Erdogan Konfirmasi Akan Kembali Mencalonkan Diri Dalam Pilpres Tahun Depan

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis (9/6/2022) mengkonfirmasi bahwa ia berencana untuk mencalonkan diri kembali sebagai presiden tahun depan.

Erdogan, 68, membuat pengumuman itu dalam pidatonya di kota pesisir Aegean Izmir, di mana ia menantang pemimpin partai oposisi utama, Kemal Kilicdaroglu, untuk mengumumkan kandidat yang akan menantangnya atas nama aliansi partai-partai oposisi.

”(Recep) Tayyip Erdogan adalah kandidat dari Aliansi Rakyat,” kata Erdogan, mengacu pada antara Partai Keadilan dan Pembangunannya dan sebuah partai nasionalis. "Jika Anda memiliki keberanian, nyatakan pencalonan Anda atau kandidat aliansi."

Turki dijadwalkan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen paling lambat Juni 2023.

Erdogan telah memimpin negara itu selama hampir 20 tahun, pertama sebagai perdana menteri dan kemudian sebagai presiden. Tetapi dukungan untuknya dan Aliansi Rakyat terus menurun di tengah inflasi yang tinggi dan krisis biaya hidup.

Kilicdaroglu memimpin oposisi menuju kemenangan dalam pemilihan kota pada 2019, ketika kandidat walikotanya menggulingkan partai yang berkuasa dari kantor di Istanbul, kota terbesar Turki, dan di ibu kota, Ankara.

Aliansi partai-partai oposisi belum mengumumkan calon presidennya, meskipun Kilicdaroglu dan walikota Ankara dan Istanbul dipandang sebagai pesaing utama. (AN)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Pasukan Zionis Israel Tahan 690 Warga Palestina Pada Bulan Mei
• Taliban Tangkap Model Terkenal Afghanistan Karena Menghina Al-Qur'an
• Israel Tekan Pemerintahan Presiden Biden Untuk Hapus Spyware Pegasus Dari Daftar Hitam AS
• Junta Myanmar Gunakan Kartu Identitas Untuk Lakukan Genosida Terhadap Muslim Rohingya
• Jerman Tidak Akan Mengakui Taliban Sebagai Penguasa Sah Afghanistan
• Jajak Pendapat: 7 Dari 10 Muslim Inggris Alami Islamofobia Di Tempat Kerja
• Laporan PBB: 'Mengakhiri Pendudukan Israel' Adalah Kunci Untuk Menghentikan Kekerasan
• India Hadapi Kejatuhan Diplomatik Atas Pernyataan Yang Menghina Nabi Muhammad