AS Gelar festival Film Wanita Dan Islam Pertama di Dunia

NEW YORK (Berita SuaraMedia) – Sebuah kompetisi online sekarang dibuka untuk penayangan film pendek internasional pertama tentang Islam dan wanita.

Festival film itu fokus pada wanita dari semua keyakinan dan latar belakang yang tinggal di negara-negara Muslim, serta wanita Muslim yang hidup sebagai minoritas di seluruh dunia.

Entri film digital saat ini diterima dalam sebuah kompetisi online yang berlangsung hingga tanggal 24 November tahun ini dan terbuka bagi para pembuat film dari semua gender dan latar belakang.

Ketika mendengar bahwa seseorang berpikir untuk menyatukan semuanya, dia tahu dirinya harus terlibat.

Pada bulan Januari 2010, pengacara HAM Catinca Tabacaru bergabung dengan dermawan Leslie Sacks untuk menyelenggarakan sebuah festival film tentang wanita Muslim. Mereka bergabung dengan yang lainnya untuk menemukan organisasi nirlaba Woman’s Voice Now dengan tujuan menyelenggarakan "Suara Kaum Wanita dari Dunia Muslim – Sebuah Festival Film Pendek."

Para pembuat film bisa memasukkan filmnya dalam satu dari empat kategori berikut ini: dokumenter, fiksi, eksperimental, dan pelajar.

Tujuan dari festival ini, ujar Tabacaru, adalah untuk menyajikan pandangan yang tidak bias dan komprehensif terhadap bagaimana wanita dari semua agama, termasuk Muslim, menyatakan hak-hak mereka di dalam dan di luar dunia Islam.

"Ada banyak pekerjaan yang dilakukan di negara-negara mayoritas Muslim dan oleh wanita Muslim di luar negara-negara itu untuk hak-hak kaum wanita," ujar Tabacaru. "Ada gerakan sosial yang tengah berlangsung dan itu yang ingin kami kejar."

Pembuat film dari berbagai agama dan gender diundang untuk memasukkan film mereka secara online. Setelah diterima masuk ke kompetisi, film-film itu akan direview dan dirating oleh pengguna web dan kemudian secara resmi dipilih oleh panel juri.

Dengan banyaknya film pendek yang disajikan, orang-orang dari seluruh dunia akan memiliki kesempatan untuk menonton, mengomentari, dan bahkan merating film-film itu.

Saat penyelenggara festival menyeleksi barisan film, Tabacaru mengatakan mereka berharap dapat menyajikan kisah-kisah kaum wanita yang tak tersaring serta menyoroti suara kaum wanita dari seluruh dunia.

"Jadi apa yang kami eksplor adalah wanita, hak-hak wanita, pencapaian wanita, ekspansi dari hak-hak wanita. Kami non relijius, non politik, tapi apa yang kami ciptakan adalah sekumpulan film tentang wanita yang dalam beberapa jalan tersentuh oleh Islam. Dan itu adalah hal yang baru," ujarnya.

Terutama penting bagi dirinya dan penyelenggara festival lainnya bahwa beberapa film fokus pada kontribusi dan pencapaian positif dari wanita Muslim dan apa yang mereka lakukan. (rin/it) www.suaramedia.com