Jum'at, 10 Jumadil Awwal 1446 H / 29 April 2022 14:10 wib
2.427 views
MUI Apresiasi Pertemuan Luar Biasa OKI dan Berharap Berikan Dukungan yang Konkret
JAKARTA (voa-islam.com) - Terkait dengan pertemuan luar biasa OKI yang diselenggarakan di Jeddah hari Senin kemarin, MUI menyampaikan apresiasi.
Apresiasi MUI juga disampaikan kepada Duta Besar Eko Hartono sebagai wakil tetap Indonesia untuk OKI yang telah menunjukkan sikap tegas dan pembelaan kuat pemerintah Indonesia terhadap perjuangan untuk kemerdekaan rakyat dan bangsa Palestina.
"Bagi MUI, sebagaimana yang sudah sering dinyatakan sebelumnya, perjuangan bangsa Palestina adalah meruapakan perjuangan abadi sepanjang pemerintah Zionis Israel masih menunjukkan kecongkaannya melakukan aneksasi, genosida, menerapkan politik Apartheid serta tidak menghentikan penjajahannya terhadap Palestina," Ketua MUI kata Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan tertulisnya kepada media, Kamis (28/04).
"Israel adalah pemerintah yang paling brutal yang secara terus menerus hingga abad XXI ini melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, agama, budaya dan hukum internasional. Tindakan-tindakan negara jumawa Israel ini harus dihentikan melalui berbagai cara dan dilakukan oleh elemen masyarakat internasional," lanjutnya.
Menurut Hakim, isu Israel-Palestina bukan isu lokal dan bukan juga konflik politik lokal. Akan tetapi ini merupakan tragedi dan sejarah kelam politik dan kemanusiaan dan bahkan agama yang sangat menyayat yang dipertontonkan secara global. Menangangi Israel-Palestina lanjutnya sama sekali tidak cukup melalui kutukan akan tetapi harus ada langkah-langkah pasti dan kongkrit yang dilakukan secara terus menerus oleh sebuah kerjasama global, a global friendship and alliance yang efektif sehingga Israel benar-benar tak berdaya dan menghentikan seluruh tindakan kotor.
"MUI bersetuju dengan sejumlah keputusan penting yang dihasilkan dalam pertemuan luar biasa OKI. MUI memandang, bagi bangsa Indonesia dan harusnya juga bagi negara-negara anggauta OKI lainnya, perjuangan untuk membela Palestina harus terus dilakukan dengan mewujudkan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan rakyat Palestina," ujarnya.
"Masih banyak dan besar hambatan yang dihadapi untuk terwujudnya Palestina sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka. Antara lain ialah pertentangan faksional Palestina Hammas-Fatah yang belum terselesaikan, lemahnya persatuan negara-negara Timur Tengah, dukungan kuat Amerika yang angtara lain ditunjukkan melalui Veto di siding Dewan Keamanan PBB. Ini obstackles yang cukup serius yang harus menjadi perhatian internasional," tambahnya.
Sehubungan dengan itu dukungan negara-negara OKI, misalnya, kata Hakim haruslah benar-benar kongkrit, efektif dan berdampak kuat bagi penghentian imperialisme Israel. Misalnya menghentikan kegiatan import barang-barang produk Israel. Boikot terhadap produk Israel ini penting dilakukan oleh semua negara-negara anggauta OKI.
"Butuh keberanian, ketabahan dan konsolidasi. Disamping itu, langkah untuk mereview hubungan diplomatik dengan Israel yang dilakukan oleh negeri-negara anggauta OKI yang selama ini telah melakukan normalisasi hubungan diplomatic juga sebuah langkah penting dan patriotic dan akan sangat membentu penyelesaian Israel-Palestina dan penciptaan perdamaian," tuturnya.
"Langkah lain yang sangat penting dilakukan ialah dukungan dari negara-negara anggauta PBB untuk melakukan tekanan terhadap zionis Israel. Namun demian, berkaca kepada pengalaman, maka harus diyakinkan agar Amerika tidak lagi menggunakan veto. Upaya-upaya diplomatik untuk meyakinkan Amerika dengan demikian juga sangat penting agar Amerika bersedia merubah cara pandang dan politik luar negerinya supaya lebih lebih fair, adil dan benar-benar diorientasikan kepada pembelaan terhadap kemanusiaan dan perdamaian," lanjutnya.
"Ini memang sulit akan tetapi harus dilakukan. Indonesia bisa memainkan peran penting. PBB harus jauh lebih demokratis dan berdaya supaya berbaga keputusan penting yang menyangkut masa depan Palestina benar-benar mendapatkan jaminan dan pengawalan yang lebih pasti. Salah satu letak kuncinya ialah Amerika dan negara -negara lain pemegang Veto," jelasnya. [ril/syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!