Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
10.196 views

Adikku Sayang, Adikku Hilang

Wajah gadis itu begitu cerah. Matanya yang berpendar penuh semangat mengisyaratkan keinginannya untuk melahap segala jenis informasi yang ada di hadapannya. Bersenjatakan pena berperisai buku catatan, gadis itu menghadiri halaqah yang dikenalnya dengan nama “mentoring”. Sapaan teman-temannya yang berwajah teduh itu membuatnya bertambah haus akan ilmu, terlebih pertanyaan macam “Apa kabar?” atau “Gimana tadi ulangannya?” yang menyejukkan hatinya.

Setelah momen-momen membahagiakan itu, sang gadis melihat teteh di hadapannya. Ups, wajah teteh itu tampak kusut dan berulangkali ia melirik buku tebal berjudul “Super Mentoring” itu sambil komat-kamit menghafal. Ah..., gadis itu berbaik sangka, mungkin si teteh lagi menyempurnakan materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Satu menit... dua menit... gadis itu merasa kanan-kirinya tidak lagi kosong, rupanya teman-teman satu kelompok mentoringnya yang lain sudah datang. Lho, itu kan si A yang hanya datang di pertemuan pertama? Syukurlah, gadis itu membatin, akhirnya dia tergerak untuk datang juga... Gadis itu melirik lagi sang teteh mentor yang masih saja berkutat dengan buku saktinya. Ketika akhirnya sang teteh membuka mulutnya, pena di tangan gadis itu kini sudah siap menumpahkan tintanya sebanyak mungkin. Tapi...

“Aduh maaf ya, dek. Teteh kemaren belajar buat ujian, jadi hari ini belum nyiapin apa-apa”

Bles! Wajah gadis itu berubah pias. Kecewa. Tapi, lagi-lagi gadis itu berbaik sangka, namanya juga teteh mentor, nggak siapnya pasti beda kan sama kita-kita ini? Dipandanginya si teteh itu lama. Barangkali cerita, teteh itu kan suka cerita. Biasanya cerita teteh itu menambah semangat. Sungguh, mentoring yang dijalaninya selama dua tiga kali ini telah membuka cakrawalanya tentang Islam. Mengapa ia harus meragukan mentoring yang hari ini? Lama, gadis itu memandang teteh di depannya, yang semakin panik.

“Siing kriik kriik...” salah seorang teman gadis itu berceletuk, menderai tawa di lingkaran kecil mereka. Gadis itu ikut tertawa, tapi hatinya terasa pahit. Kecewa. Tahu begitu dia ikut saja waktu teman-temannya tadi mengajaknya ke BIP, nonton premiere Harry Potter, ditraktir pula! Dan begitulah... sepanjang mentoring, wajah gadis itu terus kecewa, wajah teman-teman gadis itu bertambah bosan, dan wajah si teteh mentor bertambah panik. Tak terhitung banyaknya “siing kriik kriik” yang terjadi selama mentoring itu, lebih banyak lagi teman-temannya yang terantuk-antuk bahu kawan sebelahnya. Mengantuk.

Satu minggu berlalu... hari yang biasanya selalu dinantinya kini disongsong gadis itu dengan wajah lesu. Ajakan teman-temannya untuk menghadiri bazaar SMA tetangga kini tidak dapat ditolaknya. Sapaan sejuk teteh mentornya kini diabaikannya. Lambaian riang teman-teman satu kelompoknya dianggap angin lalu. Ah, males ah, paling-paling kayak kemaren, si teteh ngomong apaan sambil lirik-lirik buku dan kebingungan sendiri, begitu pikir sang gadis. Dan minggu itu, si teteh harus menghadapi kenyataan bahwa adik mentornya berkurang dua orang... si gadis yang penuh semangat dan si A yang baru dua kali datang. Setelah cukup lama merenung, teteh itu akhirnya sadar. Minggu lalu amalan yaumian-nya hancur-hancuran...

Pernah mengalami episode seperti itu?

Kalau kita melihat dari sudut pandang gadis itu, kita mungkin bisa saja menyalahkan sang teteh mentor. Kita kan udah capek-capek datang, mengorbankan traktiran nonton teman. Tapi kan, batin kita ketika teringat episode-episode kita sebagai pementor, kalau memang ujian mau bagaimana lagi? Semalam suntuk mengerjakan tugas yang limitnya menuju tak hingga, boro-boro nyiapin mentoring, berangkat kuliah aja terlambat. Ya, apapun alasan kita sebagai seorang pementor, adik itu melihat performance mementor kita, tidak peduli apakah kita banyak tugas atau banyak amanah. Dan lihat, akibat melalaikan persiapan, Islam harus kehilangan salah seorang kadernya, yang mungkin malah akan menjadi tonggak perubahan umat Islam! Astaghfirullah...

Bukankah Rasulullah berdakwah dengan cara membacakan ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa, dan mengajarkan kitab-Nya dengan hikmah? Lalu, jika kita tidak tahu apa yang harus kita bacakan, lantas bagaimana kita merasa pantas untuk mengisi mentoring? Ibaratnya teko, bagaimana kita bisa mengisi gelas-gelas yang haus dahaga itu itu kalau teko itu tidak ada isinya?

Ah, gampang ngomong begitu. Kenyataannya kan, susah.

Ya, mempersiapkan mentoring memang bukan suatu hal yang mudah. Karena itu, tidak semua orang kan bisa menjadi pementor? Paling tidak, seorang pementor harus melalui serangkaian daurah dan memenuhi kriteria amalan yaumian. Dan kita, ketika akhirnya kita saat ini menjadi pementor, artinya kita mampu untuk itu. Kita mampu untuk mempersiapkan mentoring kita dengan baik. Ah masa sih? Iya, kok! Kalaupun kita baru sempat membaca bahan mentoring sejam sebelumnya, paling tidak dahulu kita pernah mendapat materi itu saat kita daurah, dan catatannya masih kita baca. Kalau tidak ada catatannya? Lah, siapa suruh nggak nyatet. Masa’ pementor nggak punya catatan? Hehehe...

Dan sungguh, lebih dari menguasai materi yang akan disiapkan, yang paling penting adalah persiapan ruhyah. Bayangin deh, adik-adik kita datang mentoring sebetulnya untuk men-charge ruhyah mereka, tapi kita tidak punya “energi positif” yang bisa kita berikan pada mereka. Lantas, apa yang kita harapkan? Alih-alih mencatat materi yang sudah kita persiapkan sampai jungkir balik, adik-adik kita malah terlelap dengan damai, bosan melihat wajah kusam tetehnya yang lupa qiyamul lail. Duh, kalau begini, bagaimana mentoring kita disebut sebagai pemasok kader?

Jika memulai usaha butuh modal, maka memulai mentoring pun butuh modal. Yap, modal buat beli snack adik-adiknya... hehe. Dan yang terpenting adalah, persiapan ruhyah dan ilmu. Karena itu, jika selama ini adik-adik kita satu persatu pergi, jangan langsung menyalahkan jalan dakwah yang memang penuh onak dan duri dan pengusungnya sedikit. Kalau hari ini masih ada adik-adik kita tersayang yang “hilang”, maka bertanyalah...“Sudahkah saya mempersiapkan mentoring saya hari ini?” (Rajab 14,1430/Nadia Hana Soraya)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X