Rabu, 11 Rabiul Akhir 1446 H / 2 Agutus 2017 10:41 wib
43.160 views
Sehat Ala Nabi: Makan Saat Lapar & Berhenti Sebelum Kenyang
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Di antara kunci kesehatan adalah mampu menahan makan saat perut kenyang. Jika sudah lapar dan badan butuh asupan makanan, maka baru makan. Dan saat makan untuk memenuhi kebutuhan badan, tidak berlebihan menyantapnya. Jangan penuhi perut dengan makanan saja, harus pula disisakan bagian untuk minum dan nafasnya. Menerapkan hidup seimbang dalam makan akan menjaga kesehatan seseorang.
Dari Miqdam bin Ma’di Karib Radhiyallahu 'Anhu, berkata: Aku mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ ؛ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ ؛ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
“Tidak ada wadah yang dipenuhi anak Adam yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah anak Adam mengkonsumsi beberapa suap makanan untuk menguatkan tulang rusuknya. Kalau memang tidak ada jalan lain (memakan lebih banyak), maka berikan sepertiga untuk (tempat) makanan, sepertiga untuk (tempat) minuman dan sepertiga untuk (tempat) nafasnya." (HR. Ahmad, Tirmizi, dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam kitab shahih Tirmizi, no. 1939)
Ibnu Rajab Rahimahullah mengomentari hadits ini,
إنه أصل عظيم جامع لأصول الطب كلها
“Ini adalah dasar agung yang mencakup prinsip-prinsip kesehatan secara keseluruhan.”
Ada seorang dokter bernama Ibnu Masawaih mengatakan, “kalau manusia mengamalkan isi hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam ini pasti mereka akan terbebas dari penyakit, dan pasti klinik dan apotek-apotek akan tutup.”
[Baca: Haruskah Berhenti Makan Sebelum Kenyang?]
Ada satu ungkapan tentang resep menjaga kesehatan yang cukup masyhur yang dinisbatkan kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
نحن قوم لا نأكل حتى نجوع وإذا أكلنا لا نشبع
“Kami adalah kaum yang tidak makan sehingga kami lapar dan apabila kami makan tidak smapai kenyang.” Namun sayang, ungkapan ini tidak terdapat pada kitab-kitab hadits. Burhanuddin Al-Halbi dalam Al-Sirah Al-Halbiyah (3/295) menyebutkannya tanpa disertakan isnadnya dan kitab haditsnya.
Menurut Syaikh Al-Albani Rahimahullah, “perkataa yang dinisbatkan kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam ini tidak memiliki dasarnya.” (Silsilah Shahihah, no. 3942)
Lajnah Daimah menyebutnya bukan sebagai hadits, “setahu kami.” (Fatawa Lajnah Daimah: 3/224)
Syaikh Ibnu Bazz menyatakan bahwa sanadnya lemah. Namun isinya baik dan bermanfaat bagi orang. Yaitu makan saat lapar atau butuh. Apabila makan tidak berlebihan. Yakni tidak terlalu kenyang. Maksudnya, kekenyangan yang berlebih. Karena ada sejumlah riwayat menyebutkan sejumlah sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam makan sampai kenyang.
Berlebihan mengisi perut dengan berbagai makanan, menurut para ahli kesehatan, adalah biang kerok datangnya berbagai penyakit. Sampai dikatakan, perut sumber penyakit. Dalam perkataan lain, lambung adalah rumah penyakit. Dan Islam, di antara prinsip ajarannya, mencela dan melarang berlebih -lebihan dalam segala sesuatu. Khususnya dalam urusan makan dan minum.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
"Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Jika seseorang kebanyakan makan, maka akan malas dan banyak tidur sehingga banyak kehilangan waktunya. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata: “Kalau anda ingin badan sehat dan tidur sedikit, maka sedikitkan makanan anda.”
Berlebihan makan dan minum akan mewariskan hati yang lalai. Dikatakan kepada Imam Ahmad rahimahullah, “Apakah seseorang akan memiliki hati yang lembut (mudah tersentuh) sementara dia dalam kondisi kenyang?.” Beliau menjawab,“Saya tidak melihat itu“. Menurutnya kondisi seperti itu tidak akan terjadi.
Menurut teori medis, dituturkan Dr. dr. Sagiran, Sp.B, M.Kes - Tim Dokter Bedah RSU PKU Muh Yogyakarta dan Pemilik RS Nur Hidayah Bantul-, kebutuhan nutrisi makanan tidak boleh kurang juga tidak boleh lebih.
Menurutnya, dalam "Talkshow Tips Sehat Ala Rasulullah” di Madanitv.net, kekurangan nutrisi yang sering dikenal dengan gizi buruk membahayakan kesehatan. Banyak orang prihatin dengan kondisi penderitanya. Namun nutrisi berlebih, sebenarnya, juga membahayakan penderitanya. Ini pula yang menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit seperti diabet, jantung, dan selainnya. Namun tidak banyak yang prihatin dan mewaspadainya. Wallahu A’lam. [PurWD/madanitv.net]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!