Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
Sheikh Rashid al-Ghannushi, Kembalinya Gerakan Islam Tunisia

Berita Terkait

3.210 views

Sheikh Rashid al-Ghannushi, Kembalinya Gerakan Islam Tunisia

Sheikh Rashid al-Ghannushi, Kembalinya Gerakan Islam Tunisia
Sheik Rashid al Ghannusi

REPUBLIKA.CO.ID,Tidak kurang dari enam hari pasca aksi pembakaran diri seorang pemuda Tunisia tidak ada seorangpun yang membayangkan pemerintahan 23 tahun Presiden Zine El Abidine Ben Ali akhirnya tumbang akibat demonstrasi rakyat Tunisia. Mantan Presiden Ben Ali akhirnya terpaksa melarikan diri ke Arab Saudi sebagai ibu dari negara-negara diktator di Timur Tengah. Ben Ali memilih Arab Saudi setelah negara-negara Barat yang sebelum ini menjadi pelindungnya menolak memberikan suaka politik kepadanya.

Apa yang terjadi di Tunisia tidak pernah dibayangkan oleh rakyat Tunisia. Namun kegembiraan mereka dapat ditemukan dari wajah-wajah mereka yang lalu lalang dan melakukan demonstrasi di jalan-jalan. Akan tetapi satu hal yang paling penting adalah substansi gerakan revolusioner rakyat Tunisia dan nasibnya.

Tunisia sebagai persimpangan besar Eropa dan Afrika sebelumnya adalah jajahan Perancis dan dianggap sebagai milik nenek moyang Prancis. Bukan tanpa alasan ketika seorang mahasiswa Universitas Sorbonne yang juga sempat mengenyam pendidikan militer 24 tahun lalu melakukan kudeta di Tunisia dan akhirnya menjabat sebagai Presiden Tunisia selama 23 tahun. Benar, pemuda itu adalah Zine El Abidine Ben Ali. Ia memerintah dengan cara kekuasaan negara-negara pro-Barat seperti Mesir, Yordania, Libya dan Irak di masa itu.

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di tengah keluarga besar Ben Ali dan isterinya Leila Trabelsi menjadi penyebab utama tumbangnya pemerintahan rapuh Ben Ali. Apa yang dilakukan rakyat Tunisia merupakan sebuah gerakan rakyat dan spontan. Namun tampaknya tuntutan rakyat Tunisia tidak disukai oleh Barat. Sikap yang ditunjukkan rezim Zionis Israel menunjukkan demikian. Israel mengkhawatirkan meluasnya kesadaran Islam yang terjadi di Tunisia ke seluruh negara di Timur Tengah.

Kekhawatiran yang muncul dari langkah pertama pasca kaburnya Ben Ali dari Tunisia adalah aksi rakyat revolusioner Tunisia menayangkan suara azan di televisi-televisi Tunisia. Langkah yang selama ini dilarang di Tunisia dan berdasarkan alasan orang-orang dekat Ben Ali ucapan azan mengakibatkan polusi suara di Tunisia.

Namun apa yang membuat kemungkinan munculnya sebuah pemerintahan Islami di Tunisia adalah pernyataan kesiapan seorang ulama dan pejuang lama Sheikh Rashid al-Ghannushi untuk kembali ke Tunisia. Tampaknya kehadiran Sheikh Rashid al-Ghannushi bakal menjadi tonggak terbentuknya pemerintahan Islami di Tunisia.

Siapa Sheikh Rashid al-Ghannushi?
Sheikh Rashid al-Ghannushi adalah seorang ulama pejuang dan revolusioner Tunisia. Pengaruh pemikiran Sayyid Qutb dan Hasan al-Banna, membuatnya bersama Omar al-Bashir, Presiden Sudan menjadi dua tokoh Ikhwanul Muslimin di utara Afrika dan Tunisia. Sheikh Rashid al-Ghannushi merupakan segelintir penulis dan pemikir Arab yang yang menulis tentang pribadi Imam Khomeini ra pasca kemenangan Revolusi Islam Iran. Sheikh al-Ghannushi memiliki hubungan erat dengan tokoh-tokoh revolusioner Iran di awal-awal revolusi.

Sheikh al-Ghannushi kemudian membentuk sebuah gerakan di Tunisia bernama ‘al-Nahdhah' yang pada akhirnya dikenal dengan ‘al-Ittijah al-Islamiyah'. Gerakan yang dibentuknya ini fokus di Universitas al-Zaytoonah guna menghadapi Presiden Tunisia waktu itu, Habib Bourguiba dan kebijakan sekularismenya. Akibat aktivitasnya ini, Presiden Bourguiba memerintahkan Sheikh al-Ghannushi untuk ditahan. Patut diketahui bahwa gerakan ‘al-Nahdhah' punya peran penting menggoncang kekuasaan dan melengserkan kekuasaan Habib Bourguiba.

Pemerintah Bourguiba pada tahun 1986 menjadikan Sheikh Rashid al-Ghannushi sebagai tahanan rumah. Sementara sejumlah tokoh asli gerakan al-Nahdhah ditangkap dan diserahkan kepada pengadilan. Konflik di antara pasukan pemerintah dan pendukung gerakan al-Nahdhah tidak dapat dihindarkan dan semakin meningkat. Akhirnya pada Maret 1987 pasukan keamanan pemerintah menangkap Sheikh Rashid al-Ghannushi, para pemimpin dan anggota gerakan al-Nahdhah.

Krisis di Tunisia mencapai puncaknya. Pada bulan April dan Mei 1987, terjadi aksi pemogokan dan juga kekerasan antara mahasiswa dan pihak keamanan baik di lingkungan universitas maupun di jalan-jalan.

Pemerintah senantiasa menyebut apa yang terjadi adalah aksi perusakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstrim setelah mendapat perintah dari pihak asing, khususnya para pemimpin al-Ittijah al-Islamiyah yang melakukan kerjasama dengan pemerintah Iran dan berkonspirasi untuk mengekspor Revolusi Islam ke Tunisia guna menumbangkan pemerintah Tunisia.

Kudeta Jenderal Zine El Abidine Ben Ali pada 7 November 1987 menghasilkan perubahan di Tunisia. Dibentuk pemerintahan baru dan pembersihan anasir-anasir Bourguiba pihak militer melakukan langkah-langkah baru dengan membebaskan para tahanan politik. Mayoritas para tahanan politik ini berasal dari para pejuang Islam.

Pembebasan Sheikh Rashid al-Ghannushi pada Mei 1988 menciptakan situasi yang positif di Tunisia. Karena gerakan al-Ittijah al-Islamiyah menyatakan dukungannya terhadap pemerintah. Dampaknya adalah ketenangan telah kembali ke negara ini dan rakyat tidak lagi melakukan aksi protes terhadap pemerintah seperti sebelumnya.

Akan tetapi perbedaan politik antara gerakan keislaman dan pihak militer yang baru berkuasa bernasib sama dengan yang terjadi di Mesir. Gerakan al-Ittijah al-Islamiyah pada akhirnya dilarang oleh pemerintah untuk melakukan aktivitasnya di Tunisia.

Prinsip-prinsip gerakan al-Ittijah al-Islamiyah secara transparan dipublikasikan pada 6 Juni 1981 dan yang terpenting adalah menolak sekularisme, hubungan dengan seluruh umat Islam sedunia, tidak mengakui etnis Arab, pembebasan Palestina lewat pembebasan negara-negara Arab dari cengkeraman imperialisme dan menciptakan organisasi yang memuat kepentingan rakyat.

Sheikh Al-Ghannushi Mengakhiri Krisis Pemimpin Revolusi Tunisia
Hingga saat ini mayoritas pengamat politik menilai masa depan revolusi rakyat Tunisia masih kabur dikarenakan tidak memiliki seorang pemimpin. Namun tampaknya berita kesiapan Sheikh Rashid al-Ghannushi untuk kembali ke Tunisia dapat memberikan pengaruh penting bagi masa depan negara ini.

Ini karena Sheikh Rashid al-Ghannushi hingga saat ini masih memiliki basis rakyat yang kuat. Kepada AFP Sheikh al-Ghannushi mengatakan kemungkinan dibentuknya pemerintahan persatuan nasional di Tunisia setelah melewati proses yang panjang. IRIB/SL

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Republika Online lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News
Khutbah Jum’at: Penyesalan di Akhirat dan Nilai Setiap Detik Kehidupan

Khutbah Jum’at: Penyesalan di Akhirat dan Nilai Setiap Detik Kehidupan

Kamis, 06 Nov 2025 19:54

Pasukan dan Pemukim Yahudi Israel Serang Warga Palestina 2.350 Kali di Tepi Barat Selama Oktober

Pasukan dan Pemukim Yahudi Israel Serang Warga Palestina 2.350 Kali di Tepi Barat Selama Oktober

Kamis, 06 Nov 2025 15:44

Korban Tanjung Priok Tolak Usulan Soeharto Jadi Pahlawan, Sebut Keadilan Belum Ditegakkan

Korban Tanjung Priok Tolak Usulan Soeharto Jadi Pahlawan, Sebut Keadilan Belum Ditegakkan

Kamis, 06 Nov 2025 14:57

YouTube Diam-Diam Hapus 700 Video yang Mendokumentasikan Kejahatan Perang Israel

YouTube Diam-Diam Hapus 700 Video yang Mendokumentasikan Kejahatan Perang Israel

Kamis, 06 Nov 2025 05:35

Kemenangan Zahran Mamdani: Retakan di Cermin Kekaisaran

Kemenangan Zahran Mamdani: Retakan di Cermin Kekaisaran

Rabu, 05 Nov 2025 21:10

'Agama Tak Tergantikan oleh Algoritma': MUI Tegaskan AI Bukan Guru Spiritualitas Umat

'Agama Tak Tergantikan oleh Algoritma': MUI Tegaskan AI Bukan Guru Spiritualitas Umat

Rabu, 05 Nov 2025 07:52

Dari Minyak ke Kecerdasan Buatan: Arab Saudi Taruhkan Masa Depan pada Revolusi Teknologi

Dari Minyak ke Kecerdasan Buatan: Arab Saudi Taruhkan Masa Depan pada Revolusi Teknologi

Selasa, 04 Nov 2025 16:06

Israel Sebar Mainan dan Boneka Berisi Jebakan Bom untuk Bunuh Anak-anak di Gaza

Israel Sebar Mainan dan Boneka Berisi Jebakan Bom untuk Bunuh Anak-anak di Gaza

Selasa, 04 Nov 2025 14:05

3 Kesempurnaan Ibadah di Sisi Allah

3 Kesempurnaan Ibadah di Sisi Allah

Selasa, 04 Nov 2025 13:12

Ustaz Bachtiar Nasir: Tragedi Sudan Lebih Mengerikan dari Gaza

Ustaz Bachtiar Nasir: Tragedi Sudan Lebih Mengerikan dari Gaza

Selasa, 04 Nov 2025 12:56

Genosida Sudan yang Tak Terungkap: Pembantaian El Fasher Soroti Hubungan UEA-Israel

Genosida Sudan yang Tak Terungkap: Pembantaian El Fasher Soroti Hubungan UEA-Israel

Selasa, 04 Nov 2025 07:22

Sukamta: OKI Punya Tanggung Jawab Moral Hentikan Segera Konflik di Sudan

Sukamta: OKI Punya Tanggung Jawab Moral Hentikan Segera Konflik di Sudan

Senin, 03 Nov 2025 19:53

Analisis: ISIS Gencarkan Seruan Jihad di Sudan, Desak Pejuang Asing untuk Hijrah

Analisis: ISIS Gencarkan Seruan Jihad di Sudan, Desak Pejuang Asing untuk Hijrah

Senin, 03 Nov 2025 14:23

MUI Kukuhkan 4.000 Dai Berstandar Nasional, KH Cholil Nafis: Dakwah Tak Cukup dengan Ceramah!

MUI Kukuhkan 4.000 Dai Berstandar Nasional, KH Cholil Nafis: Dakwah Tak Cukup dengan Ceramah!

Senin, 03 Nov 2025 09:08

Penyakit Aktivis Islam: Kurang Perhatian kepada Al-Qur’an

Penyakit Aktivis Islam: Kurang Perhatian kepada Al-Qur’an

Senin, 03 Nov 2025 06:24


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X