Kamis, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 16 Mei 2024 05:47 wib
28.133 views
Tragedi Romansa, Berakhir Tak Bernyawa
Oleh: Aily Natasya
Tragedi bunuh diri dilakukan oleh seorang pria gamer asal Cina. Alasan bunuh dirinya adalah karena wanita yang dicintainya memilih untuk menikah dengan pria lain. Ssedangkan selama ini, dia sudah mengorbankan dirinya demi wanita yang dicintainya itu, mulai dari uang milyaran, harga diri, kebahagiaan, dan akhirnya, nyawanya sendiri.
Pria muda yang masih berumur 21 tahun itu membuat simpati warganet lantaran kisah pengorbanannya demi wanita yang dicintainya sangat memilukan. Dia rela hidup hemat, bekerja sampai muntah darah, dan hanya makan sayur-sayuran murah agar bisa mengirim uang pada pacarnya. Dan satu jam sebelum mengakhiri hidupnya, ia mengirim pacarnya yang meninggalkannya itu 760 bunga yang melambangkan 760 hari cinta mereka, serta mengirim uang sejumlah 9240 dolar AS. Dia juga menegaskan bahwa itu semua adalah perbuatannya sendiri, inisiatifnya sendiri, dan wanita ini sama sekali tidak bersalah.
Sekilas memang tampak seperti tragedi cinta yang romantis juga memilukan. Sang pria adalah lelaki paling tulus di dunia. Namun sadarkah kita bahwa hal itu bukanlah hal yang benar? Tanpa mengurangi rasa hormat kepada dia yang memilih untuk mengakhiri hidupnya yang berharga, alih-alih ketulusan, apa yang dia lakukan adalah kebodohan.
Jadi kita nggak boleh gitu, mengusahakan yang terbaik bagi pasangan kita? Boleh, kok. Tapi jangan lupa juga, di atas orang-orang yang kita sayangi dan cintai, entah itu ibu kita, ayah kita, atau bahkan pasangan kita nanti, kita tidak boleh lupa untuk mencintai diri kita sendiri juga. Masak iya rela kelaparan demi orang lain yang bahkan cuma pacar? Belum jadi istri? Ya, kan, ending-nya gini. Kisah semacam ini bukanlah hal yang langka. Cuma kebetulan yang heboh yang ini. Banyak banget di luaran sana, cowok atau cewek yang rela mengorbankan dirinya demi membahagiakan pasangannya. Dan mirisnya lagi, banyak sekali kasus kayak gini itu terjadi di orang-orang yang ‘pacaran’, bukan pernikahan. Yang mana, tentu saja kerugiannya lebih banyak.
Tahu, kok, kalau cinta itu bisa banget bikin kita jadi kehilangan logika. Bahkan seorang laki-laki yang disebut-sebut sebagai makhluk yang memiliki kemampuan berpikir logika yang lebih dominan daripada perempuan saja bisa serapuh itu logikanya ketika menghadapi wanita yang dicintai. Ia mengorbankan segalanya, hingga nyawa, lalu wanita yang menjadi alasan dia berkorban malah menikah dengan pria lain.
Padahal, kalau mau ikut logika, mending semua uang itu diinvestasikan untuk diri sendiri, lalu dengan begitu bisa menafkahi wanita ini dengan baik. Kalau dia pergi hanya karena si pria tidak mau memberinya uang, maka simpulkan saja bahwa wanita ini tidak mencintainya. Dia hanya mau uangnya, maka wanita ini tidak pantas untuk dia. Kalau logikanya begitu, maka tidak akan ada ini bunuh diri.
Patah hati, putus cinta, dia menikah dengan orang lain, semua itu adalah hal yang menyakitkan. Namun cinta yang benar-benar tulus memiliki respon yang berbeda. Mengikhlaskan adalah salah satu bentuk ketulusan. Melepaskan dia, bukan melepaskan hidup kita, itu ketulusan. Ketahuilah bahwa cinta Allah di atas segalanya. Bagaimana bisa kita menghadap Allah, sedang kehidupan berharga yang Ia berikan kita campakkan begitu saja?
Siapa pun yang jatuh cinta, jika tidak disertai dengan iman, maka dia akan menghancurkan dunianya sendiri. Sudah sering, kan, kita mendengar bahwa banyak orang yang kehilangan dirinya ketika jatuh cinta? Namun banyak juga yang menjadi lebih bahagia ketika dia menemukan pasangannya. Sama-sama jatuh cinta, namun akhirnya berbeda, mengapa? Proses dan caranya adalah faktor kemungkinan terkuat. Maka dari itu, jatuh cintalah, namun jangan sampai buta dan cacat logika. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!