Selasa, 8 Rabiul Akhir 1446 H / 14 Januari 2014 21:40 wib
28.271 views
Pelajaran 12 Rabi'ul Awwal: Rasulullah Saja Wafat, Apalagi Kita
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Dalam catatan Syaikh Shafiyyurrahman Mubarakfuuri di Al-Rahiqul Makhtum, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam wafat pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal 11 H. Sementara tanggal lahir beliau, 9 Rabi’ul Awwal tahun Gajah. [Baca: 12 Rabi'ul Awwal: Hari Wafatnya Rasulullah]
Banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari akhir hayat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Beliau termasuk manusia tersukses dalam menjalani hidup dan mengakhiri hayatnya. Seperti kuatnya kecintaan kepada Allah daripada dunia, mengokohkan orientasi akhirat, khusnudzan kepada Allah dalam kondisi apapun, memperhatikan urusan shalat atas dirnya, keluarga dan umatnya, memperbanyak dzikir, istighfar dan taubat; dan selainnya.
Satu hikmah dan pelajaran yang ingin kami angkat di sini adalah soal kematian, yang itu juga dirasakan baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Bahwa Allah telah berkehendak menjadikan kematian sebagai akhir dari kehidupan seluruh manusia di dunia, siapapun ia. Sepanjang apapun usia seseorang dan setinggi apapun kedudukan mereka dalam kehidupan pasti ia akan mati. Hanya waktu, tempat, dan sebab yang belum diketahui olehnya dan manusia di sekitarnya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman tentang kematian yang pula harus dirasakan utusan-Nya,
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِن مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya’: 34-35)
Imam Thabari Rahimahullah berkata dalam tafsirnya terhadao ayat tersebut: Allah Ta’ala berfirman kepada nabi-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam: Kami tidak tidak pernah menjadikan kekal di dunia seorangpun dari anak Adam sebelummu, wahai Muhammad, sehingga kami (juga tak akan) menjadikanmu kekal di dalamnya. Engkau juga harus meninggal sebagaimana rasul-rasul sebelummu.”
Ketahuilah wahai saudara, yang dibincangkan dalam ayat ini adalah Muhammad bin Abdullah, seorang utusan Allah, insan terbaik, paling shalih dan takwa, Allah telah tetapkan kematian atasnya. Bahkan sebelum wafat beliau merasakan beratnya sakit dan sakaratul maut. Apalagi kita yang manusia biasa, kematian juga sebuah kepastian atas kita.
Kesadaran akan realitas ini haruslah menjadikan kita semakin mampu merasakan makna penghambaan dan ketauhidan. Bahwa kita adalah makhluk lemah yang tak punya daya dan upaya kecuali dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hidup kita juga bergantung dengan-Nya. Dia-lah Allah, satu-satunya Tuhan yang Mahakuasa, sehigga semua ibadah makhluk haruslah ditujukan kepada-Nya.
Kesadaran terhadap realitas ini haruslah mendorong diri kita untuk tunduk patuh kepada Allah, Dzat Mahatunggal & Mahakuasa. Membuat kita senantiasa bersiap-siap menghadapi kematian dengan memperbanyak amal shalih dan kebajikan, ikhlas ibadah kepada-Nya, patuh terhadap syariat-Nya, mendakwahkan dan memperjuangkan agama-Nya. Sungguh jalan usaha-usaha tersebut telah ditunaikan oleh baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan menghantarkannya kepada husnul khatimah dan kemuliaan di akhirat.
Kita berdoa kepada Allah agar diberi petunjuk kepada jalan yang telah ditempuh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, shirath mustaqim, dikuatkan kecintaan kepadanya dan kepada sunnah-sunnahnya. Harapnnya, di akhirat dibangkitkan sebagai umatnya dan mendapat tempat di jannah yang dekat dengannya. Sesungguhnya, seseorang akan dikumpulkan bersama dengan siapa yang dicintainya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Tulisan Terkait:
1. Dzikrul Maut, Cukuplah Kematian Sebagai Nasehat
2. Banyak Kematian Mendadak, Anak Muda Harus Perbanyak Amal Shalihnya
3. Saat Anda Mendapat Vonis Kematian
5. Ingat! Kematian Tak Pernah Sungkan dan Takut kepada Siapapun
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!