Kamis, 5 Rabiul Akhir 1446 H / 12 November 2020 22:00 wib
4.983 views
Meluruskan Hoax Penemu Ilustrasi Bulan dan Teori Milky Way
Seri Ilmuwan Muslim, yang temuannya dicatut/tidak diakui pihak barat, bagian 1
Oleh: Nur Devi Rasita
Italia– 11 Oktober 2020, sebuah akun sejarah di Instagram mengangkat kisah Galileo Galilei tentang Bulan dan Milky Way. Ditulis di sana pernyataan Galilei yang pernah mengakui bahwa detail ilustrasi Bulan ditemukan dan disampaikan oleh satu-satunya ilmuwan, yakni dirinya. Galilei menambahkan bahwa hasil temuannya tentang Bulan didukung oleh teleskop hasil buatannya sendiri. Pada artikel lain ia juga overclaim, bahwa Milkyway beserta kandungan, susunan dan fungsinya, ditemukan oleh dirinya.
Sayang, tak ada satu muslim pun yang membantah uraian artikel tersebut padahal follower akun ini di IG dan FB nya tidak sedikit yang muslim. Entah karena ketidaktahuan atau sungkan, artikel akun ini malah direspon puluhan ribu orang dan dibagikan ratusan orang. Nyatanya pernyataan Galilei tersebut adalah hoax yang apabila dibiarkan, maka akan dianggap sebagai sebuah kebenaran. Mari kita luruskan permasalahan ini.
Sebagai muslim mari kita berkenalan dulu dengan dua ilmuwan muslim; Al Biruni dan Al Haytham. Dengan harapan makin banyak yang tahu, maka makin banyak yang berani membantah jika ada yang mencatut hasil temuan ilmuwan muslim sebagai temuan barat.
- Al Biruni
Teleskop yang digunakan Galileo Galilei pada tahun 1605, memang tergolong canggih jika dibandingkan dengan peralatan yang digunakan Al Biruni saat membuat ilustrasi bulan pada abad ke 9. Tapi jangan lupa bahwa sketsa Bulan yang dibuat Al Biruni jauh lebih detail ketimbang yang dibuat Galilei.
Sketsa Bulan hasil observasi Al Biruni, tidak sekadar menampilkan sketsa yang detail tapi juga penjelasan yang detail. Seperti tentang crater yang berdiameter 25km ini (yang kemudian diberi nama Al Biruni Crater), berababad-abad setelahnya berhasil dibuktikan secara ilmiah oleh NASA.
Al Biruni, bernama lengkap Abu Rayhan Muhammad Ibnu Ahmad Al-Biruni, sudah diakui dunia Islam dan Barat sebagai Bapak Segala Jenis Keilmuan. Dia awalnya fokus pada Geologi dan Fisika, tapi akhirnya merambah ke semua jenis ilmu seperti Antropologi, Sosiologi, Astronomi, Kimia, Sejarah, Geografi, Matematika, Medis, Psikologi, Filsafat dan Teologi. Bukan sekadar paham permukaan saja, tapi Al Biruni menulis kitab tersendiri untuk semua mata keilmuan di atas.
Tak terhitung karya ilmiah dan temuan Al Biruni. Sebutlah ada 103 kitab yang ditulisnya sendiri, untuk 12 jenis bidang keilmuan, dan 400-an buku yang ia tulis dengan berkolaborasi bersama ilmuwan muslim yang lain.
Saat hijrah ke India dan menetap sampai akhir hayatnya di sana, oleh pihak India, Al Biruni juga diakui sebagai astronomist handal. Pengetahuannya tentang Epistemologi, dijadikan acuan di India.
Semua bidang ilmu yang ditekuninya, ia pelajari sampai mahir. Saking padatnya ilmu Al Biruni, sampai-sampai para Pendeta Hindu di India sangat menaruh hormat kepadanya. Sampai-sampai mereka sepakat bahwa kasta dalam Hindu yang ada belasan diganti, dan diubah menjadi kasta versi Al Biruni, yakni kasta ummat Hindu yang berpendidikan dan kasta Ummat Hindu yang tidak berpendidikan.
Al Biruni adalah pria kelahiran 5 September 973 di Kath, Khwarezm , Afrighid Dynasty (sekarang di sebut Uzbekistan) lalu hijrah ke India dan wafat di sana pada tahun 1048, setelah sebelumnya menetap di beberapa negara lainnya sejak usia 25 tahun, demi menambah keilmuannya, dan bertukar pikiran dengan muslim scientists yang lain. Bahkan pada ilustrasi terakhir tentang dirinya, terlihat ia sedang melakuan pengamatan dan menuliskann hasil pengamatannya, masa tua tak menjadikan A Biruni berhenti menimba ilmu.
Demi menghargai Al Biruni yang berjasa terhadap pengetahuan astronomi bagi para ahli astronomi dan Kosmonot Uni Soviet, pihak Uni Soviet membuat perangko khusus Al Biruni pada tahun 1973.
Selain dijuluki sebagai Bapak Segala Jenis Keilmuan, beliau juga pelopor di dunia Antropologi. Kitabnya Al Tahfim, menjadi buku wajib dan panduan bagi para pelajar yang akan mendalami astronomi. Dia yang menemukan cara menghitung diameter matahari dan durasi rotasi bulan dan bumi.
Dia juga pelopor dalam pembelajran perbandingan agama. Dia belajar tentang Zoroastrianism, Judaism, Hinduism, Christianity, Buddhism, Islam, dan agama lainnya. Hal ini makin memperkokoh keimanannya.
2. Al Haytham
Dari Artikel pada akun Instagram yang dikomentari penulis, Galilei juga mengklaim bahwa dia bisa menjelaskan tentang Milky Way dan di artikel lain bahkan dengan sangat pede mengaku penemu Milky Way.
Jadi begini, yang pertama kali membahas Milky Way itu trio Ilmuwan (guru Besar, Guru dan Murid) yakni Aristotles, Democritus dan Anaxagoras yang akhirnya sepakat bahwa Milky Way adalah sekumpulan debu yang berada di atmosfir.
Nah, ilmuan muslim kita, Ibnu Al Haytham atau di barat dikenal dengan Al Hazen, tidak setuju karena setelah ia berhasil menemukan 3 kamera pertama dan spektrum cahaya (dua temuan ini kamera dn spektrum cahaya, lebih dikenal kalangan milenial barat sebagai temuan barat loh, kita kecolongan lagi deh), Al Haytham sangat yakin Milky Way tidak berada di atmosfer dan terdiri bukan dari sekumpulan debu. Akhirnya beliau menciptakan diagram Paralax untuk menguatkan hasil observasinya, tapi kini diagaram tersebut dikenal sebagai Stellar Parallax yang diaku-aku sebagai temuannya Bessel.
Jadi dari teori dan diagram yang ditemukan Al Haytham terkait Milky Way, dengan bantuan teori spectrum cahaya miliknya, dua tokoh barat yakni Galileo Galilei dan Friedrich Wilhelm Bessel yang jadi terkenal karena copas dan edit-edit temuan beliau.
Al Haytham lahir di Irak (tahun 965) dan wafat di Mesir (1040), sementara Galileo Galilei dan Friendrich Bessel lahir 500 dan 700 tahun setelah Al Haytham...see the pattern ?
Kalangan barat menjulukinya Plotemy Kedua, Plotemy adalah ahli geografi ternama dari Alexandria Mesir...duh perasaan nggak nyambung deh, ini salah satu cara pengaburan fakta selain merename nama Al Haytham menjadi Al Hazen, pada kitabnya yang sudah diterjemahkan ke Bahasa latin
Sudah 200-an buku beliau tulis demi ilmu pengetahuan. Dan sejak abad ke 12 sudah ditranslate semua ke latin dan english. Para ilmuan pendahulu di Eropa menjulukinya Ilmuan Sejati Nomer 1 Di Dunia (world's number one real scientist).
Beliau juga yang mengemukakan perihal struktur mata dan fungsi bagian-bagiannya, makanya tak heran jika lensa dan kamera beliau juga yang menemukan. Tapi coba typing penemu kamera, yang keluar nama barat.
Kamar gelap tempat Al Haytham mengamati spektrum cahaya pada kamera buatannya demi mmembuktikan Teori optik, sebenarnya sudah menjadi bukti tak terbantahkan.
Al Haytham dijuluki sebagai Bapak Optik. Karena beliau yang pertama kali menemukan, bahwa benda terlihat karena ada cahaya yang jatuh pada benda, seperti yang tertulis pada Kitab Al Manazir (Book Of Optical). Bahkan Bradley Steffen yang adalah seorang jurnalis dan novelis asal Amerik Serikat, pasca hoax tragedy 9/11 mulai tertarik dengan Islam. Ia akhirnya mengetahui kisah Al Haytham, lalu melakukan riset tentang Al Haytham sampai menulis buku khusus tentang beliau. Terkabar sekarang beliau ada di salah satu kota di Saudi Arabia untuk makin mengenal Islam, agama dari Al Haytham. Semoga dapat hidayah Islam, aamiin.
3. Khalid, Al Jaziri, Al Kindi, dan banyak lainnya
Ada 10 benda harian yang kita sering manfaatkan, ternyata ditemukan muslim adalah:
Kopi ditemukan oleh orang arab bernama Khalid, jam tangan ditemukan oleh Al Jazari pria asal Turki Tenggara, kamera oleh Al Haytham, sistem dan instrumen kebersihan (mesin wudhu oleh Al Jaziri, sabun aroma parfume oleh Al Kindi, Universitas untuk perempuan oleh Fatima Al Fihri (di barat diadopsi tapi hanya untuk pria), gantole sederhana/instrument untuk terbang oleh Abbas Ibn Firnas, peralatan untuk bedah oleh Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbad al-Zahrawi, peta oleh muslim asal Baghdad pada abad ke 7 (tidak diketahui oleh siapa, tapi perkamennya ditemukan di dalam bangkai kapal milik pelayar Baghdad, dan setelah uji lab, perkamen diperkirakan dari abad ke 7, not musik doremifasolasido ditemukan oleh muslim pada abad ke 9 dengan arabic Dal, Ra, Mim, Fa, Sad, Lam, Sin, dan masker N95 pertama kami dipakai oleh para muslimah (cadar mereka dulu setebal masker n95 dan fungsinya sama dengan kaidah kesehatan sekarang)
Afwan yang dijabarkan detail hanya Al Baruni dan Al Haytham, karena tujuannya memang untuk membantah Galileo Galilei dan yang percaya dengan hoaxnya di akun tersebut. Poin nomer 3 akan diulas pada tulisan-tulisan selanjutnya. Insya Allah.
----
Pencurian hak cipta saat inventornya masih hidup saja, jamak terjadi. Apalagi ini dengan penemu aslinya yang sudah wafat berabad-abad lalu. Kita kecolongan, karena kita lebih suka membahas ghibahan takbermanfaat dan milenialnya terlanjur terpesona dengan muka-muka dan karya yang nggak islami dari oppa Korea. Ada andil kita di sini, yang bikin milenial buta sejarah Islam dan sejarah tokoh-tokoh muslimnya.
Tapi belum terlambat untuk berbuat dan membalik keadaan. Misalnya dengan mulai mencintai genre sejarah jika baca-baca artikel di sosmed, lalu ceritakan kepada anak-anak kita, alih-alih berdongeng tentang princes dan kisah fantasi disney sebagai bedtime stories. Kurangi saat makan bersama sebagai momen menghakimi anak. Sebaliknya, selipkan kisah menggugah tentang ilmuwan muslim yang mulai dilupakan sejarah. (rf/voa-islam.com)
Sumber : ebook From Alexandria Through Baghdad, 100 Amazing Diagrams That Changed The World by willfrancisdotcom, pdf Al Biruni's View on Indian Epostemology, pdf Old and New Perspective on The Milky Way by Eline Tolstoy and Amina Hemi for Kapteyn Asteonomical Institute, Ibn al-Haytham Arab Astronomer and Mathematician by Richard Lorch for University research at the University of Muenchen, Germany, and 1001 invention.
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!