REPUBLIKA.CO.ID,Mavi Marmara yang pada 31 Mei lalu diserbu dan dibajak pasukan khusus Zionis dan dibawa ke Pelabuhan Ashdod di Palestina yang dijajah, kini kembali menuju kota tempatnya diluncurkan, Istanbul, untuk dipersiapkan bagi pelayaran berikut menuju Gaza.

Insani Yardim Vakfi (IHH), organisasi kemanusiaan yang memotori perjalanan Mavi Marmara dalam Freedom Flotilla (Armada Kebebasan) itu, mengumumkan kemarin, kapal itu direncanakan tiba di Pelabuhan Sarayburnu pada 26 Desember mendatang.

Hari itu bertepatan dengan dua tahun penyerangan brutal dari laut, darat dan udara oleh angkatan bersenjata Zionis terhadap Gaza pada pergantian tahun 2008-2009, yang menyebabkan tewasnya 1500 orang warga, termasuk sekitar 400 anak Palestina.

IHH mengundang ribuan orang, termasuk lebih dari 600 relawan kemanusiaan dari 34 negara yang menumpang enam kapal dalam Freedom Flotilla, untuk hadir dalam upacara penyambutan kembalinya Mavi Marmara itu.

Para politisi, relawan kemanusiaan dan tokoh-tokoh internasional itu akan menggunakan kesempatan itu untuk kembali menegaskan komitmen dan solidaritas mereka terhadap penderitaan rakyat Palestina baik di Gaza maupun di seluruh sisa tanah Palestina yang dijajah Zionis sejak 1948.

Dalam kesempatan itu akan diumumkan pula secara resmi rencana keberangkatan kembali Mavi Marmara bersama Freedom Flotilla 2 menuju Gaza pada 31 Mei tahun depan.

Dalam penyerangan tentara-tentara Zionis terhadap Mavi Marmara dan kapal-kapal Freedom Flotilla lainnya itu, sembilan orang relawan kemanusiaan syahid termasuk Furkan Dogan, pemuda Turki yang baru berusia 19 tahun.

IHH telah mempublikasikan daftar tuntutan kepada pemerintahan penjajah Zionis atas serangan 31 Mei lalu yang disebut Badan HAM PBB sebagai luar biasa sadis dan merupakan kekejian yang tidak dapat diterima terhadap para relawan kemanusiaan itu.

Tuntutan pertama adalah diakhirinya blokade ilegal terhadap Gaza yang sudah harus dimulai pada saat Mavi Marmara dan kapal-kapal lainnya bertolak ke Gaza Mei mendatang.

IHH menuntut Zionis untuk mengakui perbuatannya, meminta maaf dan menanggung risiko atas kejahatan pembunuhan, penganiayaan, pencurian dan penindasaan yang mereka terhadap Freedom Flotilla serta membayar kompensasi bagi para korban.

IHH juga mengupayakan tindakan hukum untuk membawa mereka yang bertanggungjawab dalam peristiwa itu ke pengadilan di Turki.

Pada peringatan tanggal 26 Desember nanti,“serangan brutal dan pembantaian yang dilakukan ‘Israel’ terhadap Flotilla demikian juga terhadap Gaza akan kembali disoroti dan dunia akan diajak untuk bertindak mengakhiri serangan-serangan dan blokade terhadap Gaza,” ujar anggota dewan IHH, Huseyn Oruc.