Selasa, 7 Rabiul Akhir 1446 H / 7 Mei 2024 13:18 wib
7.688 views
Hamas Setujui Usulan Pertukaran Tahanan Dan Gencatan Senjata Dengan Israel
GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Gerakan Perlawanan Palestina - Hamas memberi tahu mediator bahwa mereka telah menyetujui usulan pertukaran tahanan dan kesepakatan gencatan senjata dengan pendudukan Israel, Kantor Media gerakan tersebut mengumumkan pada hari Senin (6/5/2024).
Hal ini ditegaskan oleh seorang pejabat senior Perlawanan Palestina yang mengatakan kepada Al Mayadeen, "Para mediator dan Hamas mencapai formula baru yang ketat yang akan mengarah pada gencatan senjata, sehingga mengatasi dilema ini."
“Hamas sangat fleksibel dalam mencapai kesepakatan, dan keputusan kini berada di tangan Israel,” jelas sumber tersebut.
Dalam pernyataannya, faksi Perlawanan Palestina itu mengumumkan bahwa kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengadakan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Mohammad bin Rahman al-Thani, dan Direktur Menteri Intelijen Mesir Abbas Kamel, menginformasikan bahwa gerakan tersebut telah menyetujui "usulan mereka untuk melakukan gencatan senjata.""Israel" belum menyetujui proposal terbaru tersebut.
Persetujuan tersebut disampaikan menyusul tindakan militer Israel yang menginstruksikan warga Palestina di Kota Rafah untuk segera mengungsi dari bagian timur kota tersebut.
Hal tersebut dianggap merupakan ancang-ancang Israel, yang sejak awal mengancam akan menyerang Rafah, sebelum benar-benar melancarkan serangan darat ke kota itu.
Padahal, sekitar 1,5 juta warga Palestina saat ini berada di kota Rafah untuk menyelamatkan diri dari agresi Israel.
Media Mesir Al-Qahera News, menurut sebuah sumber, melaporkan bahwa delegasi Hamas akan tiba kembali di Kairo pada Selasa untuk melanjutkan negosiasi gencatan senjata.
Delegasi Hamas itu meninggalkan Kairo pada Ahad (5/5/2024) seusai pembicaraan gencatan senjata selama dua hari untuk berkonsultasi dengan pimpinan mereka.
Sementara itu, seorang pejabat Israel yang terlibat dalam pembicaraan gencatan senjata tersebut mengatakan, Tel Aviv telah menerima respons Hamas atas usulan gencatan senjata dan akan mempelajarinya terlebih dulu, sebagaimana dilaporkan media Israel KAN.
Serangan Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 tersebut menyebabkan lebih dari 34.700 warga Palestina di Jalur Gaza, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, tewas.
Menurut PBB, agresi militer Israel itu telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terusir dari tempat tinggalnya, 60 persen infrastruktur di Gaza rusak dan hancur, serta menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.
Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan putusan awal pada 26 Januari yang menyatakan dugaan adanya tindakan genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza "beralasan".
Selain itu, putusan ICJ juga memerintahkan Israel untuk berhenti melakukan genosida dan mengupayakan perbaikan kondisi kemanusiaan di Gaza. (MYD,ANT/Ab)
Gerakan Perlawanan Islam - Hamas memberi tahu mediator bahwa mereka telah menyetujui usulan pertukaran tahanan dan kesepakatan gencatan senjata dengan pendudukan Israel, Kantor Media gerakan tersebut mengumumkan pada hari Senin.Hal ini ditegaskan oleh seorang pejabat senior Perlawanan Palestina yang mengatakan kepada Al Mayadeen, "Para mediator dan Hamas mencapai formula baru yang ketat yang akan mengarah pada gencatan senjata, sehingga mengatasi dilema ini."“Hamas sangat fleksibel dalam mencapai kesepakatan, dan keputusan kini berada di tangan Israel,” jelas sumber tersebut.Dalam pernyataannya, faksi Perlawanan mengumumkan bahwa kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengadakan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Mohammad bin Rahman al-Thani, dan Direktur Menteri Intelijen Mesir Abbas Kamel, menginformasikan bahwa gerakan tersebut telah menyetujui "usulan mereka untuk melakukan gencatan senjata.""Israel" belum menyetujui proposal terbaru tersebut.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!