Kamis, 7 Zulqaidah 1445 H / 20 Agutus 2020 20:20 wib
4.167 views
Mufti Besar Palestina Keluarkan Fatwa Larang Umat Islam Shalat di Masjid Al-Aqsa
TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Mufti Besar Otoritas Palestina telah mengeluarkan fatwa yang melarang umat Islam shalat di Masjid al-Aqsa dalam kerangka kesepakatan damai Uni Emirat Arab (UEA) -Israel.
Muslim dari luar Israel dan wilayah Palestina sekarang dapat mengunjungi Masjid tersebut untuk shalat, di bawah kondisi kesepakatan baru-baru ini yang menormalkan hubungan antara Israel dan UEA. Namun, Otoritas Palestina menganggap kesepakatan itu sebagai pengkhianatan, dan para pemimpin agama telah menyatakan bahwa setiap Muslim yang mengunjungi situs tersebut, yang dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam, adalah pengkhianat.
“Kami benar-benar tidak akan menerima pengkhianatan [UEA]. Satu butir pasir dari tanah murni Palestina dan dari tanah Masjid Al-Aqsa lebih berharga daripada darah dan hidup kita," kata Hakim Syariah Mahmoud al-Habbash di PA TV resmi pada hari Sabtu, menurut terjemahan oleh Palestine Media Watch.
Dia melanjutkan: "Siapa pun yang ingin datang mengunjungi Masjid al-Aqsa melalui gerbang Palestina: Selamat datang, dan kami akan bersukacita atas dia. Tetapi siapa pun yang ingin datang melalui gerbang Israel tidak diinginkan, dan dia tidak akan menemukan apa pun selain sepatu orang-orang Yerusalem dan ludah orang Yerusalem di depan wajahnya."
Syaikh Muhammad Hussein, Mufti Besar melangkah lebih jauh. Tampil di acara Palestina Pagi Ini, yang disiarkan di TV resmi Otoritas Palestina, dia mengatakan kepada pemirsa: “Dilarang bagi seorang Muslim untuk tiba dengan pesawat dari Uni Emirat Arab atau tidak dari Uni Emirat Arab ke Bandara Lod [di Israel ], yang hari ini mereka sebut Bandara Ben Gurion, untuk datang dan shalat di Masjid Al-Aqsa. Ini adalah pemasaran palsu dalam hal hukum agama, secara hukum salah, menyinggung agama."
Keesokan harinya, kantor berita Turki Anadolu melaporkan: “Syaikh Muhammad Hussein mengeluarkan fatwa (yaitu, aturan agama) yang menetapkan bahwa shalat di Masjid Al-Aqsa dalam kerangka kesepakatan normalisasi antara Israel dan UEA 'dilarang. Hussein mengatakan bahwa ... 'Shalat di Masjid Al-Aqsa terbuka untuk semua yang datang melalui gerbang resmi Palestina, dan bukan untuk mereka yang melakukan normalisasi.'”
Para pemimpin itu telah memperjelas bahwa mereka menganggap Muslim yang shalat di masjid di bawah perjanjian UEA-Israel telah mengkhianati tidak hanya perjuangan Palestina, tetapi juga Nabi Muhammad sendiri.
"Satu butir pasir dari tanah murni Palestina dan dari tanah Masjid Al-Aqsa lebih berharga daripada darah dan hidup kita," kata al-Habbash di PA TV. "Yang terjadi adalah pengkhianatan ... Ini pengkhianatan.
"Bukan hanya terhadap rakyat Palestina. Ini adalah penyangkalan terhadap warisan Nabi Muhammad ... Apakah Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa adalah barang yang dijual di pasar prostitusi politik? ... [UEA] telah menjual Yerusalem, telah melepaskan Yerusalem, dan mencoba memasarkan pengkhianatan mereka saat mereka membuka pintu bagi jamaah untuk datang dan shalat di Yerusalem," katanya.
Baik dia maupun Sekretaris Komite Eksekutif PLO Saeb Erekat mencela normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab, bersikeras bahwa kesepakatan itu adalah pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina, dan menyiratkan bahwa kekerasan bisa menyusul.
Pada 16 Agustus, harian resmi PA Al-Hayat Al-Jadida mengutip Erekat yang mengatakan: "normalisasi dengan Israel adalah hadiah untuk kejahatan pendudukan" menambahkan bahwa PA / PLO "tidak akan setuju mereka menikam kami dari belakang dengan pisau beracun dan memberi tahu kami bahwa ini untuk keuntungan kami. "
"Normalisasi adalah pengkhianatan," kata al-Habbash. "Normalisasi berarti bahwa Anda menyetujui hubungan alamiah dengan pembunuh saudara Anda dan ayah Anda. Bahwa Anda setuju dengan hubungan alamiah dengan musuh Nabi Muhammad. Bahwa Anda setuju dengan hubungan alamiah dengan mereka yang ingin situs Perjalanan Malam Muhammad berubah menjadi sebuah Kuil ... Kami akan terus melawan bahkan jika kami semua akan dibunuh dan dibantai. Palestina hanya akan menjadi milik kami, Yerusalem hanya akan menjadi milik kami, dan pendudukan ini akan berlalu dan pergi seperti setiap pendudukan sebelumnya." (JP)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
