Kamis, 11 Zulqaidah 1445 H / 9 Desember 2010 09:30 wib
5.002 views
Pejabat Afghan Mohon AS Tak Bocorkan Skandal Bacha Bazi
KABUL (Berita SuaraMedia) - Sebuah skandal yang melibatkan kontraktor asing yang dipekerjakan untuk melatih polisi Afghanistan yang mengonsumsi obat-obatan dan membayar "anak laki-laki menari" untuk menghibur mereka di Afghanistan utara menimbulkan kepanikan sehingga menteri dalam negeri memohon kedutaan AS untuk mencoba dan "membatalkan" cerita itu, menurut salah satu dari telegram kedutaan AS yang dirilis oleh WikiLeaks.
Banyak karyawan DynCorp adalah mantan Baret Hijau dan veteran unit elit lainnya, dan perusahaan ini ditugaskan oleh pemerintah AS untuk memberikan pelatihan bagi polisi Afghanistan. Menurut laporan sebagian besar, lebih dari 95 persen dari $ 2 miliar pendapatan tahunannya berasal dari pembayar pajak AS.
Dan di provinsi Kunduz, menurut telegram yang bocor, uang mengalir ke pengedar narkoba dan mucikari. Germo anak-anak, untuk lebih tepatnya.
DynCorp mengadakan pesta Bacha Bazi ("budak bocah"), seperti yang ditemukan awal tahun ini oleh Frontline.
Bacha Bazi adalah tradisi Afghanistan pra-Islam yang dilarang oleh Taliban. Bacha adalah anak laki-laki delapan sampai 15-tahun. Mereka memakai make-up, lonceng yang diikat ke kaki mereka dan memakai pakaian tipis perempuan, dan kemudian, dengan diiringi sebuah harmonium dan vokal yang meratap, mereka menari menggoda di dalam ruangan berasap yang penuh dengan pria yang lebih tua.
Setelah acara selesai, jasa mereka dilelang kepada penawar tertinggi, yang kadang-kadang akan membeli anak laki-laki itu langsung. Dan dengan layanan semacam itu Departemen Luar Negeri telah memanggil BaZi bacha sebuah "bentuk budaya perkosaan laki-laki yang meluas dan diterima," (Meskipun mungkin secara budaya diterima, itu melanggar baik hukum Syariah dan kode sipil Afghanistan.)
Setelah kejadian ini terjadi, seorang menteri Afghanistan negeri pergi ke Departemen Luar Negeri AS - untuk menjaga wartawan untuk mencari tahu.
Namun menurut dokumen bocor, Atmar, menteri dalam negeri Afghanistan, takut cerita ini akan tertangkap telinga wartawan.
Dalam pertemuan dengan asisten duta besar AS, Atmar, yang panik memperingatkan bahwa cerita akan "membahayakan hidup" dan sangat prihatin bahwa video dari insiden itu dapat dibuat untuk publik.
Episode semakin mendorong tuntutan Afghanistan bahwa kontraktor dan perusahaan keamanan swasta harus dibawa di bawah kendali pemerintah lebih ketat. Namun, kedutaan AS secara hukum tidak mampu menghormati permintaan Atmar bahwa militer AS harus memiliki kuasa atas pusat-pusat pelatihan yang dikelola oleh DynCorp.
Meskipun jarang dibahas atau dikritik di Afghanistan, dapat dibayangkan bahwa keterlibatan orang asing bisa saja berubah menjadi skandal publik utama. Atmar sendiri memperingatkan tentang kemarahan publik terhadap kontraktor, yang katanya "tidak punya banyak teman" dan mengatakan mereka membutuhkan pengawasan yang jauh lebih besar.
Dia juga mengatakan kontrol ketat dibutuhkan atas karyawan Afghanistan di perusahaan tersebut juga.
"Dia yakin bahwa insiden Kunduz, dan acara lain di mana mentor telah memperoleh obat-obatan, tidak mungkin terjadi tanpa partisipasi warga Afghanistan."
Dua polisi Afghanistan dan sembilan warga Afghanistan lainnya ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan kejahatan digambarkan oleh Atmar sebagai "membeli layanan dari seorang anak".
Dia menegaskan bahwa jika seorang jurnalis menyelidiki insiden ini harus diberitahu bahwa cerita itu akan membahayakan hidup, dan bahwa Amerika harus mencoba untuk membatalkan cerita tersebut. Tapi diplomat Amerika memperingatkan terhadap suatu "reaksi berlebihan" dan mengatakan bahwa mendekati wartawan yang terlibat hanya akan membuat cerita lebih buruk.
"Sebuah artikel surat kabar secara luas diantisipasi pada skandal Kunduz belum muncul tetapi, jika ada terlalu banyak kegaduhan yang dapat mendorong jurnalis itu untuk mempublikasikannya," kata telegram.
Strategi ini tampaknya bekerja ketika sebuah artikel diterbitkan pada bulan Juli oleh Washington Post tentang insiden itu mengatakan itu adalah insiden "pengawasan manajemen yang dipertanyakan" di mana pekerja asing DynCorp "mempekerjakan seorang anak remaja untuk melakukan tarian tradisional di sebuah pesta perpisahan perusahaan ".
telegram tersebut menekankan bahwa: "Atmar mengatakan bahwa Presiden Karzai telah mengatakan kepadanya bahwa 'prestise' Atmar dipermainkan dalam pengelolaan DynCorp Kunduz dan perstiwalain terbaru di mana kontraktor Blackwater keliru membunuh warga Afghanistan.
Awal tahun ini Karzai mengeluarkan dekrit yang menyerukan pembubaran semua perusahaan keamanan swasta pada akhir tahun ini, sebuah dekrit yang sejak itu telah sedikit diperingan.
Dalam pertemuan antara Atmar dan asisten duta besar Joseph Mussomeli, diplomat Amerika mengatakan ia sangat marah dengan kejadian itu dan bahwa kedutaan sedang mempertimbangkan tuntutan Afghanistan bahwa militer AS harus mulai mengawasi operasi DynCrop.
Secara pribadi, bagaimanapun, mereka tahu bahwa pengaturan tersebut "secara hukum tidak mungkin di bawah kontrak DynCorp". (iw/otb/gd) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
