Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.336 views

Ustadz Bey "Pendeta Islam" Naik Haji

JAKARTA (voa-islam.com)--"Eleuh, ngadadak teuing, kaya tahu bulet (mendadak amat, seperti tahu bulat [digoreng dadakan])," gumam Bey Hanafi sambil tersenyum bahagia, usai menerima telepon dari Dewan Dakwah Pusat, medio Agustus lalu.

Suara pengurus senior Dewan Dakwah di ujung ponsel mengabarkan, Bey berangkat haji tahun ini atas undangan Pemimpin Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud. Selasa (22/8) siang, diantar keluarga dan familinya sebanyak delapan orang, Bey tiba di Gedung Dewan Dakwah, Jalan Kramat Raya 45, Jakarta Pusat.

Setelah melapor pada pengurus Dewan Dakwah, ia mengikuti kursus kilat ibadah haji yang disampaikan Ketua Laznas (Lembaga Amil Zakat Nasional) Dewan Dakwah, H Ade Salamun. Ayah tiga anak ini manggut-manggut saja mengikuti teori manasik haji, lantaran sebelumnya sudah membaca buku tatacara menjalankan rukun Islam kelima.

Lepas ashar, barulah Bey sempat makan siang di selasar masjid Al Furqon. Menunya hasil masakan istri sendiri, seperti balado sotong, ikan asin, ayam goreng, gulai ayam, dan kerupuk.

"Ini ceritanya kita sedang walimatus safar haji ya, seloroh seorang pengurus Laznas Dewan Dakwah yang menemani Bey makan. He, he, iya, iya," ucap Bey sambil tertawa.

Oleh Laznas Dewan Dakwah, Kafilah Bey Hanafi diinapkan di sebuah hotel di seberang Masjid Al Furqon. "Padahal mah, biarin nginep di mesjid aja, bisa ngampar-ngampar nggak usah bayar," tawar ustadz bersahaja ini.

Rabu (23/8) selepas subuh, Beys family diantar menuju kediaman Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia (KSA) di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Bergabung dengan puluhan undangan lainnya untuk diterima dan dilepas Dubes KSA, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi.

Selanjutnya, tanpa disertai lagi oleh keluarga pengiringnya, rombongan calon haji menumpang bus menuju Bandara Soekarno-Hatta, untuk kemudian terbang ke Saudi. Ustadz Bey Hanafi lahir di Desa Cigeulis, Kec Cigeulis, Kab Pandeglang, Banten, 4 Mei 1972. Setelah lulus Madrasah Aliyah, ia mengikuti pelatihan di Mahad Al-Ghuraba.

Selanjutnya, remaja ini langsung diterjunkan oleh Dewan Dakwah sebagai dai di pelosok Desa Kie, Kecamatan Oilasi Kupang, Kabupaten Timur Tengah Selatan, NTT (Nusa Tenggara Timur). Sempat shock Bey Hanafi di awal hidup bersama warga desa. Masyarakat yang sangat terbelakang dan miskin.

Makanan utama mereka jagung. Pagi jagung rebus, siang nasi jagung, malamnya jagung titi (tumbuk). Heran Bey, banyak warga desa ternyata belum bisa sekadar memasak air dengan benar.

Maka, ketrampilan hidup pertama yang diajarkannya kepada masyarakat setempat adalah cara memasak air minum. Pelajaran ini berlangsung hampir sebulan. Budaya lain warga desa ini adalah jarang mandi.

Mulanya kepepet lantaran sulit air, namun lama-lama jadi kebiasaan. Di musim hujan pun mereka tak mandi. Hal ini juga menjadi tantangan Ustadz Bey, dalam rangka mengajarkan bersuci sebelum sholat. Walau sudah agak lama menjadi mualaf, ternyata banyak warga pria yang belum bersunat.

Maka, pada suatu hari Bey dengan dukungan Dewan Dakwah, menggelar sunatan massal di Desa Kie. Pesertanya mulai anak-anak usia belasan tahun hingga orang tua. Bukannya dipanggil ustadz, Bey Hanafi di Nusa Tenggara Timur disapa "Bapak Pendeta Islam".

Sebagaimana warga pun menyebut masjid sebagai gereja Islam. "Iya, saya dipanggil sebagai pendeta Islam. Kalau yang Katolik dipanggil romo," kenang Bey sambil tersenyum.

Untuk berdakwah keliling masuk ke kampung-kampung, Bey Hanafi berjalan kaki. Untuk mencapai kampung lain, dibutuhkan waktu cukup lama. Kadang-kadang bisa satu hari satu malam baru sampai ke tujuan berikutnya. Alhamdulillah, setelah berdakwah sekian lama, Bey akhirnya memiliki seorang kader dakwah. Dialah yang kelak meneruskan langkah Bey. Sejak 1997, Bey Hanafi berdakwah di kampung halamannya sendiri.

Selain di Cigeulis, ia juga berdakwah di Malingping, Panimbang, dan sekitarnya. Selain dakwah bil-lisan, Bey Hanafi juga menjalankan dakwah bil-haal dengan dukungan Laznas Dewan Dakwah. Misalnya membentuk kelompok peternakan kambing, kelompok pembuat keripik pisang, singkong, dan emping, juga membudayakan pembuatan sarana MCK (mandi-cuci-kakus). Yang terakhir ini untuk mengikis budaya trio-dol; Dolbon (modol di kebon) alias buang air besar (BAB) di kebun, doli (modol di kali), dan dolwah (modol di sawah). * [Nurbowo/Syaf/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X