Anggota Perlemen Kuwait Desak Pemerintah Tolong Muslim di Xinjiang dan India

KUWAIT (voa-islam.fom)  - Anggota parlemen Kuwait telah meminta pemerintah mereka untuk turun tangan menghentikan penganiayaan terhadap Muslim di Turkistan Timur dan India.

27 anggota parlemen menandatangani pernyataan di mana mereka menggarisbawahi solidaritas dengan Muslim Uighur terhadap kampanye sistematis Cina melawan komunitas mereka.

Cina saat ini tengah melakukan kebijakan represif terhadap kelompok Muslim akar Turki tersebut,  dan menahan hak-hak agama, komersial, dan budayanya.

Hingga 1 juta orang, atau sekitar 7% dari populasi Muslim di wilayah Xinjiang, telah dipenjara dalam jaringan perluasan kamp "pendidikan ulang politik", menurut pejabat AS dan pakar PBB.

Human Rights Watch mengatakan Beijing melakukan "kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia" terhadap Muslim Uighur di Xinjiang, dalam sebuah laporan September lalu.

Sementara itu, anggota parlemen Kuwait juga menyuarakan keprihatinan atas pembatasan baru-baru ini terhadap Muslim di India.

Protes telah meletus di India menentang undang-undang baru yang memberikan kewarganegaraan kepada orang-orang Hindu, Parsis, Sikh, Budha, Jain dan Kristen - tetapi bukan Muslim - yang bermigrasi dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan.

Para aktivis menyebut undang-undang itu diskriminatif, karena khawatir undang-undang itu bertujuan mencabut hak pilih Muslim India. Namun, Perdana Menteri Narendra Modi telah tidak mau megakui hal  tersebut. (AA)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• 6 Tentara Tewas dalam Baku Tembak antara Pasukan India dan Pakistan di Perbatasan Kashmir
• Lebih 200.000 Orang Mengungsi Akibat Serangan Rezim Teroris Assad di Barat Laut Suriah
• Erdogan Umumkan Rencana untuk Kirim Pasukan Militer ke Libya
• Sutradara Terkemuka Desak 3 Superstar Muslim Bollywood Berbicara Tentarng UU Kontroversial India
• Turki Sebut Parlemennya Siapkan RUU untuk Kerahkan Pasukan ke Libya
• Jet Tempur Paling Canggih Rusia, Su-57 Jatuh Saat Misi Pelatihan
• AS Berencana Tarik Ribuan Pasukan dari Afrika Barat
• The Guardian: Ratusan Tentara Bayaran Baru Asal Sudan Bergabung dengan Pasukan Haftar