Selasa, 4 Jumadil Akhir 1446 H / 26 Mei 2020 10:45 wib
4.041 views
Berjuang, Berdoa, dan Bertawakal Melawan Covid-19
Oleh:
Dr. Dr. Basrowi*
BAGAIMANA kira-kira nasib manusia, kalau dunia ini dikuasai oleh Corona? Apakah kemudian semua menjadi ketakutan yang luar biasa kepada ‘monster’ itu? Manusia sebagai makhluk Allah SWT yang paling sempurna, dengan ilmu pengetahuan dan kecerdasannya tentu dapat menguasai bumi kembali setelah diporakporandakan oleh ‘monster’ micro itu.
Namun, ketika pandemic virus corona tetap belum bisa diatasi, maka keimanan kita kepada Allah SWT lah yang akan menjadi sandaran terakhirnya. Karena keberadaannya sangat berdampak pada seluruh sendi kehidupan manusia. Untungnya, seluruh umat Islam dan agama lain telah berinisiasi dan berinovasi membantu semua pihak yang terlibat langsung dalam penanganan virus Corona.
Laksana berjuang demi syahid, semua logistik telah diletakkan di medan tempur. Semua kekuatan telah dipertaruhkan. APBN telah difokuskan untuk mengatasi virus Corona. Mulai dari penyiapan sarana dan prasarana kesehatan, obat-obatan, APD, tunjangan dokter dan perawat kesehatan, honor relawan, bantuan tunai, bantuan non tunai kepada masyarakat terdampak telah dilakukan. Masyarakat telah menahan diri untuk tetap tinggal di dalam rumah. Semua kegiatan di batasi. Tidak ada kegitan yang bersifat pengumpulan massa. Perjalanan lintas daerah termasuk lintas negara juga sangat dibatasi.
Alhamdulillah, dana pemindahan ibu kota telah dipertaruhkan untuk melawan Corona. Dana pembangunan infrastruktur pemerintah mulai kereta cepat, jalan tol hingga seluruh proyek pengadaan barang dan jasa seluruhnya ditangguhkan dan dipertaruhkan. Anggaran peningkatan mutu sumber daya manusia dialihkan dan dipertaruhkan. Bahkan kalau itu semua masih kurang, langkah meminjam ke lembaga donor pun akan ditempuh. Semua itu dilakukan demi mengatasi keganasan musuh bersama.
Sekarang saatnya kita tetap terus berjuang, berdoa, dan bertawakal, merapatkan barisan, menyatukan visi misi bersama, jangan sampai musuh kita yang menang. Kita semua yang telah mempertaruhkan seluruh harta, jiwa, dan raga jangan sampai terkalahkan? Harapannya cuma satu, kita harus mampu menguasai pertarungan ini, dan kitalah yang akan membasmi musuh itu, sehingga atas ijin Allah SWT kita dapat mengeruk kemenangan.
Yakin atas Kekuatan Doa
Banyak orang kaya telah menyumbangkan hartanya untuk penangangan virus Corona. Seluruh BUMN telah berkonsentrasi membantu negara dalam mengatasi virus Corona. Perusahaan-perusahaan ternama juga telah membantu Pemerintah dalam menangani Corona. Seluruh tenaga kesehatan telah menyumbangkan tenaga dan ilmu terbaik mereka. Seluruh unsur masyarakat juga telah menyumbangkan segala yang dimilikinya. Doa juga sudah selalu dipanjatkan. Ketika seluruh upaya dan doa sudah dilakukan kemudian kita pasrahkan kepada Allah SWT dalam bentuk tawakal.
Semoga dengan banyaknya pengorbanan yang dipertaruhkan untuk melawan Corona, kita bisa memenangkan pertaruhan itu. Semoga saja, Corona segera hilang dari bumi ini. Insya Allah.
Musuh kita cuma satu, akan tetapi mempunyai kekuatan yang luar biasa, sulit sekali untuk diberantas, bahkan mengancam seluruh umat manusia. Tidak ada seorang pun yang kebal dengan serangannya. Laksana bunga, semua berpeluang dihinggapi kupu-kupu. Laksana buah semuanya berpotensi dimakan kelelawar. Hanya bunga dan buah yang menggunakan pelindung dirilah yang bebas dari ancaman mangsa. Oleh karena itu, sembari berdoa, kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan, agar terhindar dari wabah Covid-19.
Perang sedang berlangsung dan parang sudah terhunus di tangan, tetapi kapan perjuangan ini akan berakhir, hanya Allah SWT lah yang tahu. Seluruh amunisi dan senjata terbaik sudah digunakan. Sendi-sendi kehidupan sudah banyak sekali yang hancur. Pejuang kesehatan sudah banyak yang berguguran. Rantai pasok logistik pendukung perang sudah mulai terganggu. Tetapi tidak pernah sejengkalpun kita mundur. Maju terus, 100 kali jatuh, 100 kali juga bangkit. Sekali layar terkembang, pantang kita kembali ke pantai. Cita-cita harus tercapai. Itulah tekad pejuang Islam sejati dalam menghadapi musuh.
Semoga Allah tetap Menjaga Keamanan Pangan Kita
Pertaruhan pertama adalah nyawa, sementara itu pertaruhan kedua adalah bahan makanan. Sebagaimana diketahui, pandemi virus corona tidak hanya menyerang manusia dan hewan, tetapi rantai pasokan pangan secara global pun ikut ditembus, sehingga harga bahan pokok tersebut melonjak di beberapa belahan dunia, terutama negara yang mengandalkan impor beras dan gandum.
Alhmadulillah, di Indonesia harga-harga masih relatif stabil sehingga kekuatan dan daya tahan kita masih tangguh. Daya beli kita pun terhadap bahan pangan belum terlalu terkikis. Harga beras di pasar ritel di Indonesia juga mudah-mudahan tidak bergerak naik, karena alhamdulillah panen raya telah dimulai. Semoga saja, efek retasan virus corona, tidak mendorong para pengepul beras untuk melakukan penimbunan. Masyarakat pun tidak ada yang berperilaku pembelian panik, apalagi kombinasi atas semua itu.
Kebijakan untuk mengirimkan bahan pangan pada waktu yang tepat, harga yang tepat, dan pada sasaran yang tepat akan menjadi obat tersendiri bagi keamanan pangan Indonesia. Oleh karena itu, kita harus bersyukur dan tidak perlu khawatir akan kekurangan pangan. Dengan adanya virus corona, semua umat muslim mampu berfikir kritis, dan ilmu rantai pasok ekonomi syariah menjadi berkembang sangat pesat.
Penurunan pendapatan masyarakat akan diikuti dengan penurunan kualitas dan kuantitas asupan makanan, apalagi disertai dengan penurunan daya beli karena kenaikan harga. Trasportasi yang dibatasi, telah menyebabkan jumlah stok bahan baku makanan menjadi menipis. Hal ini juga memicu terjadinya kenaikan harga. Tetapi dengan kesigapan pemerintah dan kesadaran bersama untuk tidak menaikkan harga di tengah pandemi, rantai pasok tetap aman.
Kerja pemerintah yang tidak pernah berhenti dalam menjaga harga semua bahan baku, insya Allah dapat berhasil, sehingga seluruh harga bahan kebutuhan pokok tetap stabil dan tidak berjadi inflasi yang tajam. Pemerintah juga telah menyiapkan anggaran yang cukup besar baik untuk menambah cadangan bahan baku, termasuk memberikan bantuan tunai dan nontunai. Semoga Allah SWT tetap memberikan kepada kita rizki yang melimbah, sehingga dapat mengendalikan keadaan dan masyarakat tidak resah.
Sekarang ini pemerintah telah menjamin seluruh harga bahan pokok tetap stabil, meskipun menghadapi badai wabah, dan datangnya hari raya ‘Idul Fitri. Tidak ada masyarakat membeli lebih banyak dari biasanya, karena mereka semua percaya pasokan tidak akan menipis.
Di sini ekonomi syariah telah mengajarkan perlunya melakukan efisiensi dan efektivitas manajemen stok dengan meningkatkan keakuratan produksi dan konsumsi dalam negeri, sehingga proses pengelolaan cadangan beras nasional dapat terwujud dengan baik. Dalam arti harga beras menjadi stabil. Cadanga beras dapat tersedia secara cukup untuk melindungi negara dari harga beras dunia yang tidak menentu.
Tawakal Kepada Allah
Pertanyaannya adalah, adakah kunci yang bisa digunakan untuk membuka pintu dari penguncian total (lockdown)? Jawabnya adalah kekuatan usaha dan doa kita semua. Ketika semua yang kita miliki sudah dipertaruhkan, maka langkah kita adalah bertawakal (berserah diri), agar semuanya mempunyai makna yang berarti, bukan sebagai pertaruhan yang sia-sia belaka.
Berbagai kunci telah diberikan oleh WHO kepada Pemerintah (Kemenkes) untuk membuka penguncian total yang dilakukan oleh Corona. Keadaan saling mengunci dapat digambarkan laksana pertarungan bela diri gulat, masing-masing saling mengunci. Mereka yang mempunyai kekuatan doa itulah yang akan menang. Berbagai jurus jitu (jasmani dan rohani) telah kita lakukan bersama, semoga saja bantuan Allah SWT segera mengangkat virus Corona. Semoga. *Alumni PPs UIN Raden Intan Lampung, Alumni S3 Ilmu Sosial UNAIR Surabaya dan S3 Manajemen SDM UPI YAI Jakarta.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!