denmark

Negara-negara Arab Peringatkan Meningkatnya Islamofobia Setelah Pembakaran Al-Qur'an Di Denmark

Ahad, 26 Mar 2023 16:07

Taliban Bantah Klaim AS Bahwa Kehadiran Islamic State Meningkat Di Afghanistan

Taliban Bantah Klaim AS Bahwa Kehadiran Islamic State Meningkat Di Afghanistan

Ahad, 26 Mar 2023 15:00

Dari Buku Hitam ke Buku Putih

Dari Buku Hitam ke Buku Putih

Ahad, 26 Mar 2023 14:37

Penulis Naskah Hollywood Ikuti Lomba Tilawah Al-Qur’an Internasional

Penulis Naskah Hollywood Ikuti Lomba Tilawah Al-Qur’an Internasional

Ahad, 26 Mar 2023 14:05

Baguslah, Prabowo Siap Bertarung Lawan Anies

Baguslah, Prabowo Siap Bertarung Lawan Anies

Ahad, 26 Mar 2023 12:35

Lima Jalur Untuk Ungkap Kasus KM 50

Lima Jalur Untuk Ungkap Kasus KM 50

Ahad, 26 Mar 2023 10:33

Jangan Jadi Anak Durhaka!

Jangan Jadi Anak Durhaka!

Sabtu, 25 Mar 2023 22:04

Shalat Tarawih Live di Tiktok, Biar Apa?

Shalat Tarawih Live di Tiktok, Biar Apa?

Sabtu, 25 Mar 2023 21:50

Rezim Teroris Assad Bombardir Pasar Populer Di Atarib Suriah Di Hari Pertama Ramadhan

Rezim Teroris Assad Bombardir Pasar Populer Di Atarib Suriah Di Hari Pertama Ramadhan

Sabtu, 25 Mar 2023 19:12

UNHCR: Zakat Dan Shadaqah Umat Islam Mainkan Peran Semakin Meningkat Dalam Membantu Pengungsi

UNHCR: Zakat Dan Shadaqah Umat Islam Mainkan Peran Semakin Meningkat Dalam Membantu Pengungsi

Sabtu, 25 Mar 2023 16:15

Nadia Kahf Jadi Hakim Berhijab Pertama Di AS

Nadia Kahf Jadi Hakim Berhijab Pertama Di AS

Sabtu, 25 Mar 2023 14:07

Doa Berbuka Puasa Paling Shahih

Doa Berbuka Puasa Paling Shahih

Sabtu, 25 Mar 2023 13:01

Polisi Israel Bubarkan Pertemuan Keluarga Palestina Di Malam Pertama Ramadan di Yerusalem

Polisi Israel Bubarkan Pertemuan Keluarga Palestina Di Malam Pertama Ramadan di Yerusalem

Jum'at, 24 Mar 2023 20:34

Bekasi Disebut Sebagai Kota Pertama yang Miliki Perda Pesantren

Bekasi Disebut Sebagai Kota Pertama yang Miliki Perda Pesantren

Jum'at, 24 Mar 2023 18:23

Myanmar Tangkap 150 Muslim Rohingya Yang Mencoba Melarikan Diri Ke Malaysia

Myanmar Tangkap 150 Muslim Rohingya Yang Mencoba Melarikan Diri Ke Malaysia

Jum'at, 24 Mar 2023 18:15

Jenderal AS Klaim ISIS Lebih Kuat Di Afghanistan

Jenderal AS Klaim ISIS Lebih Kuat Di Afghanistan

Jum'at, 24 Mar 2023 16:44

Bertentangan dengan Revolusi Mental,  Jokowi Cabut Larangan Pejabat Buka Bersama

Bertentangan dengan Revolusi Mental, Jokowi Cabut Larangan Pejabat Buka Bersama

Jum'at, 24 Mar 2023 15:14

Bagian dari Program Ramadhan 1444 H, Dewan Dakwah Jabar Kirim Kafilah Dakwah ke Pelosok

Bagian dari Program Ramadhan 1444 H, Dewan Dakwah Jabar Kirim Kafilah Dakwah ke Pelosok

Jum'at, 24 Mar 2023 14:10

Dua Fitur Baru Akan Bantu Admin Kelola Grup WhatsApp

Dua Fitur Baru Akan Bantu Admin Kelola Grup WhatsApp

Jum'at, 24 Mar 2023 10:35

Respon Perppu Ciptaker, Legislator PKS: Untuk Kepentingan Nasional atau Siapa?

Respon Perppu Ciptaker, Legislator PKS: Untuk Kepentingan Nasional atau Siapa?

Jum'at, 24 Mar 2023 10:15


MUI

Must Read!
X