Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.343 views

Presiden Marah, Kok Malah Pada Mati Rasa?

Oleh:

Hersubeno Arief || Wartawan Senior

 

KOMUNIKASI politik Presiden Jokowi sedang menghadapi persoalan serius. Public distrust yang meluas, membuat apapun yang dilakukan Presiden, salah!

Orang pemasaran menyebutnya, Jokowi memasuki tahapan dan situasi brand damage!

Marah-marah, salah. Tidak marah, juga salah. Lebih salah lagi ketika marah-marahnya diunggah ke channel youtube. Apalagi kemudian ketahuan marahnya kapan? Diunggahnya kapan?

Cobalah tengok ke media sosial, yang kemudian juga diamplifikasi oleh media-media arus utama ( mainstream). Tagar#Marahnya menjadi trending topic.

Bikin heboh. Publik untuk sementara fokusnya teralihkan, dari ribut-ribut RUU HIP dan bangkitnya kembali Partai Komunis Indonesia (PKI)

Tagar ini muncul sebagai reaksi atas pengarahan Presiden Jokowi pada Rapat Paripurna Kabinet Rabu (18/6). Video pengarahan itu baru diunggah pada Ahad (28/6). Ada jeda 10 hari dari peristiwa.

Dalam video berdurasi 10 menit 20 detik itu Presiden Jokowi marah-marah kepada para menterinya. Jokowi bahkan mengancam bakal membubarkan lembaga, dan mereshufle kabinet.

Jokowi menilai tiga lembaga/kementerian yang disebutnya sangat lelet. Bekerja biasa-biasa saja. Tidak punya sense of crisis, dan menganggap semuanya berjalan normal.

Kementerian kesehatan, kementerian sosial, dan kementerian perekonomian.

Kementerian Kesehatan yang dipimpin oleh Terawan disebut pada urutan pertama dan sangat spesifik.

Disediakan dana sebesar Rp 75 triliun untuk penanggulangan bencana Covid-19. Eh yang digunakan baru sebesar 1,5 persen.

Dari jeda waktu pengunggahan konten marah-marah, dan jeda lama dari peristiwa inilah yang menjadi celah dan pintu masuk kecurigaan.

Banyak yang curiga, itu merupakan bagian dari strategi kampanye/marketing politik ala Jokowi. Bahkan banyak yang menyebutnya hanya semacam gimmick, yang menjadi ciri khasnya.

Ada pula yang menyamakan dengan Drama Korea. Seru, asyik, tapi itu bukan dunia nyata. Hanya jadi hiburan semata. Untuk lucu-lucuan saja boleh lah.

Parahnya sikap sinis itu bukan hanya datang dari kalangan oposisi, . Para pendukung, termasuk die hard Jokowi, sikapnya juga sama.

Kalau oposisi wajar. Toh apapun yang dilakukan Jokowi bakal tetap disalahkan. Tapi kalau munculnya dari kalangan pendukung Jokowi, pasti ada yang cukup serius.

Meminjam kalimat marahnya Jokowi, “ada yang kondisinya extra ordinary.

Jokower sekelas komedian dan sutradara Ernest Prakasa malah mengaku sudah mati rasa.

“Jujur gw udah mati rasa liat presiden marah-marahin menteri. Lebih terkesan kayak publicity stunt,” cuit Ernest di Twitternya.

Marahnya Jokowi bikin pendukungnya mati rasa. Karena itu hanya publicity stunt, aksi demi publisitas?

Ini mah sudah super gawat. Krisis kepercayaan tingkat dewa!

Wajar curiga

Jarak antara peristiwa dan unggahan di medsos memang pantas dicurigai. Wajar kalau semuanya diduga sudah direncanakan sebagai bagian dari strategi kampanye, pemasaran politik. Termasuk marah-marahnya.

Kemungkinan besar video tersebut telah mengalami editing. Dipilih secara cermat poin-poin yang harus sampai pesannya kepada publik. Termasuk target pesan yang harus sampai.

Video itu sengaja disimpan dan menunggu waktu yang tepat. Dalam bahasa media, beritanya diembargo.

Waktu publikasinya juga dipilih cermat, yakni pada hari libur, sepi berita, sehingga bisa langsung meledak di publik.

Tim komunikasi Presiden pasti sangat menyadari bahwa penanganan pandemi yang amburadul, bantuan sosial yang acakadut, dan perekonomian yang ambyar, menjadi keresahan dan memunculkan kemarahan publik. Jadi harus ada placement, jadi kambing hitam.

Yang paling empuk menjadi sasaran adalah Menkes Terawan. Sejak awal pandemi, Terawan yang harusnya paling bertanggungjawab, terkesan tidak mengetahui tugas dan tanggung jawabnya.

Dia terkesan menganggap enteng, meremehkan. Bekerja biasa-biasa saja, dan menganggap situasinya normal. Tidak ada sense of crisis.

Baru berhasil menyembuhkan pasien suspect 1 langsung merayakan. Bikin selebrasi, seolah sudah menang perang.

Coba perhatikan kalimat yang digunakan Jokowi ketika dia “marah.” Semuanya pas menggambarkan posisi dan kondisi Terawan.

Presiden berkali-kali menggunakan kalimat-kalimat, sense of crisis, berkerja biasa-biasa saja, menganggap situasinya normal, dan bertanggung jawab kepada 267 juta rakyat Indonesia. Kalimat terakhir diulangnya sebanyak tiga kali.

Sejauh target meledakkan kemarahan ke publik, tim komunikasi Presiden sangat berhasil. Mereka cukup cermat memilih topik, waktu peluncurannya, dan siapa yang harus menjadi kambing hitam.

Mereka juga cukup sukses dalam menyiapkan dan mengerahkan buzzer. Hampir semua unggahan video marahnya Jokowi di berbagai kanal media mendapat komentar positif. Komentarnya hampir seragam baik dari tone, bahkan sampai detil per kalimatnya….Hmmmm

Sayangnya mereka tidak menyadari dan tidak tepat membaca psikologi publik. Sejak bencana Corona, publik sangat kecewa dengan cara pemerintahan Jokowi menanganinya.

Tidak bisa Jokowi menyalahkan para menteri, anak buahnya. Ketika pandemi merebak, Jokowi dengan gagah menyatakan akan memimpin perang melawan Corona.

Publik juga mencatat penegasan Jokowi, tidak ada visi misi menteri. Yang ada visi misi presiden-wakil presiden.

“Tolong itu dicatat,” tegasnya ketika memimpin sidang kabinet pertama 24 November 2019.

Jadi para menteri hanya melaksanakan tugas, mengimplementasikan visi misi Presiden.

Kalau para menteri tidak bekerja sesuai visi misi, tidak sesuai harapan Presiden, tinggal pecat. Cukup segera copot, ganti, cari yang lebih tepat. Cari menteri yang bisa menjalankan tugas dan visi misi presiden.

Tidak perlu mengumbar kesalahan, memarahi, dan mengancam reshufle di depan publik.

Jangan salahkan publik kalau skeptis, mati rasa, menilai Presiden lebay. Mereka sudah terbiasa dan mahfum dengan gaya Jokowi.

Dari sisi komunikasi, tim komunikasi politik Jokowi gagal total. Mereka tidak menyadari adanya brand damage (merek dagang yang rusak).
Alih-alih mencoba melakukan mitigasi dan memperbaiki kerusakan, mereka mencoba mengalihkan kesalahan ke pihak lain, para menteri.

Dalam teori pemasaran, brand damage terjadi karena sebuah brand secara konsisten tidak memenuhi janjinya kepada konsumen. Antara produk dan promosinya tidak nyambung. Terlalu dilebih-lebihkan. Over estimated.

Brand-brand semacam ini hanya menarik konsumen karena didukung kampanye besar-besaran di media. Namun lama-kelamaan akan kehilangan kepercayaan dari konsumen dan kemudian ditinggalkan.

Bahaya itu lah yang kini tengah mengancam Jokowi. Apapun yang dilakukannya, salah. Jokowi lagi mati gaya. End.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X